Berita Nasional


 

Laskar Merah Putih Siap Berunding dengan Kedubes Somalia atas Keselamatan ABK Indonesia

KOPI, Jakarta - LMP siap berunding dengan Kedubes Somalia dalam penyelesaian keselamatan  ABK Indonesia yang disandera oleh Kapal Somalia yang akhir-akhir ini semakin menggila minta tebusan, tak tanggung-tanggung mencapai US$ 9 juta.
Selain program dari Laskar Merah Putih (LMP) dalam meningkatkan ekonomi rakyat, pangan, pendidikan, dan kesehatan. Dari sisi lain ketua umum (ketum) LMP Neneng A Tuty, SH mengatakan mengenai isu yang berkembang saat ini Anak Buah Kapal (ABK) yang disandera pembajak Somalia, LMP sesegera mungkin membantu pemerintah dengan menghubungi kepada pihak keluarga dan menulis surat tanya-jawab kepada kedutaan besar Somalia.
"LMP sudah siap membangunan sayap mencapai go internasional, seperti dalam waktu dekat bekerjasama dengan kedutaan Maroko dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, jadi LMP adalah organisasi yang internasional, isu-isu internasional LMP siap untuk berunding," kata Neneng dalam Konferensi Pers di Acara Pelantikan Kepengurusan LMP periode 2011-2016 di Wisma Maluku, Jakarta, kemarin, Jumat (15/4/2011).
Sekretaris Jenderal LMP menambahkan, perilaku dari pembajak kapal Somalia merupakan "tragedi" di tengah negara Somalia mengalami krisis ekonomi dan politik. Kami dari LMP memantau kasus ini, kita sangat berharap pemeritah melakukan aksi-aksi  nyata, memberikan amanat dan kebijakan penuh kepada pemerintah. Yang bisa dilakukan LMP men-support terutama dari pihak internal.
“Saya tertarik bergabung dengan organisasi LMP ini, karena adanya keperdulian terhadap NKRI, “kata artis Jane Salimar yang ambil bagian sebagai pembawa acara deklarasi LMP tersebut.

Anak Buah Kapal (ABK) yang 20 itu adalah juga pejuang-pejuang Indonesia yang harus diselamatkan, mereka membawa kapal kargo bermuatan Nikel milik BUMN kita di bawah bendera PT. Aneka Tambang dengan aset negara senilai 5 triliun.
"Kami berharap, pihak maskapai aktif secara legal maupun financial berusaha semaksimal mungkin, karena pada prinsipnya LMP tidak akan menyerah pada terorisme dari pembajakan," imbuh Sekjen dari  Laskar Merah Putih dengan dewan pembina Tommy Suharto menjelaskan.
Wakil Pembina LMP, Letnan Jenderal (Purn) Suady Marrasabesy juga menegaskan, kita  perlu memahami langkah pemerintah, kita tidak tahu apa sebenarnya terjadi, pemerintah memiliki berbagai komponen. Kita harus percaya pemerintah, karena itu merupakan kekuatan. "Saya harap semua komponen bersatu di belakang pemerintah dengan sebaik-baiknya demi keselamatan ABK kita." ujarnya.
"LMP berharap dari media agar apa yang terjadi, disikapi dengan pemikiran-pemikiran rasional," kata Suady bersahabat.


Comments
Add New

Write comment
Name:
Email:
 
Title:
 

3.26 Copyright (C) 2008 Compojoom.com / Copyright (C) 2007 Alain Georgette / Copyright (C) 2006 Frantisek Hliva. All rights reserved."

Next >

Wartawan Online Jangan Mau Diperalat

KOPI, PALANGKA RAYA – Wartawan Media Online diingatkan agar tidak terjebak dalam kemajuan tekhnologi dunia maya, sehingga dapat dijadikan alat untuk tujuan tertentu.
Internet hanya alat, wartawan jangan mau diperalat,” kata Priyambodo RH, Ketua Bidang Multimedia PWI Pusat di depan peserta Safari Jurnalistik Sesi II Regional Kalimantan bertempat di Hotel Barito Sweet Shinta, Palangka Raya, Selasa (5/4) pagi.
Priyambodo yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Pers Dr Soetomo (LPDS) mengatakan, meski menggunakan ranah dunia maya yang serba terbuka bukan berarti kebebasan informasi di internet tanpa batas.Media online tetap terikat pada ‘ranjau’ konten digital.Seperti tuntutan hukum, ketentuan hukum yang menyangkut jurnalis dan perusahaan media massa yang menerapkan kinerja lintas negara , ketentuan pajak dan proses transaksi jual beli hak cipta atas berita.
Ia mengatakan, setiap jenis media memiliki karakter tersendiri dalam menghasilkan isi berita (konten), baik media cetak, elektronik maupun multi media (online).Tapi hal terpenting adalah nilai dari makna berita(konteks) dari media yang bersangkutan.
Karakter multimedia massa lebih spesifik, wartawan online harus dapat memikirkan berbagai tingkatan sekaligus, seperti kata, gagasan, susunan berita dan desain.Kemudian interaktif, audio, video, foto dan penilaian berita.
“Televisi menyajikan tentang cara mempertontonkan berita, media cetak lebih banyak menceritakan dan menjelaskan, sedangkan media online mempertontonkan, menceritakan, memperagakan sekaligus berinteraksi,” jelas redaktur Antara Multimedia Gateway itu.
Safari Jurnalistik Sesi II Regional Kalimantan yang berlangsung sehari tersebut diikuti tak kurang dari 50 wartawan pengurus PWI Cabang Se- Kalimantan dan pengurus PWI Perwakilan se Kalimantan Tengah. Peserta mendapatkan pembekalan materi jurnalistik yang disampaikan oleh praktisi pers nasional, seperti Marah Sakti Siregar, Hendri Ch. Bangun, Priyambodo RH dan E Soebekti.

Comments
Add New

==========================================

Potret Tari Malaka Rajai Lomba Photography SIMFEST 2010

KOPI, Sawahlunto - Akhirnya pemenang lomba Fhotography pada ajang Sawahlunto International Multicultural Festival (SIMFEST) 2010 Desember lalu diumumkan juga. Seorang pemuda asal Bukittinggi M.Ridwan atau yang beken dengan nama Didot di dunia maya berhasil menggondol juara pertama.
Dengan mengangkat tema Tarian Negeri Melaka, foto karya M. Ridwan, ini dianggap layak oleh dewan juri mengungguli ratusan karya fotographer lainnya. Bahkan tak hanya juara pertama, naluri seninya juga berhasil mengabadikan prosesi adat makan bajamba yang dinilai juri layak dinobatkan sebagai juara favorit.
Anak muda yang sedang menggali ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas ini mengaku mulai tertarik dengan dunia Fotography sejak tahun 2006. Bersama rekan-rekannya di komunitas Minangkabau Photograhers ia mendalami dunia seni fotography yang akhirnya membawa langkahnya memenangkan beberapa lomba fotography di Sumatera Barat antara lain lomba Fhotography Semen Padang dan Lomba Photograhy Batusangkar dan terakhir lomba Fotography Multietnik Sawahlunto.
M.Ridwan yang ditemui pewarta sesaat setelah menerima sertifikat penghargaan yang diserahkan langsung oleh Walikota Sawahlunto Ir. H. Amran Nur (3/3) dengan rendah hati ia mengatakan, ”yang paling membahagiakan adalah penghargaan dan apresiasi terhadap karya saya, kalau soal nominal hadiah itu untuk investasi membahagiakan orang tua. Tanpa dukungan mereka saya tidak akan bisa seperti saat ini”.
Ketika menjawab pertanyaan pewarta KOPI tentang kesannya terhadap Sawahlunto, M.Ridwan yang saat itu ditemani oleh dua orang sahabatnya spontan bersama-sama mengacungkan jempol seraya berujar, “Sangat berkesan!”.
“Berada di Sawahlunto saya merasakan suasana yang berbeda dari daerah lain di Sumatera Barat, serasa di Jawa,” ujarnya dengan senyum penuh semangat.
“Terlebih lagi, cuma di Sawahlunto saya bisa melihat ada lomba pacu anjing, sangat unik tak ada di daerah lain,” ungkapnya dengan disambut anggukan setuju kedua orang sahabatnya. (Eraflah)

 

=======================================

Diskusi “The Indonesian Forum Seri 5” Usung Tema Capres Independen

KOPI, The Indonesian Institute mengadakan Diskusi “The Indonesia Forum Seri 5” dengan tema “Kontroversi Capres Independen dan Amandemen Konstitusi” pada tanggal 6 April 2011. Diskusi ini merupakan kegiatan rutin pada Minggu ke I & III yang bertempat di Gedung Indonesian Institute, Jakarta Pusat.
Beberapa tokoh yang hadir sebagai pengantar diskusi antara lain:
1. Laode Ida, Wakil Ketua DPD-RI
2. Lukman Hakim Saifudin, Wakil Ketua MPR-RI
3. Hanta Yuda AR, Peneliti Bidang Politik The Indonesian Institute (Penulis buku “Presidensialisme Setengah Hati”)
Dan sebagai Moderator adalah : Abd.Rohim Gazali, Dewan Penasehat The Indonesian Institute.
Di awal pembahasan, moderator mengungkapkan bahwa : Wacana tentang calon Presiden Indonesia sudah mengemuka sejak Pemilu 2004, namun konstitusi kita hingga sekarang belum memungkinkan adanya Capres Independen. Namun kemudia pada perkembangannya , MA menyatakan bahwa Capres Independen dimungkinkan. Pada prakteknya, sebetulnya calon-calon Presiden yang muncul pun tidak sepenuhnya dari partai politik, namun tidak sedikit yang muncul dari luar Partai.
Selanjutnya dijabarkan pula materi pembahasan dengan fokus yang berbeda dari masing-masing pengantar Diskusi.
Salah satunya Lukman Hakim Saifudin mengemukakan bagaimana strategi untuk meng-golkan usulan Capres Independen, supaya lebih fokus dan tidak melebar ke mana-mana sehingga kehilangan fokus dan lepas dari kerangka waktu. Kita perlu meng-apresiasikan usulan dari DPD untuk mengajukan rancangan amandemen konstitusi yang memungkinkan calon perseorangan. Isu yang diangkat dalam rancangan amandemen ini tidak kurang dari 11 isu krusial. Namun tidak seluruhnya akan tercapai.
Mungkin bagi DPD dengan banyaknya isu-isu yang diangkat, akan banyak hal yang akan diterima. Namun kemungkinan penolakan juga akan besar, jadi sebetulnya peluangnya sama. Terkait keterbatasan waktu, hendaknya dikurangi pada isu-isu yang lebih fokus. Bila terlalu banyak isu yang ditebar, dikuatirkan akan mengaburkan isu yang lebih penting. Jadi sebaiknya ada yang dijadikan isu utama, yaitu pencalonan calon perseorangan, lalu isu lainnya tentang hubungan lembaga negara, kemudian ditambah isu sekunder lainnya.
Dari sisi waktu, kita jangan terperangkap pada wacana substansi, , tapi harus pula memperhatikan kerangka waktu, yaitu paling lambat akhir 2013 amandemen ini harus sudah selesai. Kerangka waktu ini perlu diperhatikan mengingat prosesnya akan panjang, belum lagi diperlukan pembahasan-pembahasan dan dengar pendapat. Akhir 2011 harus sudah tercapai dukungan dari 231 suara, dan akhir 2012 harus sudah masuk dalam tahap implementatif.
Lukman Hakim Saifudin juga mengungkapkan dua kendala substantif, yaitu : Konsep tentang calon perseorangan dan adanya kekhawatiran tentang banyaknya pencalonan perseorangan.
Dalam pembahasan berikutnya Hanta Yuda AR mengangkat pembahasan dengan fokus pada kata kunci “deparpolisasi”. Kajian meta analis The Indonesian Institute tentang 7 partai politik Indonesia, menunjukkan adanya kekecewaan masyarakat terhadap partai politik. Kita sadar bahwa partai politik adalah instrumen utama Demokratisasi. Namun dibukanya calon independen sebetulnya juga untuk menyehatkan kehidupan Demokrasi dan Partai Politik. Deparpolisasi ini sebetulnya adalah : kita ingin membenahi partai. Jadi situasinya kita “membenci” partai, tapi “rindu” untuk kondisi partai politik yang sehat.
Dalam forum diskusi, Moderator menggaris bawahi bahwa Capres Independen sebetulnya tidak bermasalah dengan Deparpolisasi. Kekhawatiran calon Independen juga sebetulnya tidak bermasalah dengan : Apakah akan diganggu oleh Parlemen, apabila calon Independen tersebut memiliki kemampuan manajerial. Juga tidak akan bermasalah apabila ada pembenahan sistem Presidensial.
Dalam forum diskusi tersebut juga menghadirkan Fadjroel Rahman. Mengenai hasil forum diskusi tersebut dapat di akses secara lengkap di http://www.theindonesianinstitute.com/in…
Sumber : “The Indonesian Forum yang diselenggarakan oleh The Indonesian Institute”

 

========================================

Putra Kota Padang Panjang Raih Medali Emas

KOPI, Agus Ari Kusuma (Ari) seorang Putra Kota Padang Panjang kembali menunjukkan prestasinya di tingkat Nasional dengan meraih medali Emas, pada Kejuaraan Atletik Junior dan Remaja Tingkat Nasional l yang diselenggarakan pada tanggal 7 April 2011 di Gelora Senayan Madya Jakarta. Kejuaraan ini di ikuti 550 atlet, berlaga dalam 70 nomor pertandingan. Medali ini di peroleh pada cabang Lari Gawang 110 m dengan catatan wakti 14.92 detik. diantara 550 atlet, pada 70 nomor pertandingan.
Keberhasilan ini tentunya di peroleh dari hasil ketekunan, kesungguhan dalam prosesnya sebagai siswa di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (BPLP) Padang.
Ari Kusuma mengawali prestasinya di bidang Atletik sejak sekolah Dasar dengan unjuk prestasinya di tingkat Nasional dan akhirnya mendapatkan kesempatan dari Propinsi Sumatera Barat untuk bergabung bersama teman teman nya yang juga berprestasi baik se Sumatera BArat pada satu wadah Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (BPLP) Padang.
Beberapa Prestasi juga telah dipegang Ari di tingkat Nasional, seperti pemegang medali Perak kejuaraan Atletik BPLP se Indonesia di Maluku tahun 2010. dan pada kesempatan ini dapat meningkatkan prestasinya sebagai pemegang medali emas setelah mengungguli rivalnya dari Jawa Barat dan Bangka Belitung.
Kemenangan ini mengobati sedikit kekecewaanya karena cabang olah raga yang di tekuninya tidak dipertandingkan  pada pelaksanaan Porprov Sumbar lalu, sehingga meng haruskan Ari turun di nomor yang bukan specialisasinya.
Apapun yang lainnhya yang jelas Agus Ari Kusuma (Ari) telah membuat nama Sumatera Barat Berada di Puncak tangga Medali Emas, putra Kota Padang Panjang pada Kejuaraan Atletik Junior dan Remaja Tingkat Nasional  Jakarta. dan telah membawa Bendera Sumatera Barat berada di tiang tertinggi dan Medali paling di incar seluruh atlet. Dan itu semuanya tentu membuat kota Padang Panjang pantas bangga karena Tidak sia sia Padang Panjang melepas jagoannya untuk di gembleng di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (BPLP) Padang ini.
Dari hasil Prestasi ini Ari tengah menunggu konfirmasi lanjutan, semoga Ari berkesempatan untuk mengikuti kejuaraan Asian Junior Atletik yang direncanakan diselenggarakan di Singapura (jadwal belum terkonfirmasi).
Tekun, Enjoi, dalam  latihan serta dukungan dari orang tua dan orang dekat dengan nya, Membuat tumbuh dan berkembangnya kepercayaan diri Ari untuk fokus dan sungguh-sungguh dalam mewujudkan prestasi dan impiannya.
Dalam Kejuaraan Atletik Remaja Tingkat Nasional ini, Ari bersama dengan 16 orang temannya ddari Sumatera Barat dengan di sertai Bapak Otong Wijaya (dari BPLP) dan juga dari Dinas Pemuda Olahraga Propinsi (ibu Ita).kembali dengan membawa bukti. dan Pantas mendapat apresiasi dari kita semua.
Semoga kemenangan ini akan mengantarkan Ari ke jenjang prestasi berikutnya sekaligus dapat menyemangati teman teman dan generasi muda untuk mengharumkan nama negeri.
(Syahrial, 8 April 2011)

=========================================

Tentara Bukan Musuh Rakyat

KOPI, Adanya kejadian menimpa seorang warga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu yang dianiaya oleh sekawanan anggota TNI AD dari Kompi C 623 Batulicin beberapa waktu lalu, membuat banyak pihak yang mengetahuinya menjadi terperangah. Ada apa kok mereka yang semestinya mengayomi warga justru malah sebaliknya bertindak diluar koridor hukum ?

Banyak pihak sangat menyesalkan tindakan yang jauh dari terpuji tersebut. Tindakan mereka itu menimbulkan sebuah tanda Tanya besar di benak setiap orang yang anti tindak kekerasan oleh alat Negara. Sebegitu besarkah tingkat kesalahan seorang warga hingga sampai sekawanan anggota tentara berpakaian lapangan lengkap dengan menenteng senjata, menggedor beberapa rumah warga mencari seseorang yang seolah-olah memiliki kesalahan besar seperti musuh Negara yang pantas dibasmi (?) Tak habis pikir memang bila kita memunculkan banyak pertanyaan, yang kemungkinan jawabannya pun dipastikan sangat panjang.
Ada gejala apa sebenarnya yang sedang menghinggapi para oknum alat pertahanan Negara itu? Apakah karena faktor kebosanan mereka yang terlalu banyak berada di markas, sedangkan mereka dibentuk dan dipersiapkan untuk bertempur di medan perang ? Atau ada faktor lain yang menyangkut prestise sebagai alat Negara yang merasa memiliki superior diantara banyak alat Negara lainnya ? Pertanyaan ini sah-sah saja bila muncul dari setiap warga di negeri ini, karena pada kenyataannya seluruh alat maupun aparatur Negara itu mendapatkan legitimasi oleh rakyat melalui aturan perundang-undangan yang mengesahkannya.
Tak jarang muncul opini yang bila dicerna memang betul sesuai faktanya. “Para tentara dan polisi itu dilegitimasi oleh rakyat, diberikan seragam dan dipersenjatai, kemudian digaji dari uang rakyat, sehingga jangan sampai mereka memusuhi rakyat.” Khususnya tentara, institusi ini selalu mengklaim bahwa mereka berasal dari rakyat, bagian dari rakyat, atau tentara rakyat. Bila ada diantara mereka yang kemudian memperlakukan rakyat seperti musuh di medan perang ? Jawaban yang pasti muncul dari pihak mereka sebagai apologis adalah, “mereka yang bertindak begitu adalah oknum, bukan mewakili semua perilaku individu.” Mudah menjawabnya, tapi pasti tak akan memuaskan semua pihak. Bila sudah demikian maka institusi yang tercemar itu dipastikan akan melakukan berbagai upaya dan cara agar kembali mendapatkan simpati rakyat. Padahal yang paling penting adalah bagaimana setiap orang siapapun dia agar mampu bersikap dan bertindak “memanusiakan manusia, atau mengorangkan orang.”
Semoga ke depan tak terdengar lagi alat maupun aparat Negara yang dengan semena-mena memperlakukan rakyat seperti musuh. Kalaupun rakyat yang salah, sudah ada hukum yang mengatur dan memperlakukan setiap orang di negeri ini yang hak dan kewajibannya sama.


================================================
Alumi MAN Koto Baru Padang Panjang Teperangkap Di Mesir

Demonstrasi antipemerintah di Mesir terus berlangsung. Aksi demo besar-besaran itu kini telah menginjak hari ke-16. Para demonstran terus membanjiri Lapangan Tahrir di Kairo untuk menuntut pengunduran diri Presiden Hosni Mubarak. Demikian seperti diberitakan media Press TV, Rabu (9/2/2011).

MOPI, PADANG PANJANG- Kini, Hamad Zaki (19) salah satu mahasiswa dari Indonesia asal Kota Padangpanjang , anak ketiga dari lima bersaudara pasangan Drs. Asril Anuar & Dra. Sumiarti sampai berita ini diturunkan masih terperangkap di Mesir.
Menurut keterangan Ayah Zaki, Asril Anuar Rabu (9/2) pada www.pewarta-indonesia.com , menjelaskan, kondisi anaknya sampai saat ini masih belum bisa dilakukan evakuasi bersama 19 orang temannya. Pasalnya, Zaki dan 19 orang temannya baru tahun pertama kuliah di Mesir dan masih memakai visa pelancong (Touris). Namun visa tersebut Januari lalu sudah habis masa berlakunya dan sedang dalam proses perpanjangan, kata Asril.
Zaki dengan 19 orang temannya yang sama-sama berangkat dari Padangpanjang menambah ilmu diperguruan tinggi disalah satu Universitas di Mesir, kini mereka terperangkap dan tidak bisa pulang ketanah air tepatnya di Padangpanjang Sumatera Barat.
Ayah Zaki, Asril Anuar kepada KOPI mengatakan, “Ibu Zaki saat ini sudah mulai gelisah, karena sudah hari ke 16 rakyat Mesir bergejolak, namun seperti tidak ada kepastian dari pemerintah baik pusat maupun daerah untuk melakukan evakuasi terhadap Zaki dan 19 orang temannya. Sebab, sampai saat ini melalui pemberitaan dibeberapa media baik elektronik maupun media cetak yang tidak luput dari pantauan kedua orang tua Zaki, “Situasi pemerintahan di Mesir belum ada kejalasan” katanya.
Bahkan terakhir Asril menelpfon anaknya Zaki Selasa (8/9). “Situasi di Mesir saat ini dijaga ketat oleh tentara. Dalam jarak 50 m kita diperiksa, apa lagi kita sebagai warga Negara asing, jadi sulit untuk keluar dari asrama membeli bahan makanan (sembako)” kata anaknya menjawab. Sedangkan bekal kami saat ini sudah mulai menipis, kata Zaki kepada Ayahnya.
Zaki dan 19 Orang temannya kini terperangkap di Asrama Mahasiswa Minang yang tidak jauh dari kampusnya dan terletak di pusat kota Kairo.
Keluarga Zaki yang sekaligus mewakili 19 orang temannya dengan penuh harapan melalui www.pewarta-indonesia.com ini berharap kepada pemerintah Indonesia agar segera melakukan evakuasi terhadap ke 19 orang anak ini.
Tentang visa Mahasiswa yang telah habis masa berlakunya Asril berharap, “Kami sangat berharap kepada pemerintah Indonesia maupun pemerintah di Mesir memberikan solusi dan kemudahan dalam proses pengurusan visa kepada mereka. Begitu juga jaminan keamanan dan kebutuhan sembako. Sebab, meskipun mereka masih mempunyai uang untuk membeli bekal makanan, tapi dengan ketatnya penjagaan di setiap simpang tentu mereka bakal ditangkap ketika terjadi pemeriksaan sebagai Warga Negara Asing yang visanya sudah habis masanya berlakunya sekalipun mereka itu Mahasiswa, kecuali ada pihak keaman yang mengawal mereka, hal ini jelas harus disikapi dengan segera dan serius oleh pemerintah kita,” kata Asril berharap. (ce)

Top of Form