Opini

RI – Maroko : Orang Asing, Sahabat dan Saudara (53/M)

KOPI, Perkembangan kehidupan secara global dalam semua aspek mendorong negara-negara yang ada di dunia untuk berkembang. Perkembangan suatu negara tidak terlepas dari hubungan suatu negara dengan negara lainnya. Demikian halnya dengan Indonesia dan Maroko. Maroko sebagai sebuah negara kerajaan yang dikenal dengan sebutan ‘Matahari Terbenam’ merupakan negara yang memiliki kontribusi besar dalam perkembangan Indonesia dan begitupun sebaliknya. Selama 51 tahun sejak 1960 RI – Maroko telah menjalin kerjasama dalam berbagai bidang. Hubungan kedua negara tidak hanya sebatas hubungan diplomatik saja, tetapi seperti hubungan saudara. ‘Orang Asing, Sahabat dan Saudara’ dapat menjadi gambaran hubungan RI dengan Maroko. Berawal sebagai orang asing, Ibnu Battutah melangkahkan kaki ke Indonesia yang kemudian membuka jalan bagi Maroko untuk bekerjasama dengan Indonesia. Ini dibuktikan ketika Maroko mengikuti Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 di Bandung yang akhirnya dibalas dengan kunjungan Presiden Soekarno ke Rabat. Kedua peristiwa inipun menjadi awal hubungan kedua negara secara resmi yang ditandai dengan diabadikannya nama Presiden Soekarno sebagai nama jalan di Rabat dan nama Casablanca sebagai nama jalan di Jakarta.
Tahun demi tahun hubungan RI – Maroko mengalami perkembangan yang semakin baik. Ini dibuktikan dari berbagai kerjasama yang dilakukan kedua negara di berbagai bidang. Dalam bidang pendidikan, ada berbagai beasiswa yang diberikan pemerintah Maroko kepada mahasiswa Indonesia. Selain itu, kerjasama beberapa universitas Indonesia dengan beberapa universitas Maroko semakin dikembangkan serta adanya kerjasama pertukaran tenaga pendidik dan peneliti Indonesia dengan Maroko. Bahkan pada tahun 2010, kedua negara telah membahas kemungkinan adanya sister-university antara Indonesia dan Maroko serta menghadirkan tokoh-tokoh pendidikan dan pemikir Indonesia di Maroko.
Dalam bidang kebudayaan dan pariwisata, RI – Maroko terus membangun hubungan kerjasama melalui berbagai pementasan dan pegelaran seni dan budaya baik di Indonesia maupun di Maroko. Salah satu kegiatan yang sangat menyita perhatian adalah "12éme Festival internationale du Theatre Jeune Public" dimana Indonesia memperkenalkan cerita rakyat ’Ande Ande Lumut’. Bahkan pegelaran kebudayaan dan promosi pariwisata terus dilakukan kedua negara setiap tahunnya untuk menjadi sarana bagi masyarakat untuk mencintai kebudayaan dan pariwisata yang ada di kedua negara.
Dalam bidang ekonomi dan perdagangan, kerjasama antara Indonesia dan Maroko terus dikembangkan dalam bidang ekspor dan import. Saat ini, kegiatan perdagangan kedua negara berjalan dua arah. Untuk mengoptimalkan kerjasama dalam bidang ekonomi dan perdagangan, maka kedua negara sepakat untuk mendorong pelaksanaan WIEF (World Islamic Economic Forum) yang akan dilaksanakan bulan Juni mendatang untuk ketujuh kalinya. Tentunya kerjasama ini harus didukung dengan keadaan ekonomi dari negara masing-masing. Indonesia dan Maroko merupakan dua negara yang tidak terlalu besar mengalami dampak krisis global sehingga perekonomian kedua negara mengalami peningkatan.
Dalam bidang agama, Indonesia yang dikenal sebagai negara Islam terbesar menjadi inspirasi dan panutan bagi Maroko. Maroko dan Indonesia secara bersama-sama mengembangkan kehidupan islam yang moderat termasuk didalamnya unsur demokratis. Selain itu, menurut Wakil Menteri Luar Negeri Maroko Latifa Akherbach dalam acara 50 tahun RI – Maroko bahwa Indonesia sebagai negara islam dapat berjalan beriringan.
Dalam bidang pertanian, Indonesia mengadakan kerjasama dalam hal penelitian. Tindak lanjut kerjasama tersebut tampak pada kegiatan kunjungan Tim Pertukaran Ilmiah Badan Litbang Pertanian di Intitute National de la Recherce Agronomique (INRA) pada tahun 2010 yang lalu untuk mempelajari tentang berbagai hal seperti ketahanan pangan, manajemen air, pengembangan varietas gandum, dan lainnya. Kerjasama ini akan diperkuat dengan adanya penandatanganan nota kesepahaman antara Indonesia dengan Maroko dalam Sidang Kerja Bersama (SKB) II tahun 2011 di Jakarta.
Dalam bidang pertahanan negara, kerjasama kedua negara perlu dibangun. Ini merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk dilakukan. Walaupun demikian, Maroko telah berkontribusi terhadap Indonesia dalam penyelesaian kasus teroris pada tahun 2010 dengan tertangkapnya teroris yang diduga berkaitan dengan kasus terorisme di Indonesia. Selain di berbagai bidang diatas, tentu masih banyak lagi kerjasama yang telah dilakukan kedua negara.
Beranjak dari sejarah dan keadaan saat ini antara Indonesia dan Maroko, menjadi pertanyaan besar bagi kita tentang bagaimana hubungan Indonesia dan Maroko kedepannya? Apabila sampai saat ini hubungan kedua negara ibarat sahabat maka haruslah kedepannya akan menjadi saudara. Ya, itulah harapan kedua negara. Tidak hanya menjalin kerjasama dalam berbagai bidang, tetapi hubungan kedua negara diharapkan menjadi semakin dekat secara emosional antar kedua warga negara. Perkembangan hubungan kerjasama yang lebih baik tentunya tidak terlepas dari peran serta pemerintah dan masyrakat. Dukungan dan kontribusi positif sangat dibutuhkan. Masyarakat diharapkan dapat aktif dan proaktif dalam pengembangan kerjasama yang dimaksud.
Kontribusi pemerintah sangat dibutuhkan dalam hal peningkatan kerjasama kedua negara. Pemerintah merupakan pengambil keputusan dalam pelaksanaan kerjasama ini. Pemerintah sebagai wakil masyarakat harus mampu menyuarakan aspirasi bangsa ini untuk perkembangan hubungan kerjasama kedua negara. Beberapa kebijakan pemerintah yang menyangkut dengan hubungan diplomatik perlu diperhatikan agar tidak merugikan kedua negara. Selain itu, perlu adanya sikap dan tindak lanjut untuk beberapa perjanjian atau nota kesepahaman agar tidak hanya menjadi hiasan belaka tetapi dapat memberikan hasil yang maksimal. Dan juga, perlunya perhatian khusus terhadap beberapa bidang yang sangat potensial untuk dikembangkan di kedua negara, seperti pendidikan dan pertanian. Kerjasama di beberapa bidang yang belum sempat terjalin haruslah dibangun sejak dini. Apabila semuanya dilakukan, maka gambaran hubungan kerjasama Indonesia dan Maroko di masa mendatang pasti sangat baik dan melebihi yang diharapkan.
Hari ini lebih baik dari hari kemarin. Hari esok lebih baik dari hari ini. Inilah yang menjadi harapan dan haruslah menjadi kenyataan dalam hubungan kerjasama Indonesia – Maroko. Apabila hari kemarin sebagai orang asing, dan hari ini adalah sahabat maka hari esok haruslah menjadi saudara yang saling mendukung untuk perkembangan negara ke arah yang lebih baik.
Daftar Pustaka
Oktaviana Rina, Widyastutik, dan Novianti Tanti. Integrasi Perdagangan dan Dinamika Ekspor Indonesia Ke Timur Tengah (Studi Kasus : Turki, Tunisia, dan Maroko). IPB : Jurnal.
http://www.antaranews.com/berita/1293233386/ri-maroko-kerja-sama-penelitian-pertanian
http://beritasore.com/2010/04/21/kerja-sama-pendidikan-ri-dan-maroko/
http://www.intelijen.co.id/profil/1407-tosari-widjaja
http://www.jpnn.com/?mib=berita.detail&id=15380
http://m.rimanews.com/read/20100622/921/maroko-indonesiamewujudkan-islam-peradaban
http://www.ppimaroko.org/index.php?option=com_content&view=article&id=111:kerja-sama-pendidikan-indonesia-maroko-belum-optimal&catid=51:info-maroko&Itemid=83
http://www.ppimaroko.org/index.php?option=com_content&view=article&catid=51%3Ainfo-maroko&id=112%3Aberawal-dari-sejarah-indonesia-maroko&Itemid=83
http://www.ppimaroko.org/index.php?option=com_content&view=category&layout=blog&id=51&Itemid=83
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://zona-indonesia.net/ri-indonesia-offer-higher-education-cooperation-with-morocco/

Biodata Penulis
Nama : Justitia Stephanie Walewangko
Tempat/tanggal lahir : Kawangkoan, 10 Desember 1990
Universitas : Bina Nusantara, Jakarta
Alamat Universitas : Jl. K. H. Syahdan, No. 9, Palmerah Jakarta Barat 11480
Alamat Rumah : Kost Citra, Jl. Haji Senen No.5, Kemanggisan – Jakarta Barat
Nomor Telepon : 081311133415
E-mail : justitiastephanie@yahoo.comThis e-mail address is being protected from spambots, you need JavaScript enabled to view it atau tiatugas@gmail.comThis e-mail address is being protected from spambots, you need JavaScript enabled to view it
Facebook : Justitia Stephanie Walewangko
Twitter : @tiachitra

=============================================

Temukan Pengalaman Seru di Ocean Park Hongkong

KOPI, Jumlah wisatawan Indonesia yang mengunjungi Ocean Park Hong Kong diharapkan meningkat sebesar 15% tahun ini, lokasi wisata dimana pengunjung dapat bertemu dengan berbagai satwa laut di salah satu akuarium terbaik didunia dan menikmati sensasi seru yang dihadirkan oleh banyak wahana terbaru. Sebagai wujud apresiasi Ocean Park bagi para pengunjung dari Indonesia, tim manajemen Ocean Park berkunjung ke Jakarta untuk pertama kalinya dan menyelenggarakan acara makan siang bersama media lokal dan biro perjalanan untuk memperkenalkan atraksi terbaru mereka, termasuk Aqua City, zona baru bertema kelautan di Ocean Park ; Flash, wahana menegangkan berbentuk pendulum yang melawan gaya-gravitasi dengan akselerasi hingga 4,0G; dan banyak lagi. Dengan semakin banyaknya pilihan penerbangan, harga terjangkau dan penghapusan fiskal, banyak keluarga Indonesia yang akan menghabiskan liburan musim panas mereka di Hongkong dan menjadi salah satu yang pertama di dunia untuk mengunjungi The Rainforest- zona hutan hujan Amazon terbaru yang menampilkan berbagai satwa eksotis dan wahana arung jeram terbaru, serta acara tahunan Summer Splash yang menyajikan pertunjukan High Dive dan tempat bermain air yang menyenangkan.
Paulus Pei, Executive Director, Sales and Marketing of Ocean Park mengatakan, “Kami telah menerima peningkatan jumlah tamu dari Indonesia sebagaimana Hong Kong pun telah menyambut peningkatan jumlah pengunjung dari Indonesia sebesar 28% tahun lalu dan tetap berada di jajaran lima kota tujuan wisata utama bagi wisatawan Indonesia. Kami mengharapkan tren ini untuk terus berlanjut dan kami sangat senang untuk melakukan kunjungan pertama kami ke Indonesia untuk memperkenalkan berbagai atraksi terbaru dari Ocean Park. Ocean Park menawarkan kombinasi yang unik dari atraksi berbagai satwa kelas dunia dalam lingkungan ekologi yang berbeda dan wahana seru untuk berbagai usia. Itu sebabnya dikatakan : Anda belum pernah ke Hong Kong sampai anda sudah pernah ke Ocean park!”
Sebagai tanda terima kasih atas dukungan yang semakin besar dari pengunjung asal Indonesia, penawaran promosi khusus akan diluncurkan musim panas ini, ditujukan bagi pengunjung asal Indonesia, termasuk beli satu gratis satu tur satwa dibalik layar, beli satu gratis satu untuk produk ritel pilihan, dan gratis kombo makan anak untuk setiap pembelian dua makanan utama di restoran Bayview atau Panda Café.
Aqua city sebuah atraksi bertema laut baru dengan wilayah penuh kegembiraan, yang menghadirkan Grand Aquarium, pertunjukkan malam hari Symbio!, kawasan belanja tematik seluas lebih dari 1.390 meter persegi, dan tiga gerai makan yang berbeda. Grand Aquarium menawarkan salah satu tank terbesar didunia berukuran 5.200 meter kubik, kubah akuarium terbesar di dunia dengan diameter 5,5 meter, dan salah satu panel terbesar di dunia melihat panorama akuarium, memberikan tamu pemandangan menakjubkan yang menampilkan lebih dari 5.000 ikan dari 400 spesies yang berbeda.
Panorama kehidupan laut juga tersedia untuk tamu Neptune’s Restaurant, pertama dan satu-satunya fine dining di Hong Kong yang berada di dalam akuarium. Para pengunjung Ocean Park juga tentu tidak akan melewatkan pertunjukkan malam hari Symbio! Yang menampilkan sebuah kisah kuno tentang hubungan simbiotik antara manusia dan bumi yang diceritakan melaui air dengan efek api khusus dan pada layar air 360-derajat pertama didunia. Musik latar dari pertunjukkan ini diciptakan oleh Peter Lehman, composer, sound-designer dan mixer pemenang Oscar.
Terletak di lereng bukit yang indah menghadap ke Laut Cina Selatan, Ocean Park sudah memikat lebih dari 100 juta tamu dengan hiburan, pelestarian alam dan persembahan bagi dunia pendidikan sejak didirikan 34 tahun yang lalu. Pada 2010, TEH / ERA Theme Park Attendance Report menobatkan Ocean Park di kedudukan nomor satu di China, nomor lima di Asia, dan nomor 14 di dunia untuk jumlah kehadiran pengunjung per tahun. Ocean Park baru-baru ini memecahkan rekor kehadiran pengunjung tahunan lagi, di tahun 2010 jumlah pengunjung Ocean Park telah melampaui 5,1 juta orang pada tahun tersebut yang didukung oleh berbagai atraksi baru dibawah rencana pembangunan kembali senilai 750 juta dolar AS dengan presentasi musiman yang selalu kreatif.
Direncanakan akan dibuka pada bulan Juni, The Rainforest, kawasan tematik lain di bawah rencana pembangunan kembali. Dirancang untuk menyajikan tatanan serupa hutan Amazon, The Rainforest akan menampilkan berbagai binatang tropis yang eksotis seperti monyet terkecil di dunia, kumbang terkuat, hewan pengerat terbesar, burung toucan terbesar dan berbagai jenis ikan air tawar. Semua satwa ini hadir sebagai duta konservasi untuk melakukan advokasi pelestarian hutan hujan dan keanekaragaman hayati. Para tamu juga akan dapat menikmati wahana arung jeram di The Rapids, sebuah petualangan mendebarkan menumpangi rakit melalui The Rainforest.
Paulus Pei berkata, ”Pembukaan atraksi terbaru Aqua City baru-baru ini diliput secara luas oleh media cetak dan online Indonesia sebagai suatu acara menarik di tingkat regional dan global. Dengan demikian kami senang untuk berbagi kegembiraan menyambut hadirnya The Rainforest sebagai bagian dari presentasi tahunan Summer Splash kami yang akan menjadi momentum besar untuk berlibur dengan keluarga di seluruh wilayah Asia. Kami mengajak teman-teman dari Indonesia untuk merencanakan liburan musim panas ini di Hong Kong sehingga mereka dapat menjadi yang pertama di dunia untuk bertemu berbagai satwa eksotis dan menikmati perjalanan sepanjang The Rapids. Dengan misi Ocean Park untuk menghubungkan orang-orang dengan alam dan untuk memberikan pengalaman berkesan yang menggabungkan hiburan, pelestarian alam dan pendidikan untuk tamu kami, kami yakin anda akan mengalami kunjungan yang menyenangkan dan berkesan, dan saya berharap dapat menyambut anda di Ocean Park musim panas ini.
Mengenai Ocean Park
Ocean Park adalah taman tematik unik asli Hong Kong dengan keistimewaan yang menghadirkan kesan dan kegembiraan untuk keluarga. Sejak dibuka pada bulan Januari 1977 sebagai organisasi non-profit, Ocean Park telah mengembangkan dirinya untuk menjadi daya tarik kelas dunia yang menghubungkan orang-orang dengan alam, dan diakui untuk budidaya sekaligus penelitian satwa dan hubungan baik dengan masyarakat. Lebih dari 100 juta orang telah mengunjungi taman utama Hong Kong ini sejak awal pembukaanya dan Ocean Park tetap berpegang pada komitmennya untuk menghadirkan kombinasi hiburan, pendidikan dan pelestarian alam bagi orang dewasa dan anak-anak. Sebagian hasil dari penjualan tiket masuk Ocean Park dan beberapa benda ritel akan di sumbangkan ke Yayasan Pelestarian Ocean Park, Hong Kong untuk mendukung proyek konservasi satwa liar nya.
Ocean Park : Memberikan kembali Kepada Masyarakat
Sebagai tamannya rakyat Hong Kong, Ocean Park telah meluncurkan berbagai inisiatif bagi komunitas untuk memungkinkan semua lapisan masyarakat Hong Kong untuk menikmati persembahan taman ini. Inisiatif ini meliputi :
1. Masuk konsesi bagi warga Hong Kong pada hari ulang tahun mereka, penduduk Hong Kong berusia 65 tahun ke atas, dan pemegang Kartu Penyandang Cacat.
2. Masuk di sponsori untuk individu dan anggota keluarga yang menerima bantuan dari Comprehensive Social Security Assistance (CSSA) dan anggota organisasi Departemen Sosial & Kesejahteraan. Ocean Park juga memberikan sumbangan untuk organisasi amal, menawarkan tarif khusus untuk wisata sekolah dan menjadi ujung tombak banyak proyek kepedulian komunitas lainnya. Selama tahun fiscal 2009-2010, Ocean Park menjalankan 13 program kepedulian social, dengan lebih dari 350.000 penerima manfaat dan nilai agregat untuk masyarakat setara 85.000.000 dolar Hong Kong.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi;
Weber Shandwick : Gracia Cassandra, Telp. (021) 5292 1881, email: gcassandra@webershandwick.comThis e-mail address is being protected from spambots, you need JavaScript enabled to view it
Ocean Park : Una Lau, telp.(852) 3923-2601, email: una.lau@oceanpark.com.hkThis e-mail address is being protected from spambots, you need JavaScript enabled to view it
Michelle Lau, Telp.(852) 3923-2554, Email: michelle.lau@oceanpark.com.hkThis e-mail address is being protected from spambots, you need JavaScript enabled to view it

Comments
Add New

 

Stasiun Kereta Api Padangpanjang

KOPI“Hiduik sagan mati indak namuah” Begitulah ungkapan salah seorang warga Padangpanjang mengenai keberadaan Stasiun Kereta Api Padangpanjang pada saat ini.
Ungkapan yang di lontarkan oleh salah seorang warga Kota Padangpanjang yang sering melewati Stasiun Kereta Api ketika beraktifitas, memang sesuai dengan realitanya pada saat ini. Stasiun Kereta Api Padangpanjang yang dulunya sangat sibuk karena merupakan jalur strategis dan perlintasan Kereta Api dari Padang ke Solok dan Sawahlunto atau dari Padang ke Bukittinggi dan Payakumbuh, sekarang sepi seperti terlupakan zaman.
Menurut Kepala Dipo Lokomotif Padangpanjang, A. SY. NURDIN (Pak Datuak), Stasiun Kereta Api Padangpanjang di bangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1889 M karena di bukanya jalur Kereta Api menuju Bukittinggi dan Payakumbuh. Pada awalnya bangunan stasiun berarsitektur Belanda, kemudian pada tahun 1986 M atap stasiun bagian depan (peron terbuka) diganti dengan atap bergonjong karena arsitektur lama sudah banyak yang keropos dimakan usia. Stasiun Kereta Api Padangpanjang adalah stasiun yang terbesar di Sumatera Barat karena terdapatnya simpur simpang, pertama simpur simpang menuju sawahlunto untuk tambang batu bara, kedua simpur simpang menuju ke Bukittinggi, Payakumbuh, Limbanang dan sampai ke Manggani (Kab. Lima Puluh Kota) ketika zaman Belanda hanya terealisasi sampai ke Limbanang (Kab. Lima Puluh Kota).
Kepala Dipo Lokomotif Padangpanjang, A. SY. NURDIN (Pak Datuak)
Komplek Staisun kereta api Padangpanjang terdiri dari bangunan satasiun, bangunan Dipo, Rumah sinyal A dan B, kantor seksi jalan dan bangunan, kantor risort jembatan dan rumah dinas peninggalan Belanda.
Bangunan Stasiun Kereta Api Padangpanjang

Stasiun Kereta Api Padangpanjang

Stasiun kereta api Padangpanjang mulai sepi dari operasional, ketika PT.BA di Sawahlunto berhenti beroperasi pada zaman reformasi 1997/1998, karena tambang batu bara di ambil alih oleh masyarakat yang dijadikan tambang rakyat, karena hal itu PJ.KA sebagai jasa angkutan batubara juga berhenti beroperasional. Di stasiun Kereta Api Padangpanjang kini terdapat dua unit lokomotif diesel dengan nomor seri BB 20415 dan BB 20416.
Lokomotif dengan nomor seri BB 20415
Lokomotif dengan nomor seri BB 20416

Kondisi stasiun kereta api Padangpanjang saat ini yang bisa dikatakan mati suri. Gerbong-gerbong berserakan bahakan ada yang tidak beroda lagi karena rodanya dikirim ke PJ.KA Sumatera selatan yang membutuhkan perangkat roda, karena tidak tersedianya alat/crein maka gerbong-gerbong dibiarkan berserakan dan rencananya gerbong-gerbong tersebut akan di lelang dan dijual ke pabrik baja.
Gerbong bekas pengangkut Batu bara
Gerbong bekas pengangkut Batu bara

Setelah beberapa waktu tidak beroperasional, maka pada tanggal 21 Maret 2009 Menteri Perhubungan dan Gubernur Sumatera Barat meresmikan Kereta Api Wisata Danau Singkarak. Kereta Api wisata Danau Singkarak beroperasional satu kali seminggu yaitu pada hari Minggu. Berangkat dari Padangpanjang pukul 8:30 wib menuju Sawahlunto dan kembali sampai di Padangpanjang sekitar pukul 17:30 wib. Rute perjalanan yang ditawarkan Padangpanjang-Solok-Muaro Klaban-Sawahlunto pulang pergi (PP), rute Padang-Padangpanjang yang rencananya akan dibuka kembali, tapi terkendala rel dan jembatan masih banyak yang rusak di jalur Lembah Anai dan rute Padangpanjang- Bukittinggi-Payakumbuh yang rencananya akan dibuka, saat ini masih dalam tahap sosialisasi dan negosiasi dengan Pemerintah Daerah terkait.
Kereta api wisata Danau Singkarak juga menerima paket sewaan satu set kereta api bisa dijalankan selain hari minggu tergantung pesanan. Satu paket sewaan Kereta Api Wisata biayanya menurut Kepala Dipo Lokomotif Padangpanjang, A. SY. NURDIN (Pak Datuak) sekitar Rp.11.000.000,- dengan rute yang sama (Padangpanjang-Sawahlunto) dan rutenya bisa diperpendek tergantung negosiasi antara pihak PJ.KA dan pihak penyewa.

Kereta Api Wisata Danau Singkarak

 

==============================================

WARUNG TENDA : Pilihan Hidup nan Menghidupi

Pewarta-Indonesia, Satu malam di medio Juni 2009, penulis “ngenggar-enggar penggalih” sembari refreshing. Kebetulan sekali tempat tinggal penulis tidak begitu jauh dengan alun-alun sehingga kawasan ini, yang setiap malam hampir tidak pernah tidur dari keramaian, tidaklah asing lagi dengan melajukan sepeda motor di seputaran alun-alun Kutoarjo.

Wajah malam Kutoarjo memiliki nuansa lain dengan bertenggernya puluhan warung tenda yang nyaris tidak pernah sepi. Kalau boleh Penulis sebut, di pojok timur selatan alun-alun ada penjual jagung bakar dengan variasi rasa relatif lengkap, hampir tiap malam menjadi sasaran anak-anak muda bahkan juga orang tua. Seorang Bapak dengan cekatan dan penuh keramahan melayani permintaan pembeli akan jagung bakar.

Rasa saus sambal, strawberry, bumbu kacang, manis dan gurih menjadi pilihan favorit bagi pelanggan. Tempat ini pula yang kadang menjadi singgahan Penulis untuk melewatkan malam walaupun hanya sekedar ‘ngobrol’ dengan sang penjual atau sengaja menikmati kembali jagung bakar. Di sisi barat alun-alun ada juga tungku arang yang membara di depan sebuah warung tenda spesialis sate madura, ikut menyemarakkan wajah malam Kutoarjo.

Orang mengenalnya dengan sebutan Sate Mbak Ana yang memang asli madura. Sepertinya belum lengkap kalau nuansa malam alun-alun Kutoarjo tidak dihadiri oleh warung tenda khusus gorengan lengkap dengan wedang jahe, kopi ataupun minuman penghangat tubuh lainnya. Di sini pula kemudian orang-orang berinteraksi mulai dari sekedar obrolan gosip hingga obrolan politik seputar Pemilu Capres 2009 yang sekarang ini sedang marak. Dari sekedar ketemu teman lama hingga ketemu dengan relasi bisnis. Tidak jarang akhirnya negosiasi bisnis walaupun secara umum masih taraf lokal juga terjadi di sini. Semua bercampur baur dengan berbagai menu dari sekian warung tenda yang ada dan siap menggelitik lidah dan perut pembeli.

Dari sekian banyak warung tenda di alun-alun Kutoarjo, ternyata itu hanya sebagian kecil dari fenomena ‘warung tenda’ di wilayah Purworejo yang sempat disebut sebagai Kota Pensiun. Walau orang boleh pensiun, tetapi sepertinya warung tenda tidak akan pernah pensiun sebagai arena interaksi masyarakat, khususnya di waktu malam. Kehadiran warung tenda dengan berbagai fenomenanya, semakin menguatkan alun-alun dan kawasan sekitarnya sebagai ruang publik milik masyarakat. Mulai orang berjalan kaki hingga bermobil bisa duduk bersama di sini untuk yang namanya kebersamaan dan kesetaraan.

Di sisi lain tak dapat dipungkiri bahwa warung tenda juga hadir sebagai salah satu bentuk ‘kehidupan’ ekonomi kerakyatan. Hal ini sudah terlihat dari perkembangan warung tenda di beberapa kawasan di Purworejo yang kian waktu kian bertambah. Sebagaimana yang terjadi di seputaran alun-alun Kutoarjo sampai radius 1 Km, saat sudah semakin mudah ditemukan berbagai warung tenda, mulai dari gorengan, mie ayam, hingga lesehan sekelas ayam goreng.

Kemudian di alun-alun Kemiri, bahkan di Alun-alun Kota Purworejo pastilah tidak terelakkan dari pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru dalam bentuk warung tenda. Dari yang sekedar iseng untuk sambilan hingga yang benar-benar menumpukan kehidupannya dari sektor tersebut. Ini menunjukkan bahwa warung tenda ternyata menjadi satu pilihan produktif bagi pelakunya untuk menjadi sumber penghasilan. Satu bentuk kemandirian ekonomi di tengah pergulatan Otonomi Daerah telah tumbuh di sini, dari warung tenda merah, kuning, biru, coklat dan atau apapun namanya.

Partai pilihan boleh kalah, tapi orang tak boleh kalah untuk tetap berjuang dalam hidup ini. Mungkin slogan tersebut cocok untuk para pelaku bisnis warung tenda yang notabene di tengah terpaan kondisi ekonomi regional maupun nasional, mereka tetap eksis menjadi bagian dari dinamisasi perekonomian daerah, khususnya di wilayah Purworejo. Pilihan untuk tetap bertahan bagi pelaku warung tenda, tentunya memberikan ruang yang lebih luas bagi Pemerintah Daerah untuk bersama-sama melakukan penguatan pondasi perekonomian di tingkatan Purworejo. Penguatan perekonomian tidaklah harus selalu dilakukan dalam ‘mains stream’ (aras utama) yang luas, melainkan juga dapat dilakukan dalam lingkup lokal penguatan basis ekonomi kerakyatan seperti usaha warung tenda ini. Dari sinilah lahir fundamen-fundamen ekonomi yang berlatar belakang kemandirian untuk tetap bertahan dan berjuang.

Warung tenda bukanlah sekedar warung tenda. Di tengah kompleksitas tuntutan kehidupan sekarang ini, mereka memberikan pilihan alternatif untuk melewatkan ‘perjalanan’ dengan susuatu yang lebih berarti. Walau bukan pelaku pertama yang mampu bertahan, mereka bukanlah orang terakhir yang menentukan pilihan di bisnis ini. Ada apa dengan mereka? Tentunya bukanlah sekedar persoalan ‘dapur harus ngebul’ (baca : ekonomi), melainkan juga persoalan kepuasan atas perjuangannya. Patut pula kiranya mereka juga mendapat julukan Entrepreuner sejati, dari diri ,untuk diri dan masyarakat. Kita tak pernah menghitung berapa omset dalam semalam dari sekian warung tenda di Purworejo misalnya.

Kemudian berapa orang yang terentaskan dari status menganggur karena keberadaan warung tenda. Berapa orang yang mampu menyekolahkan anak-anak mereka dari usaha warung tenda, bahkan hingga pendidikan tinggi. Berapa orang tua yang mampu mengukir anaknya menjadi sarjana, guru, perawat, dan lainnya dari warung yang satu ini. Berapa orang pula yang mampu memiliki rumah dari sebelumnya mengontrak, dari memiliki sepeda onthel menjadi sepeda motor dari warung ini. Tentu jawabannya adalah: tidaklah sedikit. Yang jelas semuanya butuh perjuangan dan keuletan.

Inilah kehidupan. Untuk menguaknya tidaklah cukup hanya sekedar dengan rasio. Ada Kuasa-Nya yang merengkuh setiap sudut kehidupan manusia. Termasuk di dalamnya menyangkut jalan rejeki tiap-tiap orang. Inilah kehidupan diantara pilihan untuk hidup yang menghidupi. Semuanya harus tetap berjuang karena hidup ini sendiri adalah sebuah pilihan.(**)

Purworejo
, Juni 2009

*)
Agus Fitri Yanto – Kaprodi Administrasi Bisnis Politeknik Sawunggalih Aji Purworejo, Anggota PPWI ID No. : 09-03-00272 dan Pengelola SIGNED Solusindo – Advertising & Promotion Medias.

 

===========================================

Bakso Urat Sebesar "Tinju" Telah Memikat Hati Pencandu Bakso

KOPI, Pukulan yang berkesan dihati para pencandu bakso di kota Serambi Mekah, membuat para penikmat ketagihan mencobanya, makan bakso di daerah dingin membuat lidah sangat tersanjung, ditambah lagi dengan pelayanan yang ramah. Depan dinas Kesehatan Padang Panjang, Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 5. Bakso urat sebesar tinju orang dewasa berada, tepatnya di halte. Yatmo, (46), mulai berjualan di sana pada tahun 1985, dan jualan ini terinspirasi dari dinginnya suasana kota santri itu, serta banyaknya masyarakat yang hobi berkuliner di sore hari samapai malam.
Yatmo, mulai membuka dagangannya pada pukul 12.00 wib, dan jika jualannya laris maka sebelum magrib yatmo telah menutup dagangannya. Rasanya yang membuat para penikmat ketagihan dengan bumbu yang di olah pada bakso urat, menjadikan cita rasa yang berbeda dibandingan dengan bakso lainnya yang ada di kota itu. belum lengkap rasanya keberadaan anda di kota Padang Padang jika tidak mencobanya.
Anda akan merasakan ketagihan dengan rasa yang sangat memikah hati, jika anda mengalami patah selera, ayo berkunjunglah ke Padang Panjang, anda akan di suguhi bakso telur dan bakso urat yang enak sekali. Jangan lupa segeralah ke sana, sebelum pukul enam sore.
Para pembeli pada umumnya mulai dari kalangan bawah sampai kalangan pejabat, tak heran orang asingpun ikut ketagihan..
Selamat menikmati..

Comments
Add New

==============================================

Surat untuk Kekasih (Bag. 3)

Rhein…
Ini surat yang kutulis ketiga kalinya. Aku tak pernah tahu, apakah surat-suratku yang lalu, kau baca sambil mengingat seorang laki-laki yang sampai deik ini merindukanmu, atau malah kau buang, tanpa membacanya, karena kau tahu, yang menulisnya adalah laki-laki yang kau anggap salah dan tidak pantas melakukan ini padamu
Aku tak akan pernah peduli Rhein. Bukankah setiap cinta adalah anugerah dari Sang Pemilik Cinta? Bukankah setiap kasih yang mengalir dalam dada manusia, merupakan hidayah Sang Maha Pengasih? Biarlah setiap surat yang kukirim padamu, jadi bunga api saat seluruh sampah-sampah yang berserakan, kau bakar di halaman belakang. Rasa ini memang api, Rhein. Karena tidaklah hidup namanya, bila tak ada cinta di dalamnya, cinta ini jadi api buatku, api yng menggelorakan semangat untuk selalu berharap berjumpa denganmu.
Aku masih di sini, Rhein… masih di kota yang sama, masih di tempat yang sama. Masih pula dengan rasa yang sama. Aku ingin kembali bercerita padamu, menceritakan kembali saat-saat kau pulang ke kotamu. Setelah kita habiskan waktu berhari-hari di kotaku.
Rhein…
Sore itu, masih ingatkah kau? Saat aku terakhir kali melihat senyum di bibirmu. Saat terakhir kali aku melihat keindahan di depan mataku. Setelah itu, aku tak melihat lagi kau tersenyum, sampai saat kau harus meninggalkanku, kembali ke kotamu.
Aku masih mengingatnya. Hampir pukul lima sore ketika itu. Aku mengantarmu. Kita masih sempat duduk berdampingan, seperti sepasang kekasih yang tengah merajut impian bersama. Satu jam lagi kau akan pergi. Pergi entah untuk berapa lama, akan bertemu lagi atau bahkan itu yang terakhir. Aku masih ingat satu kalimat yang diajarkan oleh mereka para orang pandai, di setiap perpisahan, ciptakanlah kenangan terindah. Aku ingin, tapi aku tak tahu harus bagaimana.
Rhein….
Tiba saatnya kau pergi, saat itu. Tapi, aku belum juga punya sesuatu untuk kenangan terindah itu. Aku tak bisa lagi menggunakan otakku. Semua terisi penuh dengan gelora, resah, gundah, ada air mata yang tertahan di kedua mataku, ada rasa sesak yang memenuhi dadaku. Tiba-tiba kau menggenggam tanganku, Rhein. Aku ternganga. Ada sungai kecil mengalir dari kedua mata beningmu. Kau menangis. Aku tak mampu mengartikan semua itu.
Aku hanya bisa mengira-ngira, air mata itu adalah air mata seorang kekasih. Air mata itu adalah air mata perpisahan antara dua orang yang saling mengasihi. Tapi, kau harus pergi saat ini. Kugenggam erat jemarimu, kurengkuh kau dalam dekapanku. Dekapan seorang kekasih yang sebentar lagi akan sendiri menjalani hari-hari sulit. Hari-hari tanpa rasa, tanpa makna.

==============================================

Surat untuk Kekasih (Bag. 4)

Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
Rhein…
Hari ini aku tergolek lemah, sakit yang biasa kuderita kembali menyerangku. Fisikku hampir-hampir tak kuat menahan. Namun, hanya dengan mengeluhkan rasa sakit ini padamu, aku yakin, aku akan bertahan. Bertahan dari semuanya, bukan hanya sakit yang teramat ini saja.
Tadi malam, dalam tidurku yang tak pernah pulas sejak lama, kau kembali hadir, Rhein. Menyapaku, tersenyum indah seperti biasanya. Aku trenyuh, aku gamang, aku menangis kembali. Aku terlalu sayang padamu. Sampai mentari menyapapun, aku masih menangis. Berulang kali aku memanggil namamu, Rhein. Lamat-lamat, dalam hati, sampai ke relung jiwaku. Jiwa yang tak lagi utuh, sejak kepergianmu.
Rhein…
Dulu, saat setiap hari aku bisa bicara denganmu, apapun yang akan aku lakukan, selalu kusampaikan padamu. Kamu pernah berkata, “ngapain harus bilang ke aku?” Aku tahu, nada tegas dalam kalimatmu, bukan bermakna kesal, karena di ujung bibirmu, selingkar senyum nyata terlihat.
Kini, setelah sekian lama, setelah Sembilan tahun aku tak pernah lagi mendengar suaramu, aku pun masih tetap mengadu. Apapun yang kulakukan, semua terpulang pada namamu. Kadang miris, kadang sedih, kadang malah aku kesal, mengapa setiap yang aku lakukan, aku harus ucapkan kalimat, “Rhein, aku lakukan ini ya,” padahal kaupun tak akan mendengar, kau tak akan pernah tahu, bahkan mungkin tak mau tahu lagi semua tentangku.
Hari ini pun, masih sama seperti itu, Rhein. Aku masih selalu berkata, berbicara, untuk setiap yang aku lakukan, padamu, pada namamu. Dan setiap kali aku mengalami sesuatu yang sulit dalam hari-hariku, atau tatkala aku sedih karena sesuatu, aku selalu berkata, “Rhein, datanglah dalam tidurku malam ini, aku ingin bercerita padamu.”

Comments
Add New

 =============================================

DATANGLAH KE DINIYYAH PUTERI Ada Nostalgia, Ada Sejarahnya

Perguruan Diniyyah Puteri, sebuah sekolah islam khusus putri pertama di Asia Tenggara, yang sekarang akrab dengan sebutan pesantren modern. Sudah berdiri sejak 1 November 1923 di Padang Panjang. Prestasi ini telah diukir oleh seorang tokoh muslimah Minangkabau yaitu Rahmah El Yunusiyyah, di saat Beliau berusia 23 tahun. Pada waktu itu wanita Minangkabau tidak tau sedikit pun tentang pendidikan, akan tetapi Rahmah sudah mencetuskan inspirasi brilliant ini.
Yang membuat kita tak habis pikir dan juga salut kepada sosok Rahmah adalah, ketika bangsa Indonesia masih dihantui dengan ketakutan akibat penjajahan Belanda dan Jepang. Mereka sibuk untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing, jangankan untuk mengecap pendidikan, bisa aman dari serangan para kompeni sudah lebih dari cukup, apalagi mendirikan sebuah sekolah berbasis islam. Sungguh susah kita bawakan dengan kehidupan kita yang sekarang ini serba berkecukupan.
Tapi tidak untuk si wanita baja yang satu ini, tak jarang keinginannya mendirikan sekolah itu mendapat tantangan keras dari pemuka kaum adat. Mereka mengatakan tidak ada gunanya perempuan itu sekolah, karena tugas seorang wanita adalah mengurus rumah. Tak lebih dari dapur, sumur, kasur. Bukan hanya pemuka adat ini yang menentang bahkan sampai berbagai macam ancaman yang tidak manusiawi dilakukan oleh kompeni Belanda. Mereka memvonis Rahmah melakukan ordonansi sekolah liar. Namun di saat yang genting seperti itu Zainuddin Labay El Yunusy kakaknya tetap mendukung cita-cita mulia adiknya.
Mulailah Rahmah menghimpun dana untuk mendirikan sekolah tersebut, dari sekitar Sumatera samapi ke daerah-daerah lain seputar Indonesia, bahkan ke negri jiran Malaisya. Di Malaisya Rahmah bertemu dengan petinggi-petinggi negara yang sempat membuat hati mereka terketuk, hingga akhirnya mereka berpartisipasi dalam pembangunan Perguruan Diniyyah Puteri.
Dari perjalanan panjang itulah terkumpul dana dan berdirilah sekolah impian Rahmah tersebut. Di sana mengajarkan membaca, menulis, bahasa Belanda, menenun, menyulam, menjahit dan kebidanan. Juga diajarkan pelajaran berpidato, serta keterampilan putri lainnya.
Perannya dalam dunia pendidikan yang begitu menabjukkan, akhirnya Rektor Universitas Al-Azhar Kairo yaitu Dr.Syekh Abdurrahman Taj menganugerahi gelar syaikhah kepada Rahmah El Yunusyyah, pada tahun 1957. Sekaligus Rahamah juga pencetus inspirasi bahwasanya kaum hawa juga boleh menapakkan kakinya mengukir prestasi di Al-Azhar university sampai saat ini.
Selain menjadi pelopor berdirinya Diniyyah Puteri, Rahmah juga aktif dalam politik. Seberti ikut bergabuang dalam organisasi wanita dan juga sekaligus pejuang kemerdekaan Indonesia, hal ini sudah diawalinya dari tahun 1930-an. Rahmah juga orang pertama yang mengibarkan bendera Merah Putih di kota Padang Panjang, tepatnya 17 Agustus setelah diproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Tidak hanya remaja puteri Padang Panjang yang menuntut ilmu di Diniyyah Puteri, akan tetapi dari berbagai penjuru Indonesia. Bahkan putri dari pahlawan Aceh Tengku Panglima Polim belajar di sana.
Sekarang Fauziah Fauzan sebagai Rahmah era persaingan modern, melanjutkan tugas mulia yang pernah dirintis oleh pendiri Diniyyah Puteri sebelumnya. Disaat banyak bermunculan pesantren modern lainnya bersaing secara pesat. Diniyyah Puteri tetap berdiri axis mempertahankan nilai keislaman, kualitas dan mutu pendidikan, tanpa ketinggalan sebagai ilmu pengetahuan yang berkembang di dunia internasional.
Sudah 87 tahun Diniyyah Puteri mengabdikan diri kepada masyarakat dengan mencetak alumni-alumni tebaik, diantaranya Mantan Mentri Sosial Tan Sri Datin Aisya Ghani, kemudian dua mantan ketua Dewan Partai Islam se Malaisya (PAS) Siti Zubaidah dan Siti Sakinah, serta Salmah Husain mantan direktur Bank Rakyat Malaisya. Dan juga pendiri kosmetik Wardah di Jakarta banyak digunakan para abg sekarang.
Dua puluh bendera dunia, berkibar indah diterpa angin. Berdiri kokoh di depan perpustakaan utama Zainuddin Labay, melambangkan semangat santri ingin menggenggam dunia dengan ilmu dan agama.                                                                                                                                                            
Ditambah keaktifan santri menjadi peserta olimpiade-olimpiade. Tak ketinggalan hebohnya OSIS yang selalu berkarya tiap minggunya dengan berbagai aktifitas, seperti belajar seni Al-quran, kaligrafi, tata boga, olahraga, bedah buku, bedah film, teater dan berbagai macam kegiatan ekskul lainnya. Tak terlupakan pula kegiatan drumband dan pramuka.
Sekarang sudah banyak para alumni melanjutkan studi di berbagai universitas ternama baik dalam maupun luar negeri, seperti UNP, UNAND,UNPAD, UNAIR, ITB,IPB,AL-AZHAR di Mesir dan berbagai universitas lainnya.
Banyak hal-hal lainnya yang menginspirasi di Diniyyah Puteri hingga tak bisa disebutkan satu persatu. Jika sempat datanglah ke tempat bersejarah tersebut.
Dengan temperatur udara yang khas serambi mekah, diapit antara dua gunung Merapi dan Singgalang. Penasaran…..? Datanglah ke sana untuk bernostalgia dengan sejarah, Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang.


Biodata Penulis
Nama lengkap : Lelen Sartika Woyla
Tempat/ tgl lahir : Aceh Barat, 21 November 1991
Alamat Sekolah : STIT Diniyyah Puteri Rahamah El Yunusiyyah
Jln. Abdul Hamid Hakim no: 30
Status : Mahasisiwi STIT Diniyyah Puteri Padang Panjang
No Hp : 085274289233
: 085763265468

=============================================

DITEMUKAN RAFLESIA RAKSASA DI PADANG PANJANG

altBunga Raflesia memang sangat fenomenal. Siapapun banyak mengakui kalau bunga langka ini sangat luar biasa. Puspa langka endemik ini bunga terbesar di dunia dan banyak tumbuh di tenggara Asia. Raflesia memang memiliki banyak peminat. Banyak yang ingin melihat pesona puspa langka itu secara langsung. Ingin mewuudkan keinginan itu? Di Kota Padang Panjang, tempatnya.
Bunga Raflesia yang berukuran hampir 1 meter dengan berat biasanya melebihi 11 kg itu dengan anggun mengembang sempurna di Kota Serambi Mekah. Letaknya di kelurahan Silaiang Bawah sekitar 2 kilometer dari pusat kota Padang Panjang. Posisinya di sentral halaman Rumah Gadang Minangkabau yang berdiri megah. Di sekelilingnya terdapat beraneka bunga warna warni berbagai rupa.
Tempat tersebut memang sangat unik dan mengesankan. Untuk menjaga keamanan bunga parasit itu, ada sedikit pagar besi yang mengitarinya. Indahnya lagi, di sekeliling bunga dengan lima kelopak anggunnya terdapat lampu taman dan dikitari oleh air yang memberi kesan indah dan menyegarkan. Sebelum menuju ke posisi bunga oranye kemerahan itu berada, ada beberapa tangga yang harus dilewati. Sungguh semua hal ini membuat suasana di sekitar bunga tersebut menjadi lebih mempesona.
Namun, ternyata flora langka yang ditemukan oleh Thomas Stanford Raffles, Gubernur Bengkulu bersama kawannya Dr Joseph Arnold tanggal 20 Mei 1818 di Pulau Lebar, dekat Sungai Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan tersebut tidak memiliki bau busuk dengan aroma yang menyengat yang biasa terjadi pada raflesia lainnya saat kuncupnya menjadi kelopak bunga yang memekar. Jadi tentu saja tidak ada serangga berbagai rupa yang terpancing untuk mendekatinya. Selain itu, bunga bangkai inipun mekar dalam waktu yang lamanya melebihi bunga dengan jenis yang sama. Flora ini biasanya butuh waktu 22 hari mulai kuncup hingga mekar sebelum nantinya membusuk. Inang bunga raflesia inipun tidak ditemukan seperti layaknya bunga raflesia lainnya. Apa yang terjadi ya dengan bunga itu? Apakah raflesia itu species jenis baru dengan segala keunikkan sifatnya? Atau memang Raflesia ini lagi berulah karena tidak banyaknya yang mengunjungi disaat dia tampilkan segala keunikannya. Bisakah anda memberikan alasan yang tepat tentang hal ini?
Masih ingatkan acara unik di Metro TV yang berjudul ‘Believed it or Not’ yang artinya percaya atau tidak? Acara ini meminta penonton untuk tidak cuma sekedar menonton. Tapi juga menebak apakah dua cerita dari topik yang ditampilkan itu asli atau tidak. Tepatnya saya mengajak pembaca untuk melakukan hal yang sama, karena sebentar lagi akan dijelaskan raflesia jenis Amorphophallus Titanium berikutnya yang sama-sama berada dihalaman Rumah Gadang tersebut. Yang harus ditebak adalah manakah raflesia dengan prototipe asli dan mana pula yang tidak?
Mari kita lanjutkan tebak-tebakkan menarik ini. Kenapa ini menarik? Memang sangat menarik, karena dua puspa langka nasional berbeda bentuk ini memang asli sama-sama berada di Padang Panjang di halaman rumah berarsitektur tinggi Minangkabau. Walaupun yang satu asli dan yang lainnya tidak, ternyata mendatanginya tidak akan membuat anda menyesal. Suasananya memang indah sekali. Halaman yang luas dilengkapi dengan pemandangan yang indah. Selain itu banyak dokumentasi dan informasi tentang cagar budaya Minangkabau yang bisa kita dapatkan di sana dilengkapi dengan pelayanan ramah dari para petugasnya.
Dilanjutkan raflesia yang kedua. Memang masih ditemukan lagi bunga raflesia kedua di halaman rumah yang masih kokoh, walau diguncang gempa dahsyat beberapa waktu lalu. Raflesia kedua ini tidak kalah uniknya. Penuh dengan kesan sederhana. Bahkan saking sederhananya tidak ada pohon inang yang biasanya menjalar ditanah basah yang disebut Liana di sana seperti layaknya parasit lainnya.
Menurut Holidin, anggota Tim Peduli Puspa Langka (TPPL) Bengkulu, saat menemani tim ekspedisi Jelajah Musi, bunga Raflesia butuh waktu sembilan bulan untuk tumbuh dan mekar. Pertumbuhan jenis Amorphophallus yang pertama kali ditemukan tahun 1878 di Kepahiang, Bengkulu oleh Odoardo Beccari, botanis Italia ini diawali dengan munculnya tunas berbentuk tonjolan mirip kutil di batang. Tunas akan terus tumbuh membesar dalam bentuk bulat seperti kol, namun terselubungi kulit berwarna hitam. Setelah sembilan bulan, kulit akan terkelupas sehingga kelopak bunga akan terlihat. Namun hal tersebut tidak terlihat pada bunga ini. Raflesia ini berdaun dan juga bukan tanaman parasit.
Walaupun cuma di kitari oleh pagar kayu dan ukurannya cuma kira-kira setengah meter, namun bunga ini terlihat kokoh dan tinggi menjulang hingga sekitar satu meter. Kalau raflesia yang pertama tadi berwarna warni, yang kedua ini hanya didominasi warna hijau saja. Bunga ini juga tidak menghisap serangga atau lalat dan baunya tidak menyebabkan keracunan yang biasanya masih bisa tercium dari jarak 100 meter.
Manakah dari gambaran di atas yang raflesianya hidup dan asli? Apakah raflesia pertama yang mekarnya lebih lama dari raflesia sejenis? Atau raflesia kedua yang tumbuh tinggi dan berdaun seperti layaknya bunga biasa? Jadi manakah yang menurut anda lebih masuk akal dengan segala sifat raflesia pada umumnya seperti paparan diatas?
Walaupun terdengar aneh kalau ada raflesia akarnya menghujam langsung ke tanah dan bukan tumbuhan parasit seperti umumnya raflesia yang ada namun itulah yang asli. Raflesia yang kedua adalah salah satu dari 28 jenis raflesia lainnya yang mungkin tidak banyak diketahui orang. Sedangkan raflesia pertama hanya hiasan indah taman yang dibangun atas prakarsa Bapak Bustanil Arifin dan A Hamid. Bentuk yang memikat dari Raflesia Arnoldi membuatnya lebih terkenal. Sedangkan spesies kedua ini dengan bentuk bunga seperti lonceng terbalik agak tereleminasi gaungnya.
Di komplek Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM) lah kedua bunga itu berada. Selain bertemu flora langka tersebut, kita juga akan kaya informasi akan budaya Minangkabau yang tentu tidak kalah menariknya. Pemerintah melalui Keppres Nomor 4 tahun 1993 sudah menetapkan raflesia sebagai puspa langka Nasional. Dan bunga tersebut berhasil ditumbuhkan di ex-situ (diluar habitat aslinya) yang merupakan hal yang luar biasa terjadi. “Botanis Malaysia pernah mencoba membiakkan raflesia dan berhasil, namun masih di lingkungan habitat aslinya atau in situ”, kata Sofie M.Sc, botanis Kebun Raya Bogor yang banyak meneliti tentang raflesia.
Namun sayangnya raflesia kedua ini tidak akan lagi berbunga karena telah menjadi batang. Bunga terakhir dari tanaman ini dengan terpaksa tidak bisa menampakkan mekarnya karena faktor alam dan kurang perawatan. Kuncup yang tak jadi mekar ini dalam merana tergeletak ditanah dan sudah patah hati untuk kembali berbunga. Istilah layu sebelum mengembang mungkin pas untuk bunga ini. Masalahnya adalah kenapa selama ini keberadaan bunga ini kurang terekspos dengan baik? Padahal tidak mudah untuk mendapatkan bunga yang letaknya sangat strategis dihalaman tempat wisata yang mengedukasi ini. Raflesia yang dulunya menampilkan indah bunga berbentuk lonceng ini memang terkesan lengang dari pengunjung. Padahal bunga ini sangat potensial untuk dijadikan penarik bagi wisatawan yang datang.
Memang tidak bisa dipungkiri, PDIKM telah berusaha menjaga UU nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya terkhusus pasal 20 ayat 1 dan pasal 40 terkait perlindungan terhadap flora dan fauna yang dilindungi seperti harapan Kepala BKSDA ( Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Sumatra Barat. Ini terlihat dari terpagarnya bunga raflesia ini dengan baik. Namun usaha yang telah dilakukan ini harus lebih ditingkatkan mengingat masih ada enam lokasi raflesia lainnya yang belum terlalu terjamah di sekitar PDIKM. Selain raflesia kedua diatas yang terletak di sebelah kanan depan Rumah Gadang, masih terdapat satu lagi di samping flora yang telah membatang itu berada. Langkahkanlah kaki anda ke arah Kantor Dinas Porbudpar, karena anda akan menemukan satu bunga raflesia lagi di sampingnya. Sedangkan empat posisi lainnya terletak di bagian belakang PDIKM bersebelahan dengan jalan utama ke Mifan. Tepatnya disisi Mifan yang jarang dilewati orang. Jadi total ada tujuh raflesia yang berada di sekitar PDIKM. Tentu saja ini adalah peristiwa luar biasa yang langka terjadi. Tujuh raflesia menyabar di antara dua objek wisata yang banyak dikenal oleh masyarakat luas.
Bagi yang memang ada rencana berkunjung ke sana, tidak ada salahnya bila anda berkeliling di sekitar rumah adat ini, untuk melihat langsung kondisi rafesia yang umumnya berbunga setiap tiga bulan sekali ini. Lokasinya tidak terlalu sulit untuk dicapai karena memang umbinya selalu menjalar disekitar induk bunganya. Hal ini tidak sesulit mendaki Bukit Tui yang kabarnya juga menyimpan beberapa bunga raflesia lainnya. Hawa sejuk Padang Panjang memang kondusif untuk tumbuhnya raflesia jenis Amorphophallus Titanium ini. Jadi Padang Panjang juga cocok untuk dijadikan kota Bunga seperti gelar yang sudah melekat pada kota Bukittinggi.
Bunga yang berjenis umbi-umbian ini, telah lama berada di area PDIKM. Karena keberadaan ini pulalah sejak peletakan batu pertama di tanggal cantik delapan bulan delapan tahun delapan delapan, sampai berdirinya Rumah Adat yang diresmikan pada 17 Desember 1990 oleh Hasan Basri Durin Gubernur Sumatra Barat di masa itu, berkembanglah pemikiran untuk menjadikan patung bunga raflesia sebagai sentral penghias taman di halaman Rumah Gadang ini. Namun jenis bunga yang dipatungkan berbeda dengan tujuh raflesia yang berada disekitar PDIKM. Tidak seperti lonceng terbalik, namun seperti bunga Raflesia Arnoldi yang memang lebih banyak dikenal banyak orang. Mungkin karena warna dan bentuk tampilan Raflesia Arnoldi yang lebih menarik untuk dijadikan hiasan tamanlah yang membuat bunga ini terpilih untuk dipatungkan. Hasilnya, taman dengan model terrasering yang dilengkapi 4 jenis pohon beringin rindang di setiap pojok taman ini menjadi lebih berkesan dengan adanya patung bunga raksasa ini.
Tentu saja ini merupakan kekuatan wisata yang luar biasa, bila dipadukan dalam suatu paket kunjungan yang tertata rapi, dibawah sentuhan yang optimal pemerintahan setempat. Selain pengetahuan anda terasah dengan segala informasi tentang Minangkabau, anda juga dapat melepaskan rasa penasaran dengan melihat secara langsung bentuk puspa langka endemik yang banyak dicari orang selama ini. Tentu saja akan lebih membantu bila dipandu oleh orang yang kaya informasi untuk menjadikan perjalanan anda lebih bermakna dan berkesan. Setelah melepas segala penasaran yang ada didukung suasana taman dan alam pergunungan yang indah, sejuknya air Mifan dengan segala wahana bermain basahnya akan menyegarkan pikiran anda. Memang tiga paket wisata ini sangat kondusif untuk lebih diperhatikan dan ditingkatkan oleh Pemda ke depan. Jadi kapankah anda bisa berkunjung langsung ke sana? Mumpung sampai saat ini raflesia itu masih bertahan di sisa hidupnya. Jangan sampai terlambat dan anda menyesal nantinya!

Comments
Add New

=========================================

Kelewat PD IKa eM Tenggelam di Kolam MIFAN

Mifan Water Park adalah tempat yang banyak dikunjungi oleh masyarakat. Pengunjungnya tidak cuma berasal dari Padang Panjang tapi juga dari luar daerah. Hal ini disebabkan karena Mifan Water Park dan Resort memang merupakan wahana bermain basah nomor dua terbesar di Indonesia setelah Ancol.
Menuju kesana para pengunjung akan melewati satu plang besar yang bertuliskan Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau yang disingkat dengan PDIKM. Bagi pemula, akronim ini agak sulit untuk diingat, apalagi menghafal kepanjangannya. Jadi judul diatas merupakan cara jitu untuk mengingat singkatan tersebut, karena terlalu PD IKa eM tenggelam dikolam Mifan. Walaupun maknanya negatif namun jangan berprasangka dulu, selain mempermudah menghafal akronim ini, sebenarnya banyak pesan terkias dari judul yang bernada tragis, tapi harus dibaca sampai akhirnya.
Bagi kebanyakan orang Sumatra Barat, Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau ini mungkin biasa saja. Bisa jadi ini disebabkan kurangnya informasi yang mengakibatkan asing terdengar kata Minangkabau atau telah terbawa virus modernisasi yang kebablasan, bahkan ada yang sering tidak sadar telah melewati PDIKM karena sibuk membayangkan indah, menyenangkan berenang dan bermain di Mifan Water Park.
Ketika kenalan dengan beberapa warga Padang Panjang disuatu acara seminar, ternyata mereka juga tidak tahu apa itu PDIKM, padahal mereka tinggal di Padang Panjang. Jadi miris juga mendengarnya. Kira-kira apa ya penyebabnya? Apakah kolam renang Mifan yang terlalu besar sehingga PDIKM tenggelam? Atau bayang-bayang Mifan yang kaburkan PDIKM. Atau juga PDIKM yang tersembunyi didepan Mifan….ah entahlah. Cerita mengenai perjalanan saya kesana mudah-mudahan bisa membawa inspirasi untuk perbaikan PDIKM kedepan.
Masih teringat ketika saya dan adik tercinta harus bersusah payah menemukan tempat ini Bagi kami petunjuk jalannya tidak terlalu jelas. Walau kami telah menemukan plangnya, namun ternyata plang besar tersebut agak berjauhan dengan posisi bangunan berarsitektur khas Minangkabau tersebut berada. Ditambah lagi kami orang yang sangat hemat bensin. Tidak mau jalan-jalan saja kalau tidak ada petunjuk yang jelas. Maklum, orang Minangkabau tulen ini ‘agak paetong’ (penuh perhitungan). Tapi tentu saja tidak sepelit tokoh diiklan ‘exist’ yang mengiconkan kata ‘hemat’.
Akhirnya dengan perasaan sedikit malu, kami menelepon panitia PPWI untuk menanyakan posisi PDIKM. Ternyata kalaulah kami mau agak sedikit berani, tidaklah sulit menemukan Rumah adat Minangkabau ini. Tepatnya di Kelurahan Silaiang Bawah yang hanya berjarak lebih kurang 2 km dari pusat kota Padang Panjang. Dari gerbang masuk PDIKM dan Mifan, telusuri jalan tersebut sampai menemukan komplek yang dkelilingi pagar besi. Dari kejauhan kelihatanlah Rumah Gadang tersebut. Mungkin yang akan kesulitan adalah bagi yang rabun jauh karena besarnya halaman bangunan Rumah Bagonjong tersebut sebagai titik sentral komplek PDIKM.
Bagi yang rabun jauh ternyata jangan berkecil hati. Ada plang PDIKM berikutnya didepan kompek. Namun plang itu kurang menarik, berwarrna gelap dan tulisannya kecil sehingga waktu itu kami tidak terlalu memperhatikannya. Yang kami temukan cuma gerbang komplek depan yang pagarnya sedikit tertutup. Ditambah lagi dengan tidak jelasnya apakah pendatang harus belok kiri atau kanan setelah berada didepan gerbang yang tertutup itu. Yang jelas disitu adalah panah kekanan menuju ke Mifan Waterpark.
Ketika dikonfirmasi ke Kepala Dinas Porbudpar Kota Padang Panjang Dra. Ernawati Nasution, MM, beliau menjelaskan bahwa masih banyak sebenarnya hal-hal kepariwisataan yang harus dibenahi. Namun masalah terbatasnya dana memang merupakan hal yang fundamental. Ditambah lagi dengan prinsip ibu Erna yang tidak mau setengah-setengah dalam pembangunan. Beliau menambahkan kalau ingin berhasil dalam kepariwisataan, memang harus dilakukan secara komprehensif, tidak hanya pembangunan fisik namun juga pembangunan mental para masyarakatnya yang notabene merupakan ujung tombak promosi bagi daerah lain.
Menyambung cerita tadi akhirnya kami temukan juga pagar masuk. Belok kanan, belok kiri, jalan terus dan eip.. Jangan terus dulu.. Walau gerbang megah Mifan telah memanggil-manggil disana, kita harus tahan sebentar.. Memasuki gerbang sederhana sebelah kiri sebelum Mifan bisa mencerdaskan kita. Kunjungan ini akan membawa kita ke tempo doeloe (dulu) yang tidak kalah menariknya. Disana terdapat tempat penyimpanan berbagai koleksi dan dokumentasi kebudayaan Minangkabau.
Jadi, tanggal 13-14 April 2011 adalah hari bersejarah bagi saya. Kenapa tidak. Dihari inilah mata dan fikiran saya tersadar akan keindahan dan sangat menariknya tempat tersebut. Tempat yang baru saya sadari sangat luar biasa lagi menginspirasi. Namun sayangnya selalu kalah oleh kehadiran pengunjung dibandingkan dengan Mifan WaterPark. Jujur saya sampaikan, tempat ini sangat sayang untuk dilewatkan. Bagi anda yang ingin menikmati wisata yang mengedukasi di Padang Panjang, PDIKM lah tempatnya. Walau terkesan tersembunyi didepan Mifan namun jika sudah ditemukan dan masuk mengitarinya akan sangat menyenangkan dan mencerdaskan.
Anda tertarik untuk mengetahui lebih jauh adat Minangkabau? Silakan tapaki beberapa tangga menuju Rumah berarsitektur tinggi tersebut. Maka anda akan disambut oleh senyum ramah beberapa petugas PDIKM dengan cuma membayar 2000 rupiah perorang. Namun ketika saya berkunjung kedalam dan meminta informasi tentang sejarah PDIKM secara tertulis, petugas mengatakan tidak ada referensi tertulis yang bisa dibawa tentang itu. Dan ketika saya meminta brosur tentang PDIKM, petugas juga mengatakan sedang habis. Kecewa juga sich..harusnya brosur selalu tersedia untuk pengunjung yang datang. Bukankah promosi dari mulut ke mulut tidak kalah efektif dibanding jenis iklan lainnya?
Dari gambaran perjalanan diatas, beberapa masalah dibawah ini diharapkan bisa jadi pertimbangan untuk kemajuan PDIKM kedepan.
1. akronim PDIKM yang terlalu panjang, kurang gaul dan sulit untuk diingat
2. gerbang PDIKM yang kurang terawat dan kurang menarik
3. petunjuk jalan kearah dalam setelah melewati gerbang PDIKM besar dipinggir jalan Raya yang kurang jelas.
4. kondisi halaman dan Rumah Gadang di PDIKM yang kurang terawat.
5. tidak selalu tersedianya brosur bagi pengunjung yang datang.
6. kurangnya promosi berupa keuntungan yang didapat bila mengunjungi atau pengadaan kegiatan disekitar PDIKM
7. kurangnya kesadaran generasi muda akan pentingnya mengetahui budaya Minangkabau
8. ketenaran Mifan gusur popularitas PDIKM.
Masalah terakhir inilah yang menjadi inspirasi tulisan ini. Banyak yang tahu Mifan, tapi tidak banyak yang tahu apa itu PDIKM. Padahal tempat ini berdekatan. Malah PDIKM lah yang lebih duluan bisa diakses baru Mifan karena Mifan terletak dibelakang PDIKM. Selain itu PDIKM menyimpan potensi yang luar biasa untuk dikunjungi.
Bagi anda yang tertarik mengetahui lebih jauh rumah adat Minangkabau dan filosofinya, para petugas dengan ramah akan menjelaskannya. Bagi yang berminat mengetahui dokumen tua tentang Minangkabau, anda juga bisa mendapatkannya baik dengan membacanya langsung dari buku asli dan kopian ataupun melalui alat canggih bantuan Pemerintah Australia yang disebut Micro Film Scanner. Selain itu, berpose dengan pakaian Minangkabau terutama bagi yang tidak sempat menggunakan pakaian sewaktu pernikahan dulu didepan pelaminan tentu juga pengalaman yang tak kalah menariknya. Aktifitas ini merupakan salah satu yang sangat diminati oleh pengunjung. Puas menikmati isi dalam Rumah Gadang, mata kita akan dimanjakan oleh indahnya pemandangan dihalaman Rumah Gadang. Selain untuk berjalan-jalan disekitar taman yang indah ini, anda juga bisa mengembangkan tenda di arena Camping Ground.
Dengan segala potensi yang luar biasa diatas, kita sangat berharap agar pemerintah setempat dapat memprioritaskan perbaikan fasilitas yang memadai dan SDM yang berkualitas untuk lebih menggeliatkan PDIKM yang nantinya diharapkan bangun dan bangkit. Apabila PDIKM terlalu PD dengan segala potensi yang ada dan tidak memberikan banyak perubahan kedepan, dikhawatirkan akan membuatnya terlewati saja oleh para generasi muda Minangkabau yang harusnya lebih tahu tentang budaya mereka. Jangan sampai mereka lebih rela tenggelam di kolam renang dibandingkan harus belama-lama di PDIKM.
Apapun alasannya, tetap saja masalah-masalah diatas tidak sebanding dengan rasa menyenangkan yang saya peroleh setelah mengunjungi PDIKM. Jangan biarkan PDIKM hanya dinikmati oleh pengunjung luar saja. Kita, sebagai masyarakat Padang Panjang dan sekitarnyalah yang harus lebih tahu dan lebih dekat lagi dengan PDIKM. Bagaimana menurut anda?
(Naskah Lomba Menulis Kepariwisataan PPWI Padang Panjang)

======================================

Gadis Cantik Bermata Sayu di PDIKM

KOPI, Duduak bajelo kaki, manantang sanjo kamaminang malam, mancaliak salingka paga, ndak kunjuang juo sanak mambari salam, bungo lah lareh dik kancangnyo angin onda, oto lalu jo lalang di paga rumah, basalam indak mancaliakpun tido, dulu wakatu bundo kanduang masih manitah di dalam buhua, tak ado ciekpun nan bapaliang dari nasihaik babudi jo ba kaba. Baju lah lusuah dik bagantuang siang jo malam, bapakai hanyo sa-sa-aik bagalang panghulu jo rajo sisuak, gonjong nan babega, jadi panutan rang Minangkabau, manjadi kebanggaan rang parantau dan tampek palinduang dik urang ndak barumah. Apolai nan kadisabuik, alah basabuik sadonyo, mulo dari jayanyo sejarah nan di kaja kaniak jo kamari dik urang managarati jo bahaso jaso, mangarati jo sajarah raso, dan mangarati jo kato tarimokasih. Tagigau mangko takanceh, dik ulah ndak bakarunciangan, nan di tangan suatu saat akan pai, nan di palupuak mato suatu saat akan manyimba luko.
Gadis cantik bermata sayu, merupakan tema yang pas rasanya dijabarkan atas keterasingan, keberadaan rumah bagonjong PDIKM satu-satunya di Sumatera Barat setelah terjadinya peristiwa terbakarnya Pagaruyung dan Lindung Bulan. Rumah bagonjong yang dijadikan sebagai aset pariwisata, cagar budaya dan tempat informasi ke-minangkabauan, yang konon ceritanya terlengkap segala dokumentasi dan arsip di ranah bundo. Lengkap dalam artian pada kebutuhan masyarakat yang berkunjung dan mengetahui seluk-beluk sejarah dan asal-muasal Minangkabau.
Menjadi peserta pada pelatihan jurnalistik yang diadakan oleh pewarta Indonesia (PPWI) Sumatera Barat membuat hati terenyuh melihat kondisi rumah di tanah bundo. Kondisi yang mengingatkan pada zaman dahulu, tumpah darah bundo kanduang beserta raja mempertahankan ke-eksotisan rumah gadang itu. Namun apa dikata rumah gadang yang banyak menyimpan sejarah telah terasing dari keramaian bangunan minimalis yang memukau di-tambah-lagi kurangnya empati pemerintah setempat untuk mempertahankan dan memberdayakannya, banyak alasan publik yang menagatakan bahwa bangunan rumah bagonjong banyak memakan biaya yang bisa menguras aset daerah, belum lagi kayu yang mahal, ukiran yang juga mahal, serta upah tukang dalam membuat rumah tersebut, belum lagi mau kemana mencari pengrajin yang mengelola atap rumah yang terbuat dari rumbio.
Banyak sebenarnya aset bangsa yang berada di Pusat Dokumentasi Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM), mengingat sejarah yang kian mengukir jati diri bangsa tentang adanya suatu kerajaan di dunia yang berlandaskan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah yang berpusat di Indionesia tepatnya daerah Padang Panjang Sumatera Barat, kehadiran penjajahan di Sumatera Barat telah membuktikan adanya perkembangan bangsa dan pengakuan diri suatu daerah akan keasrian yang ada di daerah tersebut misalnya saja, mulai dari rempah-rempah, kecantikan cagar alam dan keistimewaan alam yang berarak tinggi, sejuk, damai, dan bermasyarakat.
Kembali sejenak pada sejarah bangsa yang sering di ulas dalam tambo yang telah di terjemahkan, bahkan dari cerita lisan oleh para datuak orang "sisuak", niniak mamak, dan para sejarawan Minang, ternyata perannya rumah gadang yang sering di jadikan tempat mufakatnya para pejuang di zaman dahulu, selain adanya medan bapaneh, juga ruangan lepas dalam rumah adat menjadi saksi tegaknya demokrasi yang berlandaskan mufakat untuk memperjuangkan bangsa Indonesia. Apalagi yang kurang di alam Minangkabau, ataukah sejarah hanya tinggal sebuah kenangan yang dikenang saja, dan tidak di pertahankan, sedangkan bahasa dan kebudayaan menentukan kewibawaan suatu bangsa, atau relakah budaya yang telah ada pengakuan dunia ini di berdayakan oleh negara asing dan menjadi hak cipta bangsa mereka, mungkin kembali lagi pada hati regenerasi Minang.
Terasing karena zaman, hal yang sudah biasa terjadi di masyarakat, namun dengan hal itu ada kecemasan yang menghantam benak, akan nilai budaya dan masa mendatang, dengan semakin langkanya bangunan rumah gadang di ranah bundo, bahkan tidak ada yang tahu tentang maknanya anjungan, makna tonggak yang banyak, maknanya jenjang yang menghubung antara halaman dan ruangan rumah, serta jarang sekali yang tahu maknanya ukiran yang membaluti tubuh rumah gadang.
PDIKM, semenjak disahkan keberadaan PPWI di kota Serambi Mekah, banyak kegiatan yang selalu bersentuhan dengan gedung bernuansa budaya, namun kesedihan gadis minang yang cantik bermata sayu belum juga mau tersenyum. Gadis cantik bermata sayu mungkin akan bisa tersenyum lebar jika masyarakat Padang Panjang dan pemerintahan mau kembali mengkaji makna utuh yang ada di rumah gadang, seperti ukiran yang menawan menandakan kewibawaan suatu daerah kerajaan di Minangkabau, dengan menampilkan ukiran yang beraneka ragam membuktikan bahwa kebiasaan masyarakat yang bervariasi, bergotong-royong, saling tolong-menolong, saling harga-menghargai yang menjunjung tinggi nilai adat yang berlandaskan keyakinan pada Empunya alam semesta.
Gonjong yang terbuat dari batu, belumlah bisa menahan dahsyatnya getaran gempa yang datang tak diundang pergi tak dipanggil, jangan terlalu lengah dengan bangunan yang minimalis dengan kocek dana yang bisa terjangkau. Gadis cantik bergonjong lima merupakan aset yang paling berharga dari perkembangan yang terjadi di kota Padang Panjang, aset yang bisa diintai oleh para pecinta sejarah, berbagai cara mereka melakukan pendekatan agar apa yang terabaikan bisa menjadi hak milik mereka. Beberapa catatan yang harus difahami agar rumah bagonjong khususnya PDIKM bisa terfungsikan secara baik, melalui cara mufakat, bersama-sama bergotong-royong menghidupkan kembali nuansa Minangkabau dengan menghadirkan kegiatan yang memancing minat masyarakat untuk datang dan mencintai rumah peninggalan bundo kanduang, serta adanya kegiatan pemerintah yang berpusat di PDIKM, bukan hanya menyambut tamu saja namun dimanfaatkan secara baik dan benar.

Comments
Add New
===================================
Pendidikan di Indonesia dan Maroko (26/M)
Minggu, 15 Mei 2011 23:53 | Oleh : Mar'atus Sholihah | PDF| Cetak| Email
KOPI, Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang berkembang. Sebagai Negara yang sedang berkembang Indonesia berusaha untuk menjalin dan menjaga hubungan baik dengan Negara tetangga guna menciptakan persahabatan yang harmonis. Salah satu hubungan baik Indonesia dengan Negara lain yakni dengan Maroko. Maroko merupakan Negara yang memiliki keindahan yang mempesona sehingga banyak orang yang ingin menyaksikan secara langsung bagaimana maroko itu, disamping itu Maroko merupakan kota tua peninggalan bangsa romawi, disertai kultur budaya yang mamadukan antar budaya arab dan eropa. Selintas tentang Negara Indonesia dengan Maroko mempunyai latar belakang yang hampir mirip. Di lihat dari sisi kebudayaan, agama, pendidikan, pemerintahan, dan lain sebagainya.
Indonesia, salah satu Negara demokrasi yang berada diwilayah asia tenggara, bagian timur dari benua asia. Sedangkan Maroko adalah Negara kerajaan yang berada di wilayah afrika utara atau bagian barat dari benua Afrika yang sering disebut dengan Maghribi (negeri matahari terbenam).
Rabat adalah ibu kota negara Maroko, keindahan kota Rabat tak bisa dilepaskan oleh jalan yang bernama Soekarno. Soekarno? ya pada pemerintahan President Soekarno Indonesia pernah menjalin kerjasama dengan pemerintahan negara maroko yang pada masah itu masih dipimpin oleh raja yang bernama Mohammed V kerjasama ini trus berjalan hingga sekarang. Negeri Seribu Benteng ini memiliki sumber kekayaan alam yang sering dijadikan tempat wisata oleh para turis dai negeri barat salah satunya adalah Dorekh Mohammed V yang selalu menjadi daya tarik pengunjung negeri ini. Tidak kalah menarik nya dengan negara eropa lain nya yang perpaduan eropa disini sangat domonan dengan model baju dan segi banguna.
Abad ke-21 merupakan era penentuan pilihan prioritas untuk maju dan mampu memberikan jawaban terhadap tantangan-tantangan global. Tantangan dan perkembangan masyarakat di masa datang diantisipasi sebagai era teknologi, informasi dan globalisasi yang berakar pada kualitas sumber daya manusia (SDM). Sistem kehidupan sosial, ekonomi, politik, ilmu, teknologi, seni dan bahkan agama, sangat dipengaruhi oleh perkembangan SDM dan masyarakatnya. Maka masyarakat atau negara yang mampu mengembangkan SDM yang unggul tentu akan berhasil dalam kerjasama maupun persaingan global, sedangkan sebaliknya, masyarakat dan negara yang tertinggal dalam pengembangan SDM-nya akan stagnan, mungkin tergeser bahkan tersingkir dari percaturan global. Dari pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa konsep sumber daya manusia (human resources) itu berkembang ketika diketahui dan disadari bahwa manusia mengandung berbagai aspek sumber daya bahkan sebagai sumber energi. Manusia tidak hanya berunsur jumlah, seperti terkesan dalam pengertian penduduk, tetapi juga mutu. Mutu atau kualitas manusia ini tidak ditentukan hanya oleh aspek keterampilan atau kekuatan tenaga fisiknya, tetapi juga pendidikannya atau kadar pengetahuannya, pengalaman atau kematangannya, dan sikapnya atau nilai-nilai yang dimilikinya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat, ternyata mengharuskan pula peningkatan pada bidang pendidikan. Karena pendidikanlah yang menjadi faktor penentu dan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia suatu bangsa. Maka semakin tinggi pendidikan yang diperoleh seseorang sejatinya derajat kemanusiaannya pun semakin meningkat pula. Hal ini berbanding lurus dengan meningkatnya kualitas pola pikir, sikap dan tindakan yang semakin efektif dan efisien, baik dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, hubungan antar manusia (sosial) maupun hubungan dirinya dengan Sang Maha Pencipta (Allah SWT).
Kebijakan strategik pembangunan sistem pendidikan nasional, baik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sampai jenjang pendidikan tinggi secara menyeluruh hendaknya mengarah kepada aspek kehidupan yang berujung pada peningkatan mutu (quality) dan persamaan perlakuan (equality). Upaya peningkatan mutu (quality) pendidikan dan persamaan perlakuan (equity) kepada semua anak usia wajib belajar dalam memperoleh akses pendidikan merupakan isu yang utama dalam pertemuan 37th SEAMEO (Southeast Asian Ministers of Education Organization) Council Conference di Chiang Mai tanggal 11 Maret 2002 dengan telah dihasilkannya Declaration on Quality and Equity in Education in Southeast Asia. Pertemuan tersebut ditindaklanjuti dengan Special High Official Meeting tanggal 29-31 Mei 2002 di Thailand yang menyepakati bahwa penerapan Q&E di bidang pendidikan bertujuan untuk menempatkan pendidikan untuk semua (education for all), di antaranya untuk mengurangi antara kaya dan miskin dalam mendapatkan pengetahuan dan informasi.
Pendidikan dalam perspektif filosofis, pada hakekatnya merupakan proses memanusiakan manusia. Tujuan utama dari pendidikan itu adalah membantu peserta didik untuk mencapai kematangan pribadi. Menjadi manusia yang berbudi pekerti, berahlak karimah serta mempunyai skill yang mumpuni untuk bekal dalam mengarungi kehidupannya, hal itu tercantum dalam Undang-undang Sistem pendidikan nasional Nomor 20 Tahun 2003.
Pelaksanaan pendidikan di Indonesia berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sedangkan pelaksanaan pendidikan Maroko berlandaskan kepada Dahir (Undang-undang yang dikeluarkan oleh raja) yang dapat diuraikan dalam undang-undang departemen pendidikan nasional Maroko. Undang-undang tersebut selalu direvisi dan dikembangkan oleh pemerintah Maroko atas arahan dan direksi dari raja. Pendidikan yang dilaksanakan baik di Maroko maupun di Indonesia berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang baik serta bertanggung jawab. Meskipun hal di atas menjadi tujuan utama pendidikan di Maroko dan Indonesia, tentu saja ada perbedaan dasar yang memberi nilai khusus untuk pendidikan kedua negara tersebut.
Pendidikan di Maroko berdasarkan agama Islam dan bahasa Arab sebagai agama dan Bahasa resmi negara, persatuan bangsa dari ujung utara sampai ujung selatan termasuk pantai pasir Maroko, dan raja sebagai pemimpin negara dan pelindung agama Islam sebagaimana diwajibkan kepadanya oleh umatnya yang beragama Islam. Hal ini tentu saja berbeda dengan Pendidikan Indonesia yang berlandasan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ada banyak kesamaan dan perbedaan antara system pendidikan di Maroko dan Indonesia. Jalur pendidikannya terdiri dari jalur formal dan jalur non-formal.
Namun, Kerja sama pendidikan antara Indonesia dengan Maroko, hingga kini dipandang belum optimal. Padahal, masih banyak potensi di bidang pendidikan yang bisa dikerjasamakan kedua belah pihak.
Menurut Rektor Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Prof Laode Masihu Kamaluddin MSc MEng PhD, upaya itu harus segera dilakukan agar masyarakat Indonesia tidak dicitrakan bodoh. Dia mengakui, masih banyak kendala yang menghambat terwujudnya kerja sama tersebut.
"Yang utama, minimnya tulisan-tulisan para pemikir (ulama) kita yang tidak diterjemahkan dalam bahasa internasional seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab. Ini membuat negara lain, tidak mengenal Indonesia. Tak heran jika orang asing memandang peradaban kita belum kuat," tuturnya dalam seminar internasional 'Pembangunan Peradaban Islam Indonesia Maroko' di aula Fakultas Kedokteran Unissula, Kamis (9/12).
Karena itulah, kata dia, Unissula ingin mengambil peran menjembatani keterbatasan itu dengan banyak melakukan kerja sama pendidikan dengan pusat peradaban di dunia, termasuk dengan empat universitas di Maroko, yang salah satunya adalah Universitas Sidi Mohammed Ben Abdallah di kota Fez, Maroko.
Dia menambahkan, sudah saatnya kita memperbanyak referensi budaya dalam pengembangan peradaban bangsa. "Kita sering menjadikan Mesir dengan Al Azhar-nya sebagai referensi keilmuan. Namun, tak begitu memperhitungkan Maroko sebagai salah satu negara Afrika Utara yang turut memberi sumbangsih bagi peradaban dunia. Makanya, untuk tahap awal, kami memilih bekerja sama dengan Maroko," katanya.
Semoga hubungan yang dijalin oleh Indonesia dan Maroko lebih ditingkatkan dan tidak hanya dibidang pendidikan saja, namun dibidang lain juga lebih ditingkatkan juga seperti bidang pariwisata, sosbud, perdagangan, ekonomi, politik dan lain sebagainya.
Referensi
file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR.../Kajian_Singkat_Pendidikan.pdf
http://www.Pewarta Indonesia.com
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/12/09/72619

Biodata Penulis
Nama : Mar’atus Aholihah
Tempat tanggal lahir : Lamongan, 29 September 1990
Perguruan tinggi : Universitas Negeri Surabaya
Alamat PT : Lidah Wetan Surabaya
No induk mahasiswa : 101024245
Alamat rumah : Lidah Wetan Gang 9 No 15, Surabaya
No hp : 081515217577
Alamat E-mail : likhah09@gmail.com
Nama facebook : mar’atus sholihah



Senin, 16 Mei 2011 00:13 | Oleh : Al Kasih | PDF| Cetak| Email
KOPI, “Sekali cinta, tetap cinta,” mungkin itu lah pepatah indah yang tepat untuk menggambarkan kebanggaan besar Maroko terhadap Indonesia. Negara seribu benteng yang jauh berada di belahan utara benua Afrika ini telah begitu tulusnya menobatkan Indonesia sebagai sahabat dan bahkan saudara kandung sendiri. Telah lebih dari lima puluh tahun hubungan itu terjalin. Namun sampai detik ini, atau esok, lusa dan seterusnya, tampak tidak akan pernah putus ikatan yang telah terjalin di antara mereka.

Itu semua terlihat jelas jika kita meninjau kembali hangatnya persahabatan dari kedua negara ini yangmana telah mempersembahkan banyak dampak positif bagi rakyat mereka masing-masing terutama bagi Indonesia selama lima puluh tahun belakangan ini. Salah satu keramahan itu ialah dibebaskannya oleh Maroko bagi Warga Negara Indonesia untuk berkunjung ke sana dengan tujuan baik apapun. Jika untuk pergi ke luar negeri—anggap lah ke negara-negara besar di benua Eropa dan Amerika—Warga Negara Indonesia harus memiliki visa, sedangkan untuk pergi ke Maroko, negara yang berada di benua Afrika ini, mereka tidak harus memilikinya sebab Indonesia telah mendapatkan perjanjian bebas visa sejak lebih dari 50 tahun silam. (http://bataviase.co.id/node/273114)
Tentu lah ini tidak bisa disia-siakan begitu saja oleh Indonesia. Terlebih lagi jika ini ditinjau dari segi postif seperti Pendidikan, Kebudayaan dan Agama Islam, ini merupakan sebuah peluang besar untuk WNI yang begitu banyak ingin mendalami ketiga hal tersebut. Apalagi, Maroko tidak hanya membebaskan visa untuk WNI, tapi juga memberikan beasiswa untuk mereka yang ingin belajar di sana. (PPI Maroko)
Lantas, apakah yang membuat Maroko begitu tulusnya bersahabat dan bersaudara dengan Indonesia sehingga memberikan hal-hal itu?
Sejak Maroko ikut berperan aktif dalam KTT Asia-Afrika yang telah memberikan dukungan untuk memperjuangkan kemerdekaannya dan hingga setahun kemudian pun meraih kemerdekaan itu, Raja Mohammad V dan segenap rakyat Maroko pun akhirnya menganggap Prisiden Soekarno sebagai pemimpin revolusioner dunia yang mampu membangkitkan semangat kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika. (Sahabat Maroko.com).
Setidaknya, itu lah awal mulanya yang membuat Maroko jatuh cinta kepada Indonesia. Kemerdekaan yang diraih oleh Maroko saat itu seakan berpengaruh besar dengan Negara Indonesia terutama dengan Prisiden Indonesia pertama, Soekarno. Pun, Maroko bukan lah ‘kacang yang lupa pada kuliatnya’. Meski itu telah terjadi sekitar lima puluh tahun silam, namun sampai sekarang, ia tetap menganggap Indonesia sebagai sahabat terbaiknya dan bahkan saudara kandung sendiri.
Bagaimana pun juga dan apapun caranya, hubungan diplomatic yang telah terjalin dengan sangat harmonis ini harus tetap bisa dipertahankan sampai dunia tak lagi berputar. Sebab, menjalin persahabatan dan persaudaraan antara negara tidak lah semudah membalikan telapak tangan. Meskipun sering ditemui ada banyak ikatan-ikatan antara satu negara dengan negara yang lain, tapi sebenarnya itu tak lepas juga dengan persaingan dan saling menjatuhkan, bukan untuk memajukan perkembangan setiap negara.
Untuk itu, begitu diharapkan kedua negara ini bisa mewujudkan sesuatu yang bermanfaat demi kemajuan dan perkembangan negara masing-masing maupun seluruh dunia. Tentu ada banyak cara agar hubungan diplomatic ini dapat tetap bertahan sampai kapanpun juga. Apalagi jika diingat keberadaan Negara Maroko yang berdekatan dengan Negara Spanyol atau benua Eropa, ini merupakan sebuah peluang besar bagi Indonesia untuk menjalankan usaha perdagangan Internasionalnya dan menjadikan Maroko sebagai target pasar internasional, yangmana ini juga untuk kebaikan Indonesia dan Maroko sendiri terutama dalam perkembangan Ekonomi mereka berdua.
Di samping itu, dari sini juga Indonesia dan Maroko bisa bersatu untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh dunia. Sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Maulana Malik Ibrahim, salah satu sesupuh Wali Songo yang datang dari Maroko ke Indonesia dengan tujuan untuk berdagang, tapi siapa sangka, dengan kepiawaianya ia mampu mengikat hati warga Indonesia berduyun-duyun memeluk islam. (Sahabat Maroko.com.)
Maroko dan Indonesia bisa mencontoh apa yang pernah dilakukan oleh Maulana Malik Ibrahim ini. Jika salah satu sesupuh Wali Songo ini bisa menyebarkan agama islam seorang diri di negara yang bukan tempat kelahiranya, tentu lah jika Indonesia dan Maroko bersatu untuk menyebarkan agama Islam akan lebih mudah dan cepat. Apabila banyak dan sering perwakilan dari manca negara datang ke Maroko, sebagai target pasar internasional, untuk mengeskpor dan mengimpor sesuatu, secara otomatis mereka akan terbiasa dengan apa yang ada dan yang dilakukan di negara seribu benteng ini. Apalagi, banyak di negara-negara lain para penduduknya tidak memiliki agama dan tidak percaya akan keberadaan tuhan, akan semakin mudah untuk menarik hati mereka agar memeluk agama Islam.
Dengan diperlihatkan betapa indahnya agama Islam ketika menjalankan sebuah perdagangan Internasional di Maroko, perlahan-lahan dan satu-per-satu orang-orang yang tidak memiliki agama akan ikut memeluk agama Islam dan percaya kepada tuhan. Dan ini tidak lah bertujuan semata untuk mempromosikan agama Islam, tapi juga agar orang-orang yang tidak memiliki kepercayaan tersebut dapat memegang pedoman hidup mereka. Apabila semua orang dari berbagai negara memiliki agama, terutama dapat memeluk agama Islam, maka perdamaian dunia pun akan mudah terwujud dengan sendirinya, tidak akan lagi ada perperangan negara dan pertumpahan darah seperti apa yang kerap terjadi belakangan ini.
Sangat diharapkan Indonesia dan Maroko bisa menjalankan misi penting ini. Kesempatan emas sudah ada di depan mata dengan adanya ikatan persahabatan di antara mereka, Maroko sebagai target pasar Internasional dan dari Indonesia banyak sumber daya alam yang sangat ingin dimiliki oleh negara-negara di seluruh dunia. Dari sini, Indonesia hanya perlu mengekspor sebagian kekayaannya ke Maroko agar semua negara di dunia dengan mudah bisa mendapatkannya kembali dari negara seribu benteng ini. Selain Maroko dan Indonesia bisa menyebarkan agama islam, kemajuan Ekonomi di maroko pun akan semakin berkembang dan Indonesia pun dapat meraih keuntungan yang sewajarnya dari apa yang diekspornya karena Maroko tidak mungkin curang dengan sahabat atau saudara kandungnya sendiri.
Mungkin itu lah yang sebaiknya dilakukan kedua negara ini untuk menciptakan dunia seperti apa yang kita inginkan bersama. Tidak lagi ada yang bisa melakukan ini selain mereka berdua. Jika mereka terus bersatu, maka keadaan dunia pun bisa ditaklukan oleh kedua negara ini dengan sangat baik. Tidak bisa dibayangkan jika akhirnya perdamaian dunia itu bisa terwujudkan oleh kedua negara ini. Andai saja itu terjadi, mungkin bahasa Internasional bukan lah lagi bahasa Inggris melainkan bahasa Arab atau bahasa Indonesia. Tidak kah kita semua menginginkan itu? Jika iya, terus lah bersatu dan jadikan dunia ini seperti apa yang kita inginkan. Berpegang lah satu sama lain, dan robohkan ketidakadilan dan kemunafikan di atas dunia ini.

Biodata Penulis
Nama : Al Kasih
Tempat & Tanggal Lahir : Padang, 25 Maret 1989
Status : Mahasis Aktif di Universitas Nasional
Alamat : Jalan Sawo Manila, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, 12520.
Telp : (021) 7806700 - 7806462
Alamat rumah: Jl. Yousudarso Lorong 101 timur No. 57B, Rt 006 Rw 02, Kelurahan Koja, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, 14220
No. Handphone : 08811498476 / 085697951884 e-mail : alkasih_07@yahoo.com
Akun facebook : http://www.facebook.com/al.kush1 (Al Kasih)


Senin, 16 Mei 2011 00:07 | Oleh : Herna Puji Astutik | PDF| Cetak| Email
KOPI, Layaknya hubungan mutualisme antara kupu- kupu dengan bunga yang saling memberikan keuntungan. Hendaknya hubungan ini diterapkan pula terhadap hubungan bilateral antar negara. Suatu kerjasama hendaknya bukan menjadi suatu boomerang bagi salah satu negara maupun kedua negara yang mengadaka kerjasama bilateral tersebut. Justru tujuan yang diinginkan adalah keuntungan dari tiap-tiap negara guna untuk kemajuan dan kemakmuran masing-masing negara.
Pelajaran yang dapat dipetik dan diterapkan dari hubungan mutualisme antara kupu-kupu dengan bunga adalah hubungan kerjasama yang didalamnya telah difikirkan secara matang akan dampak hubungan kerjasamanya tersebut, sehingga benar-benar tercipta hubungan baik dan saling menguntungkan tiap negara. Beberapa bentuk kerjasama dalam berbagai sektor antara Indonesia dan Maroko telah banyak dilakukan. Namun usaha tersebut kurang nampak terlihat dalam hal pariwisata yang ditunjukan oleh jumlah wisatawan baik dari Maroko maupun Indonesia yang jarang terlihat di masing-masing negara tersebut. Bentuk kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Maroko telah banyak dilakukan. Antar lain adalah bentuk kerjasama dalam ekspor dan import yang dilakukan oleh masing-masing negara.
David Ricardo menyatakan bahwa kemakmuran bersama dua atau lebih negara akan semakin besar bila perdagangan bebas berlangsung diantara mereka ; daripada bila keduanya menerapkan kebijakan pembatasan perdagangan dan hanya memproduksi untuk kebutuhannya sendiri *)
Dalam pernyataan tersebut apabila dijabarkan dengan pengertian yang dipandang dari sisi kepariwisataan adalah sebagai berikut bahwa kemakmuran suatu bangsa akan semakin lebih besar bila terjalin kerjasama dalam hal pariwisata diantara mereka. Dari pengertian yang telah dicoba untuk diuraikan dari pernyataan David Ricardo menjadi sebuah kalimat penjabaran penulis adalah sebagai berikut.
Hubungan antara Indonesia dan Maroko dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dari nilai eksport Indonesia terhadap Maroko. Telah banyak kebijakan tentang perdagangan telah banyak dibicarakan akan tetapi peningkatan kerjasama dalam sektor pariwisata belum nampak terlihat oleh masing-masing negara. Pariwisata dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan negara yang cukup besar, apabila sektor ini dapat berjalan dengan baik.
Indonesia yang memiliki banyak kebudayaan didalamnya yang dipengaruhi oleh unsur Asia ketimuran sedangkan Maroko merupakan negara di kawasan timur tengah yang juga memiliki kebudayaan didalamnya dan memiliki potensi pariwisata yang baik pula. Bentuk hubungan kerjasama dalam upaya peningkatan pariwisata oleh masing-masing negara adalah menciptakan suatu kebijakan khusus untuk kedua negara dengan mengupayakan peningkatan wisatawan dari Indonesia ke Maroko maupun Maroko ke Indonesia. Adapun upaya yang dapat dilakukan antara lain adalah bentuk kerjasama yang melibatkan kedua Negara melakukan suatu kebijakan khusus terhadap wisatawan dari Indonesia maupun Maroko antara lain Pemerintah Indonesia menyediakan penginapan gratis untuk warga negara Maroko yang ingin berwisata ke Indonesia dengan batasan hari tertentu sesuai persetujuan masing-masing Negara. Hal ini dapat memicu upaya calon wisatawan untuk memindah lokasi tujuan wisata yang sebenarnya bukan di Indonesia menjadi memilih Indonesia sebagai lokasi wisatanya.
Meskipun beberapa hotel/penginapan setempat mengalami kurangnya pendapatan tetapi hal ini hanya berlaku sesuai perjanjian hari yang telah disepakti, jadi pendapatan hotel/penginapan setempat akan kembali ketika perjanjian tersebut sudah habis masa berlaku.
1. Pemerintah Maroko menyediakan penginapan gratis untuk warga negara Indonesia yang ingin berwisata ke Maroko dengan batasan hari tertentu sesuai persetujuan masing-masing negara. Hal ini dapat memicu upaya calon wisatawan untuk memindah lokasi tujuan wisata yang sebenarnya bukan di Maroko menjadi memilih Maroko sebagai lokasi wisatanya.
2. Fasilitas yang khusus yang diberikan oleh tiap-tiap negara untuk wisatawan (discount masuk tempat pariwisata, voucher makan khusus yang berlaku pada hari-hari tertentu).
3. Pemberian kupon berhadiah kepada wisatawan Indonesia yang telah melakukan liburan ke Maroko untuk mengunjungi lagi negara Maroko tersebut.
4. Pemberian kupon berhadiah kepada wisatawan Maroko yang telah melakukan liburan ke Indonesia untuk mengunjungi lagi negara Indonesia tersebut.
Hal ini dapat diupayakan oleh tiap-tiap pemerintah. Dan hal-hal seperti yang disebutkan diatas dapat berimbas kepada meningkatnya minat wisatawan Indonesia untuk mengujungi Maroko, ataupun sebaliknya. Peningkatan sektor pariwisata dapat dijadikan sebagai peningkatan pendapatan masing-masing negara sekaligus sebagai ajang promosi agar negara-negara lain ingin berkunjung di Indonesia maupun Maroko. Sehingga peningkatan devisa semakin meningkat untuk Indonesia maupun Maroko.
Bahwa diketahui pariwisata merupakan bagian dari rencana pembangunan ekonomi nasional, dalam hal ini pariwisata dapat berperan untuk meningkatkan devisa, memperluas lapangan kerja serta memperkenalkan budaya bangsa kepada dunia luar. Peningkatan sektor pariwisata dapat meningkatkan beberapa sektor lain, hal tersebut dapat merubah keadaan ekonomi penduduk masing-masing negara menjadi lebih baik.
Dapat diilustrasikankan sebagai berikut apabila wisatawan berasal dari Negara A berkunjung ke Negara B maka Pemerintah B akan berupaya memperbaiki dan memperindah sarana prasarana di Negaranya agar wisatawan tidak kecewa dengan keadaan sarana dan prasarana dari Negara yang dikunjungi tersebut dan hal tersebut dapat berimbas kepada pembukaan lowongan pekerjaan untuk masyarakat sehingga angka pengangguran semakin berkurang, selain itu peningkatan pendapatan devisa Negara B dari kunjungan wisatawan tersebut dan peningkatan transaksi jual beli di Negara tersebut, hal ini menyebabkan industri kecil akan mulai tumbuh seiringnya permintaan akan barang yang akan dijadikan cideramata, maupun oleh-oleh makanan khas. Pertumbuhan industri kecil akan berimbas kepada peningkatan pendapatan daerah setempat.
Pertumbuhan pembangunan sarana dan prasarana akan meningkat dengan disertainya peningkatan cara pandang masyarakat setempat untuk berpola fikir lebih maju dibanding sebelumnya. Perubahan pola fikir yang maju dari masyarakat akan berimbas kepada peningkatan keadaan ekonomi masyarakat yang ingin berkembang dan sadar akan cara memenuhi kebutuhannya yang lebih tinggi. Proses peningkatan kebutuhan ini akan membawa masing-masing negara semakin berkembang dan mengalami perkembangan dari beberapa sektor, maka dari upaya kebijakan pariwisata tersebut dapat dijadikan titik awal pembangunan kadaan ekonomi menjadi lebih baik dan berkembang disertai upaya pelestarian budaya setempat oleh daerah masing-masing, pelestarian budaya juga dapat dijadikan ajang penarik wisatawan untuk berkunjung. Peningkatan budaya setempat dapat dijadikan obyek pariwisata yang baru bagi wisatawan baik untuk kebudayaan Indonesia maupun Maroko. Maka akan didapat persahabatan yang saling menguntungkan terjadi diantara kedua negara tebut.

Biodata Penulis
Nama Lengkap : Herna Puji Astutik
NIM : I 0110056
Tempat/Tanggal Lahir : Klaten,17 Maret 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Universitas : Universitas Sebelas Maret Surakarta
Alamat Universitas : Kentingan, Jebres Surakarta
Alamat Rumah : Ngering RT 01/ 10,Jogonalan Klaten
HP : 085729387779
Email : swan.herna@yahoo.com
Akun Facebook : Herna Puji Astutik




Minggu, 15 Mei 2011 23:58 | Oleh : Ni Nyoman Ayu Suciartini | PDF| Cetak| Email
KOPI, Merekam jejak sejarah, membantu sebuah negara untuk dapat berdiri kokoh menyuarakan perdamaian dalam jalinan persahabatan. Sejarah menjadi pijakan awal bagi generasi penerus untuk mengembangkan sayap, menyambut hubungan yang lebih harmonis antara negara-negara di belahan dunia. Pembukaan hubungan ini akan memiliki nilai strategis dari berbagai lini. Lini politis, ekonomi, hubungan antar masyarakat maupun dari lini perlindungan WNI, misalnya. Indonesia, salah satu negara yang tergolong aktif dalam menjalani hubungan kerja sama dengan beberapa negara dalam forum Internasional. Tanpa disadari hubungan diplomatik semacam ini semakin membawa pengaruh besar untuk kejayaan NKRI, di samping beberapa hal yang memang bersifat paradoks. 19 April 1960, tepatnya 51 tahun silam, Indonesia mengawali hubungan diplomatik dengan negara Maroko yang ditandai penyerahan surat kredensial Duta Besar Nazir Pamontjak kepada Raja Maroko, Muhammed V. Inilah gaung ‘JAS MERAH’ (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah) yang tidak boleh luput dari perhatian publik. Awal sebuah kebersamaan indah yang patut dibina RI- Maroko, juga kita para generasi penerus bangsa. Pun Bung karno, petinggi kerajaan Maroko, serta pejuang yang terlibat pada perjanjian di masa lalu ini akan tersenyum bangga melihat tali persaudaraan yang masih terajut secara harmonis hingga memasuki masa perak (51 tahun).
Negeri Maghribi (matahari terbenam), Maroko adalah sebuah negara kerajaan yang berada di wilayah Afrika Utara, sedangkan Indonesia merupakan negara demokrasi yang berada di wilayah Asia Tenggara. Jarak geografis yang terbentang di antara keduanya, tidak lantas pupus harapan untuk berjabat tangan menyatakan bahwa kedua negara itu sebagai “Akh Syaqiq” (saudara kandung). Kenangan khusus yang menjadi potret kedamaian RI-Maroko tercermin dari kunjungan Presiden RI pertama, Bung Karno yang akhirnya menjadi sejarah di kerajaan Maroko dengan adanya nama sebuah jalan berlabel ‘Rue Suekarno’ di jantung kota Rabat, Ibukota kerajaan Maroko. Pun Bung Karno menyematkan nama Casabalanca, kota perdagangan dan pelabuhan Maroko sebagai salah satu nama jalan terpadat di Indonesia. Peristiwa 51 tahun lalu itu mungkin tidak banyak diketahui generasi penerus, namun itulah sejarah yang tak dimungkiri membuat Indonesia lebih terkenal peradabannya di mata Internasional.
Negeri matahari terbenam, Maroko memberi wahana baru bagi Indonesia untuk menyimak potret keharmonisan. Di Maroko orang sangat menikmati hidupnya karena raja sangat peduli kepada rakyat. Sungguh luar biasa, terlihat hubungan antar umat beragama terjaga dengan sangat baik. Tidak ada sekat-sekat pemisah partai politik, organisasi keagamaan, latar kultural, semua dirangkul dalam hangatnya kenyamanan. Indonesia, melalui beberapa kader-kadernya yang tersebar di negeri seribu benteng itu bisa menyerap ilmunya dan merealisasikan keharmonisan itu di negeri Indonesia. Di Maroko, pendidikan merupakan hal utama. Melalui berbagai program, pihak Kerajaan Maroko memberikan fasilitas pendidikan gratis kepada seluruh rakyatnya, sekolah gratis hingga jenjang S-3 di universitas. Kebijakan ini juga mengimbas pada hubungan bilateral yang terbina dengan Indonesia, melalui AMCI, Maroko menawarkan beasiswa guna belajar di institusi pendidikan, khususnya Universitas Qarawiyyin. Walaupun tertatih, namun cukup banyak mahasiswa Indonesia yang tertarik melanjutkan studi di Maroko, terutama bagi mereka yang ingin mendalami nuansa islami. Mengapa harus Maroko? Bukankah Mesir atau Saudi Arabia adalah tempat perburuan terbanyak untuk belajar hal yang sama? Ya…karena Maroko adalah cerita baru (jawaban atas pilihan mereka). Inilah yang menjadi pionir penggerak pemerintah Indonesia menginginkan hubungan bilateral tetap terjalin agar mahasiswa Indonesia mendapatkan jatah untuk melanjutkan studi ke Maroko, dan menambah cerita baru di Negeri Matahari Terbenam itu.
Sikap positif dan dukungan yang diberikan pihak Maroko terhadap negara Indonesia, sudah sepatutnya disambut baik untuk memperkenalkan Indonesia melalui budaya-budaya yang khas di negeri ini agar semakin merasuk di tingkat Internasional. Indonesia yang telah menggenggam begitu banyak kemudahan, seperti perjanjian bebas visa dengan kerajaan Maroko sebagai dukungan terhadap kemerdekaan Maroko sangat menarik dimanfaatkan untuk membina hubungan bilateral dalam dunia pariwisata dan perkenalan budaya. Duta besar RI untuk kerajaan Maroko, Bapak Tosari Widjaja dalam acara HUT ke-65 RI yang digelar dalam kemasan ‘Indonesian Day’ mengharapkan agar penampilan kesenian Tari Panyembrama, Cendrawasih (Bali), Tarian Yapong (Betawi), Saman (Aceh), dan sederet kesenian memukau lainnya dapat menggugah dan menimbulkan rasa ingin tahu untuk lebih mengenal Indonesia kepada khlayak asing serta mengundang mereka untuk datang menjalin persahabatan dengan RI.
Atas bantuan insan-insan kreatif pemuda Indonesia, nama negeri tercinta ikut terangkat di bidang seni budaya, terutama memukau kerajaan Maroko. Legenda Jawa Klasik ‘Ande-ande Lumut’ menggunakan bahasa Arab dalam Festival Teater Internasional Pemuda ke-12 di kota Taza, Maroko telah menghimpun sendi-sendi kepercayaan dunia bahwa Indonesia adalah negara yang patut diperhitungkan peradabannya. Lewat seni pagelaran semacam ini, pesan-pesan perdamaian dan persahabatan bisa dituangkan secara demokratis dan dimaknai secara mendalam bagi negera-negara yang menjalin hubungan diplomatik. ‘Ande-ande Lumut’ adalah jiwa Indonesia yang di dalamnya terekam sebuah sejarah, kisah seorang pangeran dari Kerjaan Kediri, Jatim bernama Kasumayuda adalah legenda bernilai sejarah yang tetap bernafas di negeri sendiri dan merebak ke dunia Internasional. Tidak dimungkiri pesona sejarah mampu menyatukan negara-negara di berbagai lini, baik budaya, sosial, hubungan diplomati, pendidikan, bahkan pertahanan dan keamanan sekali pun.
Nilai persamaan yang terkadung pada badan RI dan kerajaan Maroko menjadi peluang komunikasi andal untuk semakin memantapkan diri di kancah Internasional. Indonesia dan Maroko sama-sama menganut kebijakan moderat dan merupakan anggota organisasi Internasional seperti PBB,OKI, GNB, Kelompok-77, dan Komite AL-Quds, serta nilai historisnya yang membantu hubungan diplomatik dapat berjalan secara beriringan. Kepercayaan ini kembali membuka peluang bagi produk dagang Indonesia memasuki nadi kerajaan Maroko. Hal ini terbukti berdasar catatan KBRI, perdagangan RI-Maroko tahun 2005 selalu surplus yang relative besar untuk RI. Implikasinya, produk RI di Maroko cukup dikenal dan diminati serta RI mendapat tempat-tempat di bursa perdagangan Maroko. Namun, hal ini patut dikembangkan dengan membentuk wadah yang mampu menampung aspirasi dan saran dalam peningkatan hubungan dagang, yang merambah hubungan politik, pendidikan, seni budaya, dan sebaginya antara kedua negara. Maroko sebagai negara yang terletak di tepi Selat Gibraltar ini termashyur akan kekayaan budayanya yang juga melukiskan kisah sejarah. Bagi warga Indonesia yang ingin mencari refrensi dan mendalami budaya Maroko bisa belajar dari karya sastra Maroko yang ditulis dalam beberapa bahasa. Masih banyak lagi sharing yang bisa kita lakukan jika hubungan diplomatic RI-Maroko terjalin mesra.
Hubungan diplomatik RI-Maroko yang memegang teguh ‘JAS MERAH’, niscaya akan langgeng di segala ranah dan lebih memantapkan diri menghadapi tantangan yang kian menerjang di kemudian hari. Jayalah Indonesiaku…
Refrensi:
http://www.berani.co.id/Artikel_Detail.aspx?ID=677. Diakses pada tanggal 10 Mei 2011
http://111.68.116.28/id/berita_isi.php?news_id=1132. Diakses pada tanggal 10 Mei 2011

Biodata Penulis
NAMA: Ni Nyoman Ayu Suciartini
TTL : Amlapura, 11 April 1990
Universitas Pendidikan Ganesha-Singaraja Bali
Alamat: jln Udayana Singaraja-Bali
Alamat rumah: jln sahadewa gang 4a no 10 b
Hp: 081916602051
Email: uci_geg@yahoo.com
Fb: oman9269@yahoo.co.id


Senin, 25 April 2011 13:00 | Oleh : Hening Nugroho | PDF| Cetak| Email
KOPI, Secara historis hubungan Negara Indonesia dan Kerajaan Maroko telah terjalin sejak pertengahan abad ke-14 M. Kabar mengenai kepulauan besar di Asia Tenggara dibawa oleh Ibnu Battutah, orang terkenal dari Kerajaan Maroko pada waktu itu. Ibnu Battutah melakukan perjalanan panjang dari Maroko menuju Mesir, India sampai akhirnya tiba di Kerajaan Samudera Pasai, Aceh.

Pada saat itu Kerajaan Samudra Pasai sedang berada pada puncak kejayaannya. Dari catatan yang ditinggalkan Ibnu Batuttah disebutkan bahwa kerajaan Samudra Pasai merupakan pelabuhan yang sangat penting, tempat kapal-kapal datang dari Tiongkok dan India serta dari tempat-tempat lain di Indonesia, singgah dan bertemu untuk memuat dan membongkar barang-barang dagangannya.
Kisah Wali Songo yang dikenal sebagai soko guru muslim Indonesia yang hidup pada awal ke-16 M. Maulana Malik Ibrahim salah satu sesepuh Wali Songo yang lebih dikenal dengan nama “Syeikh Maghribi” adalah bangsa Maroko yang datang ke Indonesia dengan tujuan untuk berdagang. Dengan kepiawaiannya, ia mampu memikat hati warga Indonesia yang akhirnya berduyun-duyun untuk memeluk Islam.
Kunjungan kedua tokoh tersebut, Ibnu Batuttah dan Maulana Malik Ibrahim merupakan tonggak sejarah yang mengawali berawalnya jalinan hubungan antara kedua bangsa yang berada di dua benua yang berbeda, selanjutnya pada era 1950-an sejumlah pejuang kemerdekaan yang berasal dari negara Afrika Utara (Maghrib Arab), termasuk Negara Maroko, telah menjadikan Indonesia sebagai tempat pengasingan dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan negaranya dari kolonial Perancis.
Saat itu Indonesia melalui Komite Pembantu Perjuangan Kemerdekaan Negara-negara Afrika Utara yang diketuai oleh M. Natsir memberikan dukungan penuh kepada Negara Maroko, dukungan itu membuat Negara Maroko ikut berperan aktif dalam KTT Asia Afrika yang berlangsung di Bandung tahun 1955, dalam KTT tersebut, pejuang kemerdekaan Maroko Alal Fassi dengan gigih menyuarakan kepentingan Negara Maroko dan negara-negara Afrika Utara lainnya guna meraih kemerdekaan.
Selama satu tahun setelah berlangsungnya KTT tersebut, tepatnya tanggal 2 Maret 1956, Negara Maroko menjadi salah satu negara pertama di Afrika Utara yang meraih kemerdekaan. Sebagai pengakuan atas kemerdekaan tersebut, Deplu RI mengirim misi khusus untuk mempersiapkan kunjungan Preiden Soekarno ke Maroko pada bulan Mei 1960. Misi khusus yang diketuai Duta Besar RI di Manila, Mohammad Nasir Datuk Pamoentjak tersebut mendarat di bandara Sale di Rabat tanggal 18 April 1960.
Pada hari yang sama Dubes Nasir Pamoentjak diterima Perdana Menteri/Menlu Abdullah Ibrahim dan keesokan harinya menyerahkan surat-surat kepercayaan sebagai Duta Besar RI dalam misi khusus kepada Raja Maroko, Muhammad V, yang menandai awal dibukanya hubungan diplomatik RI dan Kerajaan Maroko yang ditandai dengan dibukanya Kantor Kedutaan Besar RI di Rabat.
Hanya tiga minggu setelah menyerahkan surat-surat kepercayaan, Presiden Soekarno dan 16 anggota rombongan tiba di Rabat tanggal 2 Mei 1960 pukul 2.40 siang dengan disambut Raja Muhamad V, Putera Mahkota Moulay Hassan, Perdana Menteri/Menlu Abdullah Ibrahim, para menteri dan pembesar Maroko, sipil dan militer dan korps diplomatik. Kunjungan kenegaraan Presiden Pertama RI Soekarno ke Negara Kerajaan Maroko tercatat sebagai kunjungan kepala negara asing pertama di dunia ke Maroko pasca kemerdekaan.
Kunjungan tersebut mendapat sambutan hangat dari Raja Mohammed V dan rakyat Maroko. Presiden Soekarno dianggap sebagai Pemimpin Revolusi Dunia yang membangkitkan semangat kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika. Kunjungan Presiden Soekarno ini merupakan catatan sejarah penting yang menunjukkan kedekatan antara kedua negara.
Memasuki kota Rabat, Presiden Soekarno didampingi Raja Mohammad V meresmikan ruas jalan bernama Sharia Al-Rais Ahmed Sukarno (sekarang Rue Soekarno), dekat kantor Pos Pusat Rabat. Sebelum rombongan Presiden Sukarno tiba, sebuah jalan lain di tengah kota ditukar namanya menjadi zangkat Jakarta. Di Casablanca, sebuah bunderan diberi nama rondpoint de Bandung, dalam jamuan makan malam tanggal 3 Mei 1960 di Istana Dar-es-Salaam, Raja Mohammad V memberikan gelar kepada Presiden Soekarno sebagai pahlawan kemerdekaan dunia Islam dan seorang pemimpin perjuangan Indonesia tangguh yang diharapkan mampu mempererat kerjasama antar negara-negara Asia dan Afrika. Raja Mohammad V menganugrahkan Bintang Mahkota (Orde du Trone) kepada Presiden Soekarno, dan sebaliknya Presiden Soekarno menganugrahkan Bintang Sakti kepada Raja Mohammad V.
Memburuknya situasi politik nasional di Indonesia dan pertimbangan penghematan, KBRI Rabat pada tahun 1967 ditutup bersama sejumlah KBRI lainnya di wilayah Afrika. Sejak itu wilayah kerja Maroko dirangkap berturut-turut oleh KBRI Cairo (1967), KBRI Alger (1970), KBRI Tunis (1976) dan KBRI Paris (1983). Perwakilan RI Rabat dibuka kembali pada tingkat Kuasa Usaha Tetap tanggal 22 Maret 1985, sejalan dengan keinginan Pemerintah RI untuk meningkatkan kerjasama dengan negara-negara Afrika dan Timur Tengah. Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Maroko membuka Kedutaan Besar di Jakarta pada bulan Juni 1986, disusul dengan peningkatan status Perwakilan RI di Rabat menjadi Kedutaan Besar pada tahun 1988.
Seiring dengan keinginan Pemerintah RI untuk terus meningkatkan hubungan dan kerjasama dengan sejumlah negara Afrika dan Timur Tengah, pada tanggal 22 Maret 1985 Pemerintah RI memutuskan untuk membuka kembali Perwakilan RI di Rabat pada tingkat Kuasa Usaha Tetap. Keputusan tersebut mendapat sambutan positif dari Kerajaan Maroko dan sebagai tindakan resiprokal pada Juli 1986, Pemerintah Maroko membuka Kedutaan Besar di Jakarta, dengan menunjuk Chauki Bennazau sebagai Duta Besar LBBP Maroko yang pertama untuk Indonesia, kemudian pada tahun 1988, Kepala Perwakilan RI di Rabat ditingkatkan statusnya dari Kuasa Usaha Tetap menjadi Duta Besar. Sejak itu, hubungan Indonesia dan Kerajaan Maroko secara gradual mengalami peningkatan baik bidang politik, ekonomi maupun sosial budaya.
Hubungan bilateral antara Negara Indonesia dan Kerajaan Maroko dalam bidang politik selama ini berlangsung baik dan stabil karena kedua negara memiliki banyak kesamaan sikap dan pandangan dalam menyikapi berbagai masalah regional maupun internasional. Menyangkut isu Sahara Barat, Pemerintah RI senantiasa mendukung upaya penyelesaian secara damai dibawah PBB dan dapat diterima oleh semua pihak yang terkait, dalam menyikapi permasalahan tersebut, Pemerintah Indonesia berpendapat bahwa upaya mempertahankan keutuhan integritas wilayah Kerajaan Maroko merupakan hak dan masalah dalam negeri Maroko sendiri serta sepenuhnya menjadi tanggung jawab nasionalnya.
Adapun peluang untuk meningkatkan hubungan kedua negara cukup besar mengingat Negara Indonesia dan Kerajaan Maroko sama-sama menganut kebijakan moderat dan merupakan anggota organisasi internasional seperti PBB, OKI, GNB, Kelompok-77 dan Komite Al-Quds, selama ini Kerajaan Maroko selalu bersikap positif terhadap posisi Indonesia maupun dalam menyikapi setiap perkembangan yang terjadi di tanah air. Hal ini tentunya perlu terus dijaga melalui pendekatan secara berkesinambungan agar Maroko tetap mempertahankan sikap positifnya terhadap Indonesia. Usaha-usaha untuk meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Kerajaan Maroko senantiasa terus dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah melalui pertukaran kunjungan pejabat tinggi antar kedua negara, kerjasama saling mendukung untuk memperjuangkan posisi masing-masing negara dalam berbagai masalah internasional, partisipasi dalam berbagai kegiatan multilateral, promosi budaya Indonesia, kerjasama bidang pendidikan, dan sebagainya.
Biodata Penulis:
Nama : Hening Nugroho
Tempat,tgl lahir : Yogyakarta, 23 Desember 1987
Nama Universitas : Universitas Gadjah Mada
Alamat Universitas : Bulaksumur Yogyakarta, 55281
Alamat Rumah : Suryatmajan DN 1/48 Yogyakarta 55213
Nomor Hp : 083869209235
Email : hening_baladewa@yahoo.com


Senin, 25 April 2011 13:04 | Oleh : Hening Nugroho | PDF| Cetak| Email
KOPI, Maroko merupakan sebuah wilayah yang pengaruhnya sampai ke Spanyol pada masa klasik khususnya masa dinasti Murabitun dan Muwahidun. Akan tetapi, pada era kehancuran Islam di Spanyol sekitar abad ke-13 M, telah membawa dampak buruk terhadap kondisi Islam di Maroko. Bangsa Barat yang tidur selama ini telah bangkit untuk mengejar ketertinggalan mereka dari bangsa Muslim. Mereka (orang-orang Barat) datang ke wilayah Islam dan bahkan menjadi penguasa di wilayah Islam yang dibuktikan dengan terutama Maroko resmi menjadi protektorat Perancis pada tahun 1912 M.

Afrika Utara yang terdiri dari berbagai negara, mayoritas penduduknya adalah beragama Islam. Di antara negara-negara tersebut adalah Mesir, Tunisia, Al-Jazair, Libya dan Maroko. Dari negara-negara tersebut yang akan dibincangkan dalam tulisan ini adalah tentang negara Maroko yang terfokus pada masa sebelum dan sesudah kemerdekaan.
Penguasa Barat/Eropa memperlakukan masyarakat Maroko secara tidak baik, disamping tanah mereka juga dirampas yang berakibat hilangnya mata pencaharian masyarakat, kemudian bangsa Eropa juga menukar sistem tanaman yang sebelumnya dengan bibit-bibit baru, sehingga petani Maroko tetap menjadi petani yang selalu merugi ketika waktu panen, efek yang lain atas kehadiran bangsa Eropa di Maroko adalah hilangnya kekuasaan para sufi di wilayah-wilayah kecil, sehingga melahirkan kesadaran nasional masyarakat Maroko.
Kesadaran nasional tersebut mengantarkan lahirnya gerakan-gerakan perlawanan dari masyarakat Maroko dan para pemimpin sufi untuk menentang Perancis. Disamping itu, kebijakan pemerintah Perancis mendirikan industri-industri di perkotaan telah menarik simpati masyarakat pedesaan untuk datang ke perkotaan yang semakin hari dapat mengubah pola pikir mereka. Hasilnya secara perlahan kesadaran masyarakat akan penjajah semakin meningkat yang berujung dengan perlawanan rakyat Maroko terhadap para penjajah, dengan hasil terciptanya kemerdekaan Maroko pada tahun 1956 M.
Maroko menghadapi bangsa yang sedang garang atau bangsa yang baru bangkit dari tidurnya yaitu Portugis dan Spanyol. Memang semenjak renainsance, bangsa Barat selalu melakukan “perbaikan diri” dan bahkan menjajah bangsa lain untuk memperkuat ekonomi mereka dari krisis yang terjadi di Eropa, terutama krisis bahan pangan. Seperti yang terjadi di Maroko dan beberapa negara Islam lainnya. Walaupun demikian ganasnya bangsa Eropa (Portugis dan Spanyol) di Maroko, berkat keuletan dan ketangguhan masyarakat Maroko akhirnya mereka berhasil membebaskan diri dari ancaman bangsa Eropa pada tahun 1578 M. Pada waktu itu Maroko diperintah oleh dinasti Syarif dengan dua generasi. Generasi pertama adalah Bani Sa’id (Sa’di) yang berkuasa dari tahun 1554M-1659M dan generasi kedua adalah Bani Alawiyah yang berkuasa semenjak tahun 1660 M.
Bani Sa’id telah tercatat sebagai pelopor dalam kebangkitan nasional rakyat Maroko yang dibantu oleh kelompok tarekat beraliran Sunni. Waktu itu Maroko menikmati masa perdagangan yang maju pesat berkat posisi kehidupan politik, beragama menjadi lebih mapan dengan pengakuan keluarga Nabi (Syarif) sebagai pemimpin politik keagamaan dan penerimaan mazhab Maliki sebagai cara pengamalan Islam. Namun kekuasaan ini mulai goyah ketika Spanyol menduduki negeri Laras dan perlawanan dari sebagian pemimpin tarekat dan orang-orang Barbar di Fez.
Pemberontakan yang dilakukan oleh sebagian pemimpin tarekat disamping pemberontakan beberapa daerah membawa hancurnya Bani Sa’id dan digantikan oleh Bani Alawiyah tahun 1660 M. Kehadiran Bani Alawiyah ini yang dinisbatkan kepada Hasan Ibn Ali (cucu Rasulullah SAW), telah menghalang terjadinya perpecahan pada masyarakat Maroko pada waktu yang sedang dirundung perpecahan dan pertikaian politik, namun dalam menjalankan roda pemerintahan mereka tetap berhati-hati terhadap kelompok tarekat yang mereka wujudkan dengan pengepungan kelompok tarekat di Fez. Angkatan bersenjata dibentuk dan termasuk di dalamnya pasukan budak hitam pada masa pemerintahan Sultan Maulai Ismail sekitar tahun 1700 M, dengan adanya angkatan bersenjata tersebut, pada abad ke-18 M Bani berhasil mengusir orang Portugis dari Maroko, kemudian diadakanlah perjanjian perdagangan dengan negara-negara Eropa Utara yang berakibat pada abad ke-19 M tidak ada lagi kekuatan asing yang berani mengusik Maroko, namun perubahan regional dan global di awal abad ke-19 M telah banyak merugikan Maroko. Hal ini karena semakin kuatnya kepentingan politik serta ekonomi Barat terutama Ingris dan Perancis di Laut Tengah yang membuat Maroko terdesak ditambah dengan dibukanya Terusan Suez pada tahun 1869 M, sehingga orang-orang Eropa semakin terbuka matanya untuk menjelajahi dunia Timur yang kaya dengan rempah-rempah. Apalagi dengan penggunaan kapal api dan kereta api. Semua ini membantu orang Eropa untuk pengiriman barang-barang dari Amerika, Asia Tenggara dan Rusia ke Eropa yang mampu menyaingi barang ekspor Maroko.
Melemahnya perekonomian Maroko dan negara terancam oleh kekuatan asing yang semakin hari membuat Maroko terpuruk, maka lahirlah Protektorat Perancis atas Maroko pada tahun 1912 M. Semenjak itu Maroko berada di bawah rongrongan bangsa Eropa dan diperlakukan sesuka hati orang Eropa. Ketidakberdayaan Maroko menghadapi kemajuan Eropa, apalagi semenjak ekspansi Perancis ke Afrika Barat yang memasukkan produk Sudan dan Sahara ke beberapa pelabuhan Atlantik pada akhir abad ke-19 M, membuat Maroko semakin kehilangan pasar di Eropa. Melihat semakin merosotnya kekuatan ekonomi dan kekuasaan negara akibat banyaknya daerah yang jatuh ketangan Eropa , di samping beberapa daerah mendirikan kekuasaan sendiri membuat Sultan Hasan (1873M – 1895M) memperbaharui angkatan bersenjata. Namun usaha tersebut mendapat tantangan dari sebagian besar elit agama dan elit politik, karena pembaharuan terhadap angkatan bersenjata melalui beberapa instruktur dan perlengkapan persenjataan di datangkan dari Eropa. Di samping itu Sultan juga memprakarsai peningkatan infrastruktur ekonomi negara dengan membangun jembatan, lintasan kereta api serta membuka lahan perkebunan tebu dan kapas. Akan tetapi semua usaha ini hanya membawa hasil yang minim dan semua pembaharuan ini dianggap sebagai pelanggaran terhadap tradisi dan hukum Maroko.
Di sisi lain Eropa semakin gencar melakukan penjarahan terhadap Maroko di samping para ulama juga menentang “kolaborasi” Sultan dengan Perancis yang telah berkuasa semenjak tahun 1899M. Akibat pertentangan dan kegagalan pembaharuan mengantarkan Maroko kehilangan independensi yang dibuktikan dengan lahirnya Protektorat Perancis pada tahun 1912M.
Munculnya protektorat Perancis atas Maroko adalah berdasarkan perjanjian Fez yang ditandatangani oleh pemerintah Perancis dan Sultan Maroko (Maulay Abdul Hafiz) pada tahun 19212M. Isi perjanjian tersebut adalah tentang pengizinan pemerintah Perancis bertindak atas nama Maroko oleh Sultan, dengan artian apa pun yang dilakukan oleh Perancis adalah perbuatan Sultan. Akibatnya suku-suku berada di bawah kekuasan Perancis dan mereka diintimidasi secara militer, lahan pertanian dicaplok serta diancam akan dibuat kelaparan di samping dipaksa untuk membayar pajak.
Kekuasaan Perancis atas Maroko tidak hanya terbatas terhadap para elit negara tetapi juga menguasai para elit agama (Muslim). Menyikapi kebijakan Perancis ini banyak pemimpin gerakan sufi yang menerima otoritas Perancis dan juga membantu mereka dalam menundukkan wilayah-wilayah kesukuan di samping menjaga perdamaian antara penduduk desa. Akibatnya prestise politik sufi hilang karena fungsi politik mereka menurun dan posisi mereka digantikan oleh para birokrat Pemerintah.
Sementara terhadap orang Barbar, Perancis memandang mereka adalah kelompok non-Arab yang dapatb dipisahkan dari penduduk Maroko secara umum dan bersekutu dengan Perancis. Mereka dijauhkan dari pengaruh Arab dan Islam yang berakibat terbentuknya dua kelompok masyarakat yang menempati wilayah berbeda. Orang-orang Arab tinggal di perkotaan dan orang Barbar tinggal di pegunungan. Dari usaha yang dilakukan oleh pemerintah Perancis tersebut memisahkan orang Arab dengan orang Barbar, dapat dibayangkan bahwa perpecahan dalam masyarakat akan tumbuh dengan subur, sehingga untuk melawan penjajah yang sedang merajalela di tanah air susah untuk diwujudkan. Hal ini sama dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah Belanda selama berkuasa di Indonesia khususnya di Minangkabau. Mereka mendekati kaum adat yang waktu itu sedang sengit bertentangan dengan kaum agama (Islam). Akibatnya dengan mudah Belanda memasukkan firus Baratnya kepada kaum adat dan menusuk Islam. Namun semua itu dapat terelakkan akan kemunculan kesadaran kaum adat terhadap politik Belanda yang sedang memecah belah masyarakat Minangkabau.
Hal penting yang sangat perlu dipetik dari kenyataan sejarah di Maroko dan Indonesia adalah bahwa penjajahan Barat yang seolah-olah menolong masyarakat (Islam) yang sedang dilanda krisis dan keterpurukan ekonomi jangan mudah dipercaya. Apalagi sampai memberikan wewenang/bertindak atas nama bangsa (umat Islam), karena mereka adalah benar-benar bangsa yang cerdas untuk memasukkan misi mereka kepada umat Islam.
REFERENSI :
Abdullah, Taufik, dkk (ed), Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Jakarta : PT Ichtiar Baru Van Hoeve, t.th.
Boswort, C.E, Dinasti-Dinasti Islam, Bandung : Mizan, 1993.
Esposito, John. L, Ensiklopedi Oxford : Dunia Islam Modern-III, Bandung : Mizan, 2001.
Glasse, Cyril, Ensiklopedi Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002.
Hourani, Albeert, Sejarah Bangsa-Bangsa Muslim, Bandung : Mizan, 2004.
Lapidus, Ira M, Sejarah Sosial Umat Islam I-II, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1999.
Maryam, Siti, dkk (ed), Sejarah Peradaban Islam : Dari Masa Klasik Hingga Modern, Yogyakarta : Jurusan SPI Fak. Adab IAIN Sunan Kalijaga Bekerjasama dengan LESFI, 2003.
Rais, Amien, “Hand out” : Situasi Umum Negara-Negara Arab Mata Kuliah Timur Tengah , Yogyakarta : Program Pascasarjana UGM, t.th.
Biodata Penulis :
Nama : Hening Nugroho
Tempat,tgl lahir : Yogyakarta, 23 Desember 1987
Nama Universitas : Universitas Gadjah Mada
Alamat Universitas : Bulaksumur Yogyakarta, 55281
Alamat Rumah : Suryatmajan DN 1/48 Yogyakarta 55213
Nomor Hp : 083869209235
Email : hening_baladewa@yahoo.com




Rabu, 27 April 2011 17:47 | Oleh : Hening Nugroho | PDF| Cetak| Email
KOPI, Saat itu Indonesia melalui Komite Pembantu Perjuangan Kemerdekaan Negara-negara Afrika Utara yang diketuai oleh M. Natsir memberikan dukungan penuh kepada Negara Maroko, dukungan itu membuat Negara Maroko ikut berperan aktif dalam KTT Asia Afrika yang berlangsung di Bandung tahun 1955, dalam KTT tersebut, pejuang kemerdekaan Maroko Alal Fassi dengan gigih menyuarakan kepentingan Negara Maroko dan negara-negara Afrika Utara lainnya guna meraih kemerdekaan.

Selama satu tahun setelah berlangsungnya KTT tersebut, tepatnya tanggal 2 Maret 1956, Negara Maroko menjadi salah satu negara pertama di Afrika Utara yang meraih kemerdekaan. Inilah pentingnya warisan Dasasila Bandung. Prinsip ke-10 Dasasila Bandung yang dihasilkan dalam Konferensi Asia-Afrika (KAA) tahun 1955, yakni menghormati hukum dan kewajiban internasional, dapat digunakan sebagai pendekatan untuk mengakhiri sejumlah konflik di berbagai belahan bumi, khususnya di Afrika, demikian disampaikan Presiden Institut Sapporo untuk Solidaritas Internasional, Profesor Matsumoto Shoji, ketika berbicara di seminar internasional yang digelar untuk mengenang 65 tahun KAA di Gedung Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada (UGM).
Prinsip ke-10 Dasasila Bandung itu memiliki kaitan yang erat dengan prinsip “hukum tanggung jawab negara” atau law of state responsibility dalam disiplin hukum internasional. Menurut ahli perbandingan hukum-politik ini, sejarah law of state responsibility berawal di era kolonialisasi Eropa, khususnya di paruh kedua abad ke-19. Itupun hanya berlaku untuk masalah diplomatik yang berkaitan dengan perlindungan terhadap warga negara yang berada di luar negeri. Dan tentu saja, luar negeri yang dimaksud dalam konteks ketika itu adalah koloni-koloni Eropa di benua Asia dan Afrika.
Baru ditahun 2001 Komisi Hukum Internasional PBB (International Law Commission/ILC) mengadopsi Draf Artikel Tanggung Jawab Negara untuk Pelanggaran Internasional atau Draft Articles on Responsibility of States for Internationally Wrongful Acts yang sebenarnya mulai digagas sejak akhir Perang Dunia Kedua, dimasa Liga Bangsa Bangsa. Dari perjalanan singkat ini dapat disimpulkan bahwa butir ke-10 Dasasila Bandung tersebut tidak hanya sekedar konvensi biasa. Melainkan, Dasasila Bandung lahir dari semangat zaman yang menuntut persamaan derajat di antara bangsa-bangsa di dunia.
Konflik di sejumlah negara Afrika, seperti Somalia, Sudan, dan Sahara Barat, harus dihadapi dengan menggunakan prinsip hukum tanggung jawab negara ini. “Setiap negara yang melakukan pelanggaran atau membiarkan pelanggaran terjadi di batas kedaulatan negara itu harus dimintai pertanggungjawaban, jangan sampai ia menjadi negara gagal karena tidak mampu memperlihatkan tanggung jawab,” ujar Prof. Matsumoto.
Matsumoto mengingatkan bahwa setiap negara memiliki kedaulatan penuh di dalam batas wilayahnya. Kedaulatan ini melekat bersamaan dengan kewenangan di dalam bidang legislasi atau penyusunan perundangan, administrasi atau pelaksanaan pemerintahan dan judisial atau pengadilan.
Itu sebabnya, sebuah negara wajib membuktikan tanggung jawab secara internasional atas setiap pelanggaran berdimensi internasional yang dilakukan oleh pihak manapun di dalam teritorinya. Pelanggaran HAM di dalam sebuah negara pun bisa dianggap sebagai persoalan internasional, dan dengan demikian negara tempat dimana pelanggaran itu terjadi bisa pula dimintai pertanggungjawabannya secara internasional.
Lantas, mengapa kedaulatan wilayah sebuah negara menjadi subordinasi dari hukum HAM internasional? Untuk menjawab pertanyaan ini, Prof. Matsumoto membedah dua pasal penting di dalam Draf Artikel Tanggung Jawab Negara untuk Pelanggaran Internasional, yakni Pasal 16 dan Pasal 17. Pasal 16 dari Draft Artikel itu mengenai tanggung jawab yang dibebankan kepada sebuah negara yang memberikan bantuan dan dukungan kepada pihak lain yang melanggar hukum internasional di batas wilayah negara itu. Merujuk bagian penjelasan dari Draft Artikel itu, terdapa dua kategori bentuk pelanggaran hukum tanggung jawab negara yang mungkin dilakukan. Pertama, sebuah negara sengaja berpartisipasi dengan memberikan bantuan atau dukungan terhadap kelompok atau organisasi yang menentang negara berdaulat lainnya dengan menyediakan tempat untuk kelompok atau organisasi itu. Kedua, sebuah negara terlibat atau memberikan izin kepada pihak lain yang berada di dalam wilayahnya untuk menggunakan serangan dan berbagai bentuk gangguan keamanan lain kepada negara berdaulat lainnya. Adapun menurut Pasal 17, sebuah negara yang mengendalikan dan mengontrol pihak lain untuk melakukan pelanggaran berskala internasional bertanggung jawab terhadap tindakan itu.
Prof. Matsumoto tidak menyebutkan secara spesifik kasus yang sedang terjadi dan memiliki dimensi pelanggaran prinsip-prinsip hukum tanggung jawab negara itu. Namun demikian, contoh paling dekat yang dapat kita amati, misalnya, berkaitan dengan konflik di Sahara Barat antara Polisario, kelompok yang mengklaim diri sebagai representasi orang-orang Sahara, melawan Kerajaan Maroko.
Di dalam konstelasi konflik ini juga terdapat aktor negara lain, yakni Aljazair, yang berbatasan langsung dengan Maroko di sebelah timur. Sejak konflik antara Polisario dan Kerajaan Maroko pecah di pertengahan 1970, Aljazair memainkan peranan yang cukup signifikan, adalah Aljazair yang menampung kelompok Polisario di sebuah kamp pengungsi, Tindouf, di dalam batas wilayahnya. Tidak itu saja, Aljazair juga terlibat aktif membantu dan memberikan pelatihan terhadap pasukan bersenjata Polisario. Bahkan, sejumlah laporan menyebutkan bahwa pasukan Aljazair ikut bertempur ketika Polisario terlibat konflik bersenjata dengan Kerajaan Maroko hingga 1991.
Untuk melaksanakan prinsip-prinsip hukum tanggung jawab negara, tutur Prof. Matsumoto, negara-negara Asia dan Afrika dewasa ini tidak cukup hanya dengan menjadi bagian dari masyarakat internasional. Hal lain yang begitu penting dalam konteks ini adalah mempromosikan prinsip-prinsip Dasasila Bandung, khususnya yang berkaitan dengan penghormatan terhadap aturan hukum dan kewajiban internasional.
Biodata Penulis:
Nama : Hening Nugroho
Tempat,tgl lahir : Yogyakarta, 23 Desember 1987
Nama Universitas : Universitas Gadjah Mada
Alamat Universitas : Bulaksumur Yogyakarta, 55281
Alamat Rumah : Suryatmajan DN 1/48 Yogyakarta 55213
Nomor Hp : 083869209235
Email : hening_baladewa@yahoo.com



Kamis, 28 April 2011 14:38 | Oleh : Hening Nugroho | PDF| Cetak| Email
KOPI, Pelaksanaan pendidikan di Indonesia berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sedangkan pelaksanaan pendidikan di Maroko berlandaskan kepada Dahir (Undang-undang yang dikeluarkan oleh raja) yang dapat diuraikan dalam undang-undang departemen pendidikan nasional Maroko. Undang-undang tersebut selalu direvisi dan dikembangkan oleh pemerintah Maroko atas arahan dan direksi dari raja.

Pendidikan yang dilaksanakan baik di Maroko maupun di Indonesia berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang baik serta bertanggung jawab. Meskipun hal di atas menjadi tujuan utama pendidikan di Maroko dan Indonesia, tentu saja ada perbedaan dasar yang memberi nilai khusus untuk pendidikan kedua negara tersebut.
Pendidikan di Maroko berdasarkan agama Islam dan bahasa Arab sebagai agama dan Bahasa resmi negara, persatuan bangsa dari ujung utara sampai ujung selatan termasuk pantai pasir Maroko, dan raja sebagai pemimpin negara dan pelindung agama Islam sebagaimana diwajibkan kepadanya oleh umatnya yang beragama Islam. Hal ini tentu saja berbeda dengan Pendidikan Indonesia yang berlandaskan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ada banyak kesamaan dan perbedaan antara sistem pendidikan di Maroko dan Indonesia.
Meskipun ada banyak kesamaan antara pendidikan di Indonesia dan pendidikan di Maroko sebagaimana diuraikan di atas, tapi bagi seorang pemerhati ilmu pendidikan yang cenderung untuk mempelajari dunia pendidikan dari akar sampai permukaan. Hal ini tentu saja akan menemukan beberapa perbedaan di antara kedua sistem pendidikan tersebut, terutama di level landasan dan latarbelakang dapat dilihat pengaruh sistem dan budaya fronkofon di dunia pendidikan Maroko dan sistem dan budaya Australia dan Amerika Serikat di pendidikan Indonesia.
Sistem pendidikan di Maroko mulai mengalami perubahan dasar sejak Maroko jatuh dalam kekuasaan Perancis selama 40 tahun. Perancis menetapkan bahasa Perancis menjadi bahasa nasional dan bahasa resmi di seluruh perguruan tinggi yang dibangun pada masa penjajahan. Generasi bangsa mulai belajar di perguruan tersebut serta diberikan kesempatan untuk melanjutkan perguruan tinggi di Perancis. Kebijakan ini menghasilkan alumni pintar dan cerdas yang kemudian menjadi pejabat tinggi negara. Tapi kemajuan tersebut tidak membangkitkan mutu pendidikan dan ekonomi negara karena tidak sesuai dengan nilai keagamaan dan budaya masyarakat yang yang sangat dominan dalam kehidupan sehar-hari. Bahasa Perancis merupakan bahasa rakyat di sebagian besar wilayah Maroko. Bahkan di kota-kota tertentu, Bahasa Perancis lebih dominan ketimbang bahasa Arab. Televisi, radio, koran, majalah, menyediakan banyak menu berbahasa Perancis. Pusat-pusat kebudayaan Perancis, tersebar di setiap kota-kota besar Maroko. Buku-buku dari yang santai sampai yang serius, banyak ditulis dalam bahasa Perancis. Seminar dan ceramah-ceramah ilmiah, banyak dipresentasikan dalam bahasa Perancis. Artinya, bagi mahasiswa Maroko atau dari luar yang belajar di Maroko, bisa atau tidak berbahasa Perancis, adalah soal keharusan. Pengaruh pendidikan Perancis dapat dilihat secara konkret di undang-undang pendidikan yang baru mulai dilaksanakan pada tahun 2004. Undang-undang yang sudah disahkan dan kini menghasilkan apa yang disebut sebagai (nidzam jadid) dalam dunia pendidikan Maroko lahir dalam konteks modernisasi pendidikan Maroko. Semangat modernisasi ini pada tahap rancangan undang-undang mengundang reaksi keras dari kalangan ulama karena pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab tidak mendapatkan porsi yang semestinya dalam rancangan undang-undang. Mereka merekomendasi agar rancangan ditelaah ulang untuk memasukkan keharusan pendidikan agama terintegrasi sebagai kurikulum wajib dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi (bahkan sampai level program doktor).
Sedangkan di Indonesia dampak pendidikan anglo-saxon sangat terasa, berawal saat Belanda masuk ke Indonesia, pendidikan yang ada diawasi secara ketat oleh Belanda. Hal tersebut dikarenakan Belanda tahu bahwa melalui pendidikan gerakan-gerakan perlawanan halus terhadap keberadaan Belanda di Indonesia pada saat itu dapat muncul dan menyulitkan Belanda saat itu. Usaha Belanda untuk membatasi pendidikan terhadap kalangan pribumi terus berlanjut, hingga saat muncul kritik dari para kaum humanis Belanda. Tiga poin utama dalam politik etis Belanda pada masa itu adalah irigasi, migrasi, dan edukasi. Dalam poin edukasi, pemerintah Belanda mendirikan sekolah-sekolah gaya barat untuk kalangan pribumi. Akan tetapi keberadaan sekolah-sekolah ini ternyata tidak menjadi sebuah saran pencerdasan masyarakat pribumi. Pendidikan yang disediakan Belanda ternyata hanya sebatas mengajari para pribumi berhitung, membaca, dan menulis. Setelah lulus dari sekolah, akhirnya mereka dipekerjakan sebagai pegawai kelas rendahan untuk kantor-kantor Belanda di Indonesia. Pada masa ini pula, pendidikan-pendidikan rakyat juga turut muncul. Sekolah-sekolah rakyat seperti Taman Siswa dan Muhammadiyah muncul dan berkembang. Jadi dapat dikatakan pada masa tersebut terdapat tiga tipe jalur pendidikan yang berbeda. Pertama adalah sistem pendidikan dari masa Islam yang diwakili dengan pondok pesantren, pendidikan bergaya barat yang disediakan oleh pemerintah Hindia-Belanda, dan terakhir pendidikan "swasta pro-pribumi" seperti Taman Siswa, Muhammadiyah, dan lain-lain. Meskipun demikian, pada dasarnya banyak kemiripan dalam sistem pendidikan ala Hindia-Belanda dan pendidikan yang disediakan oleh kaum-kaum "pro-pribumi". Berdasarkan fakta-fakta di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun ada perbedaan pada sistem pendidikan baik di Maroko maupun Indonesia, masih ada banyak kesamaan yang dapat dibaca dari segi sejarah dan perjuangan.
Kedua negara tersebut menjadi korban sistem politik, hukum. Sistem pendidikan dunia barat bukannya membawa manfaat bagi masyarakat kedua negara tersebut malah semakin merusak generasi muda di Maroko dan Indonesia yang mulai kehilangan nilai luhur keagamaan, budaya malu dan identitas. Contohnya, di saat ini mulai kita dengar yang memiliki sertifikat dari dunia barat dan menguasai bahasanya terutama bahasa Inggris di Indonesia dan Perancis di Maroko, yaitu orang yang cerdas dan hebat, sedangkan yang belajar di dalam negeri memakai bahasa resmi negara asalnya disebut kurang mampu dan belum mencukupi standar pendidikan yang dibutuhkan. Ini paradox yang luar biasa dan sulit sekali untuk dipahaminya. Gambaran sejarah pendidikan di Indonesia dan Maroko saat ini bisa dialami bersama.
Dari gambaran di atas ternyata masalah pendidikan bukan sekedar tergantung pada teori dan ilmu pendidikan itu saja, tapi juga iklim sosial budaya dan politik ikut berperan. Namun bukan alasan untuk tidak memperbaharui kehidupan melalui pembaharuan konsep pendidikan itu sendiri. Jadi reformasi pendidikan adalah mutlak perlu dilakukan terus menerus sesuai perubahan dan pemahaman umat itu sendiri.
Kondisi Maroko dan Indonesia baik sebelum dan sesudah kemerdekaan sampai masa kontemporer tetap menjadi dua Negara yang memiliki sejarah kekuasaan yang sama sebelum Indonesia menjadi rebublik. Sejarah Islam di Maroko dan Indonesia tidak terlepas dari gerakan-gerakan agama dan budaya yang selalu melakukan penentangan terhadap kebijakan pemerintah atau masyarakat madani. Gerakan penentang ini mencuat ketika pemerintah kedua negara menjalin kerjasama dengan pihak dunia barat yang dianggap oleh sebagian besar umat Islam sebagai pembawa paham sekuler ke dunia Islam. Di lain pihak di tengah keributan yang muncul dan perlawanan terhadap budaya dan nilai luhur Indonesia dan Maroko terutama melalui jalur pendidikan. Gerakan-gerakan yang sah tersebut tidak pernah berhasil merubah akar kepercayaan dan pola pikir umat yang baik karena kefanatikan masyarakat Maroko dan Indonesia serta kesuciannya. Bangsa Indonesia dan Maroko adalah dua bangsa yang telah memperjuangkan kemerdekaan bangsa-bangsa lain dan sejarah mencatat karya, pemikiran, dan peradaban yang sangat berpengaruh seluruh dunia. Namun di tengah kefanatikan masyarakat Maroko dan Indonesia, ternyata kekuasaan Perancis, Belanda, dan globalisasi yang hanya berjalan beberapa tahun telah meninggalkan pengaruh yang besar di Maroko dan Indonesia, sehingga sistem pendidikan di kedua negara tersebut didasarkan pada latarbelakang dunia Barat.
REFERENSI:

Komunitas Paduraksa, “Sedikit Uraian Sejarah Pendidikan Indonesia”, Mei 2008, (http://tinulad.wordpress.com/sedikit-uraian-sejarahpendidikan/).
Haris Zaky Mubarak, “Reflektivitas Pendidikan Kolonial di Masa Kini”, Desember 2007, http://pikokola.wordpress.com/files/2008/11/pendidikan-masa-kolonial-dansekarang.pdf
phadli23.multiply.com

BIODATA DIRI :
Nama : Hening Nugroho
Tempat,tgl lahir : Yogyakarta, 23 Desember 1987
Nama Universitas : Universitas Gadjah Mada
Alamat Universitas : Bulaksumur Yogyakarta, 55281
Alamat Rumah : Suryatmajan DN 1/48 Yogyakarta 55213
Nomor Hp : 083869209235
Email : hening_baladewa@yahoo.com


Sabtu, 30 April 2011 20:36 | Oleh : Maharsi Wahyu | PDF| Cetak| Email
KOPI, Perdagangan bebas internasional merupakan isu penting yang banyak dibahas akhir-akhir ini. Liberalisasi perdagangan mempercepat arus perpindahan barang dan jasa lintas negara, tetapi perdagangan bebas tidak berlaku secara otomatis di negara seluruh dunia tanpa adanya perjanjian. Indonesia sendiri telah menjalin kesepakatan dagang dengan banyak negara. Salah satunya adalah pembentukan Asean Economic Community 2015 yang merupakan kelanjutan dari AFTA. Selain itu, Indonesia juga telah bermitra dagang dengan Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan China. Berdasarkan data neraca perdagangan Kementrian Perdagangan RI, total ekspor dengan tujuan keempat negara tersebut mencapai hampir 45 persen dari keseluruhan ekspor non migas Indonesia pada Januari 2011. Indonesia memang sangat bergantung terhadap negara–negara tersebut, dimana keempatnya berperan penting dalam perdagangan internasional. Tetapi jika melihat data historis sejak tahun 2006, ekspor nonmigas Indonesia ke Amerika Serikat dan Uni Eropa justru tidak memperlihatkan peningkatan yang signifikan, apalagi setelah terjadinya krisis keuangan global pada medio 2008. Sebagai contoh, ekspor ke Amerika Serikat mengalami penurunan hingga 16 persen pada tahun 2009 akibat krisis tersebut. Ditambah bencana gempa dan tsunami Jepang yang dikhawatirkan akan menurunkan volume ekspor impor Indonesia-Jepang pada tahun 2011 ini.
Realita tersebut seakan menjadi momentum bagi Indonesia untuk melakukan diversifikasi pasar ekspor. Banyak negara yang potensial menjadi tujuan ekspor nonmigas Indonesia tetapi belum dilirik oleh pemerintah. Negara–negara maghribi di Timur Tengah dan Afrika bagian utara yang berjarak cukup jauh dengan Indonesia merupakan salah satu alternatif favorit para pengamat. Misalnya, sebagian besar negara Timur Tengah seperti Saudi Arabia, Turki dan Kuwait adalah negara yang sangat kaya oleh penjualan minyaknya tetapi miskin oleh sumber daya alam lainnya seperti pertanian dan perkebunan. Akan tetapi, Maroko di bagian utara Afrika perlu mendapat perhatian khusus karena hubungan istimewanya dengan Indonesia. Maroko merupakan titik loncatan untuk masuk ke lalu lintas perdagangan di Afrika, Timur Tengah dan Uni Eropa. Letaknya yang strategis di antara Laut Mediterania dan Samudera Atlantik membuat pasar Maroko menjadi rebutan negara yang ingin berdagang di ketiga kawasan tersebut.

Hubungan bilateral Indonesia–Maroko telah mencapai usia lima puluh. Walaupun secara historis hubungan ini telah terjalin sejak abad ke 14 Masehi yang ditandai dengan kedatangan Ibnu Batutah dan Maulana Malik Ibrahim ke Indonesia untuk menyebarkan agama Islam, hubungan secara resmi baru dimulai pada tahun 1960 ketika Presiden Soekarno datang ke Maroko sebagai bentuk pengakuan  kedaulatan rakyat Maroko. Sejak saat itu, hubungan Indonesia–Maroko terus meningkat secara gradual. Indonesia dan Maroko memiliki banyak kesamaan karakteristik yang menjadikan hubungan keduanya relatif stabil. Mulai dari mayoritas penduduk, budaya, pariwisata, sumber daya alam, hingga kebijakan-kebijakan moderat yang dibuat. Pembebasan visa berkunjung kedua negara hanyalah salah satu contoh baiknya hubungan bilateral ini. Sayangnya, pemanfaatan hubungan bilateral Indonesia–Maroko baru terjalin dengan baik secara politis, belum merambah ke hubungan ekonomi dan dagang, budaya, pariwisata, serta pendidikan yang lebih terintegrasi.

Perdagangan bebas sendiri hingga saat ini masih menimbulkan pro kontra diantara banyak pihak. Banyak ekonom berpendapat bahwa perdagangan bebas membuat negara maju lebih mudah mengeksploitasi sumber daya di negara berkembang dan membuat persaingan tidak sehat karena berdasar tarif terendah. Tetapi jika melihat peluang perdagangan bebas Indonesia–Maroko, justru keuntungan komparatiflah yang akan didapatkan. Indonesia dan Maroko sama-sama negara berkembang dan jenis komoditas dagang unggulannya pun berbeda sehingga keduanya akan saling menguntungkan bila terjadi ketergantungan. Namun sebelum mengambil kesimpulan perlu dikaji lebih jauh apakah Indonesia dan Maroko memang sudah siap untuk melakukan perdagangan bebas.

Pada tahun 2010, neraca perdagangan Indonesia ke Maroko defisit dilihat dari nilai ekspor nonmigas yang turun dari tahun sebelumnya sebesar 13,69 persen menjadi 47,5 juta US dolar, sementara nilai impor justru mengalami peningkatan signifikan sebesar 117 persen menjadi 42 juta US dolar pada tahun 2010. Padahal sejak tahun 2007 nilai neraca perdagangan Indonesia terhadap Maroko selalu surplus. Tingginya volatilitas neraca perdagangan menunjukkan masih rendahnya tingkat integrasi ekonomi antara Indonesia dan Maroko. Pelaku industri di Indonesia belum menjadikan Maroko sebagai negara tujuan ekspor utamanya padahal cukup banyak komoditas Indonesia yang diminati oleh Maroko. Data tahun 2007 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat pertama untuk penetrasi pasar komoditas kopi, kelapa, dan rempah-rempah seperti pala dan kayu manis di Maroko. Furniture asal Indonesia pun menjadi primadona penduduk Maroko seperti terlihat pada International Trading Days di Casablanca pada tahun 2007. Sementara itu, Maroko menjadi andalan Indonesia dalam pemenuhan fosfat sebagai bahan baku pupuk. Pada tahun 2009, Indonesia mengimpor 100.000 ton fosfat dari Maroko. Berita regional juga menunjukkan bahwa beberapa industri pengalengan ikan sarden di Indonesia mengimpor sarden dari Maroko untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang semakin meningkat. Maroko sendiri telah menjadikan Indonesia sebagai mitra dagang utama di Asia Tenggara.

Berpatokan pada data hubungan dagang Indonesia–Maroko di atas, mungkin perjanjian perdagangan bebas baru dapat dibicarakan sebatas wacana. Perdagangan bilateral Indonesia–Maroko memang belum besar secara angka, namun hal ini adalah peluang emas bagi pelaku industri Indonesia. Maroko sendiri sudah melaksanakan perdagangan bebas dengan Aljazair, Uni Eropa, dan Timur Tengah. Apabila Indonesia telah berhasil menyepakati perdagangan bebas dengan Maroko, sudah tentu Indonesia akan lebih mudah memasarkan komoditasnya ke negara lain yang juga sudah melaksanakan perdagangan bebas dengan Maroko.
Perdagangan bebas yang terjadi mungkin tidak hanya perdagangan barang dan jasa antarnegara. Mengingat eratnya hubungan diplomatis kedua negara, maka arus tenaga kerja, modal, bahkan investasi diperkirakan lebih mudah mengalir. Maroko miskin sumber daya alam, tetapi kaya akan tenaga kerja berkualitas dan hal sebaliknya terjadi pada Indonesia. Tidak hanya itu, tingginya tingkat kunjungan wisatawan Eropa dan Timur Tengah ke Maroko juga dapat menjadi kesempatan untuk memperkenalkan pariwisata Indonesia. Indonesia harus siap dengan kemungkinan mengalirnya arus tenaga kerja, atau modal dari Maroko dan harus meningkatkan kemampuan industri dalam negeri untuk memasok kebutuhan nonmigas Maroko dan negara-negara yang terlibat perdagangan bebas dengan Maroko.
Sebenarnya, batu loncatan menuju perdagangan bebas antara Indonesia Maroko ini sudah ada. Tahun 2008, Indonesia dan Maroko menandatangani perjanjian penghapusan pajak berganda untuk ekspor-impor. Tetapi mengingat volume perdagangan antarnegara tidak begitu tinggi, pelaksanaan perjanjian tersebut tidak memiliki dampak signifikan. Sementara untuk hambatan non tarif nyaris tidak ada masalah. Maroko tidak sedang dalam konflik serius seperti yang dialami negara lainnya di Afrika.
Lalu apalagi yang kita tunggu? Akan sangat merugi apabila hubungan bilateral Indonesia dan Maroko hanya sebatas hubungan diplomatis saja. Posisi Maroko sebagai pintu gerbang tiga wilayah regional nampak begitu mengundang. Penulis juga berharap penduduk Maroko tidak hanya mengenal Indonesia dari Soekarno dan Bandung Jakartanya, tetapi juga dari komoditas unggulan Indonesia seperti kopi luwak, kelapa, dan rempah-rempah, atau bahkan Bali dan Raja Ampat sebagai destinasi wisata favorit di Indonesia.
Referensi :
Kuncoro, M., Ekonomika Indonesia : Dinamika Lingkungan Bisnis Ditengah Krisis Global. 2010. Yogyakarta : BPFE.
Oktaviyani, R., dan Widyastutik, Integrasi Perdagangan dan Dinamika Ekspor Indonesia ke Timur Tengah, 2008. Jurnal Agro Ekonomi. 26(2): 167-180
Peluang Peningkatan Ekspor ke Maroko. http://agribisnis.deptan.go.id/disp_informasi 1/5/0/487/peluang_peningkatan_ekspor_ke_maroko.html. Diakses 29 April 2011 pukul 21.05 WIB
http://www.aksesdeplu.com/Maroko.htm. Diakses 29 April 2011 pukul 21.05 WIB.
Kementrian Perdagangan RI, Neraca Perdagangan Indonesia Dengan Mitra Dagang. http://www.kemendag.go.id/statistik_neraca_perdagangan_dengan_negara_mitra_dagang/#. Diakses 29 April 2011 pukul 21.05 WIB.
Biodata Penulis
Nama: Maharsi Wahyu K.
Tempat, tanggal lahir: Yogyakarta, 12 Juli 1990
Universitas: Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Jalan Sosio Humaniora no 1 Bulaksumur
Alamat rumah: Pogung Rejo SIA XVI  RT 14 RW 51 Sinduadi Mlati Sleman Yogyakarta 55284
Email: maharsiwahyu[at]yahoo[dot]com



Senin, 02 Mei 2011 13:22 | Oleh : Heri Setyawan | PDF| Cetak| Email
KOPI, Hubungan bilateral antara Indonesia dan Maroko secara politik semakin mesra, terlebih kedua negara ini memiliki kesamaan pendapat dan sikap terhadap isu yang terjadi secara regional maupun internasional. Mulai dari masalah sengketa wilayah perbatasan, hingga pergolakan perang di negara yang mengalami krisis kepemimpinan. Komunikasi yang intens pun tak ketinggalan dilakukan untuk selalu memupuk rasa kekeluargaan dan memelihara hubungan kedua negara dengan baik. Dari kunjungan ke negara masing-masing, hingga pertemuan mahasiswa Indonesia-Maroko melalui kedutaan besar.
Kunjungan Presiden Soekarno pada tanggal 2 Mei 1960 4 tahun setelah Maroko merdeka, adalah kunjungan resmi kepala negara ke negara bagian utara Afrika merupakan awal hubungan harmonis kedua negara ini. Negara Indonesia begitu dikenang sejarahnya oleh rakyat Maroko, karena Indonesia salah satu yang mengakui kemerdekaan Maroko 51 tahun silam. Sebuah dukungan moril yang dibutuhkan oleh Maroko kala itu ketika memerdekakan diri dari penjajahan Perancis. Sebagai sebuah bentuk penghargaan terhadap Indonesia oleh pemerintah Maroko membuat nama jalan utama di Kota Rabat mengambil nama dari Presiden Sukarno dan 2 kota di Indonesia (Bandung dan Jakarta). Dan sebaliknya di Indonesia sendiri mengambil nama kota pelabuhan Casablanca di Maroko sebagai nama jalan terpenting di pusat ibukota Jakarta. Hubungan timbal balik yang saling menghormati antar kedua negara.
Hubungan tak hanya di hubungan diplomasi, banyak kegiatan yang dilakukan untuk terus memupuk rasa persaudaraan yang tinggi. Di bidang pendidikan, Maroko memberikan 15 beasiswa tiap tahunnya untuk putra-putri Indonesia belajar di Universita Qarawiyyin dan Pendidikan Tradisional di Maroko. Yang sayangnya oleh Indonesia tidak di optimalkan, dengan tidak selektifnya memilih calon mahasiswa dan kuota yang tidak penuh untuk menimba ilmu dari negeri “seribu benteng”. Di bidang lain seperti budaya pun tak kalah, tiap Maroko mengadakan festival budaya Indonesia selalu menampilkan budaya yang berbeda-beda mulai dari musik tradisional seperti musik Marawis hingga seni tari seperti tari Ramayana. Hubungan di bidang lain juga terus ditingkatkan seperti pariwisata dan pariwisata yang diharapkan menimbulkan rasa pengertian antarwarga. Ironis jika rakyat Maroko lebih mengenal Eropa dibandingkan Indonesia, sebuah kenyataan yang ingin di rubah oleh Kedutaan Besar Maroko untuk Indonesia.
Pada kesempatan tahun lalu ketua MPR mengemukakan agar hubungan RI-Maroko dapat terus ditingkatkan, dan peluang itu besar mengingat kedua negara menganut kebijakan moderat dan bernaung di organisasi yang sama pula seperti Perseringkatan Bangsa-Bangsa (PBB), Gerakan Non Blok (GNB), Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan kelompok 77. Dan Indonesia sebagai salah satu negara muslim dengan penduduk terbesar dapat menyatukan nilai-nilai antara Islam, demokrasi dan modernisasi jalan beriringan. Sehingga bagi Maroko, Indonesia merupakan negara penting dalam menghadapi tantangan dan mengubah pandangan masyarakat global terhadap Islamphobia yang akhir-akhir ini makin menguat. Mengingat itu semua Maroko ingin menggandeng Indonesia menjalin hubungan membentuk islam peradaban, bersama memerangi pandangan miring masyarakat global terhadap Islam.
Setengah abad lebih hubungan antara Indonesia-Maroko terjalin, yang diharapkan adanya peningkatan kerjasama bilateral tak hanya di bidang ekonomi, budaya dan lain-lain tetapi juga kerjasama Parlemen Indonesia dan Parlemen Marok. Yang kedepannya dapat memberikan keuntungan di antara kedua belah pihak dan memupuk rasa persaudaraan yang tinggi, dan membentuk peradaban Islam yang lebih modern dan demokrasi.
Data Penulis:
Nama: Heri Setyawan
TTL: Jambi, 19 Desember 1987
Nama Universitas: Universitas Jambi
Alamat Kampus: Jalan Lintas Bulian-Jambi, Mendalo Darat, Jambi
Alamat Rumah: Jl.Pattimura Perum. Kembar Lestari 1 Blok QQ No.46 Jambi
No. HP: 08970252273
Email: katakngangkang@yahoo.com
Twitter: @heri_osd




Senin, 02 Mei 2011 14:12 | Oleh : I Made Rumadi Putra | PDF| Cetak| Email
KOPI, Indonesia, salah satu Negara demokrasi yang berada di wilayah asia tenggara, bagian timur dari benua asia. Sedangkan Maroko adalah Negara kerajaan yang berada di wilayah afrika utara atau bagian barat dari benua Afrika yang sering disebut dengan Maghribi (negeri matahari terbenam).
Jarak kedua Negara yang melebihi sekitar sepertiga lingkaran dunia tidak menghalangi hubungan kerjasama antara kedua Negara, bahkan hubungan tersebut telah dimulai sejak awal kemerdekaan kedua Negara tersebut. Maroko sering menyebut Indonesia sebagai "Akh Syaqiq"(Saudara kandung) dikarenakan kedekatan antara kedua Negara.
Hubungan bilateral Indonesia – Maroko telah berlangsung selama 50 tahun. Pada tahun 1965, Indonesia telah membuka KBRI di Rabat. Namun karena kondisi keuangan negara yang tidak memungkinkan, pada tahun 1967 KBRI Rabat ditutup sementara. Setelah melewati kurun waktu 19 tahun, KBRI Rabat dibuka kembali dan beroperasi penuh sejak tahun 1986 hingga kini.
Adapun peluang untuk meningkatkan hubungan kedua negara cukup besar mengingat Indonesia dan Maroko sama-sama menganut kebijakan moderat dan merupakan anggota organisasi internasional seperti PBB, OKI, GNB, Kelompok-77 dan Komite Al-Quds.
Selama ini Maroko selalu bersikap positif terhadap posisi Indonesia maupun dalam menyikapi setiap perkembangan yang terjadi di tanah air. Hal ini tentunya perlu terus dijaga melalui pendekatan secara berkesinambungan agar Maroko tetap mempertahankan sikap positifnya terhadap Indonesia. Usaha-usaha untuk meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dan Maroko senantiasa terus dilakukan dengan berbagai cara misalnya promosi budaya Indonesia, kerjasama bidang pendidikan, kebudayaan dan Pariwisata.
Potensi alam maroko sangatlah indah seperti pemandangan Pegunungan Atlas, indahnya laut Mediterania dan menyimpan berbagai hasil peradaban Islam dan dijuluki “Tanah Tuhan” yang tentunya sangat megah dan sangat cocok digunakan sebagai salah satu tujuan wisata rohani. Negara yang terletak di belahan utara afrika dengan laut Atlantik dan Selat Gibraltar yang memisahkan benua afrika dan eropa, tentu sangat strategis digunakan sebagai jalur penerbangan pariwisata dari Indonesia-Maroko-Eropa, begitu pula sebaliknya. Sjachwien menjelaskan bahwa letak Maroko dengan Spanyol yang hanya dipisahkan oleh Selat Giblaltar, bisa menjadi alternatif wisata dan pintu masuk ke benua Eropa. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan Sjachwien "Perjalanan udara dari kota wisata Maroko, Casablanca, ke Madrid cuma satu jam penerbangan, atau ke Paris atau Amsterdam hanya memakan dua-tiga jam. Ini bisa dijadikan sebagai pintu masuk untuk Eropa," ujarnya.
Sjachwien menambahkan Maroko telah memanfaatkan momentum Piala Dunia Afrika Selatan 2010 dengan membangun bandar udara di Casablanca sebagai hub atau penghubung antara Afrika dengan Eropa. Pada 2008, Qatar Airlines telah membuka jalur penerbangan antara Casablanca dan Denpasar dengan transit di Doha. Ini seharusnya diperhatikan, karena dengan adanya fasilitas tersebut, tidak hanya memajukan kedua kota tersebut tetapi juga diharapkan berpengaruh kepada kawasan di sekitarnya.
Selain itu, yang menarik lagi yaitu, Indonesia mendapatkan perjanjian bebas visa dengan Kerajaan Maroko, karena hasil timbal balik dukungan pemerintah Indonesia terhadap kemerdekaan Maroko. Hal ini sangat menarik sekali, ini dapat dijadikan daya tarik bagi wisatawan Indonesia-Maroko untuk kerjasama pariwisata.
Bila dilihat dari rute penerbangan yang sangat strategis yaitu bila wisatawan Indonesia hendak pergi ke Eropa, mereka bisa menggunakan rute yang teransit di Maroko. Di sana tidak ada salahnya mereka mengunjungi maroko setelah itu baru ke Eropa. Ataupun ke Eropa terlebih dahulu baru ke Maroko juga bisa, karena ada jalur penerbangan Casablanca-Madrid, Casablanca-Paris, yang tidak memakan waktu yang banyak, karena hanya dipisahkan Selat Gibraltar.
Bagi orang Indonesia tidaklah sulit untuk pergi ke maroko. Kita ketahui maroko adalah salah satu tujuan mahasiswa Indonesia untuk mengenyam pendidikan Islam, sehingga sambil mengenyam pendidikan keluarganyapun dapat diajak berwisata ke maroko, misalnya wisata rohani. Sebab kita ketahui di Maroko banyak sekali hasil peradaban Islam, dan dijuluki sebagai “Tanah Tuhan” yang tentunya sangat cocok untuk wisata rohani.
Dubes Tosari berharap, Universitas Al-Akhawayn dapat menjalin kerja sama dengan Universitas Islam Sultan Agung, Semarang. Pihak Universitas berharap, KBRI dapat menghadirkan tokoh-tokoh dunia pendidikan dan pemikir Indonesia untuk memberikan kuliah umum atau seminar ke-Indonesia-an bagi para mahasiswa.
Dengan adanya kerjasama ini maka akan banyak pula orang Indonesia yang berkunjung ke Maroko, misalnya dalam rangka study banding dan program pertukaran pelajar, di mana kegiatan ini dapat diselipkan kegiatan wisata pendidikan dan rohani keliling Negara Maroko untuk menikmati kereligiusan dan keindahan alam maupun budaya Negara tersebut.
Dalam rangka peringatan ke-50 tahun hubungan diplomatik kedua negara, Dr Ouaouicha mengharapkan promosi seni dan budaya Indonesia juga dapat ditampilkan di Universitas Al-Akhawayn.
Dubes Tosari Widjaja berharap, dapat menggabungkan kegiatan ini dalam rangkaian penampilan budaya Indonesia di “Vollubilis International Festival 2010″ di Provinsi Meknes, Juli mendatang, sekaligus penyelenggaraan “Soiree Culturel Indonesie 2010″ di KBRI Rabat.
Selain itu Indonesia turut berpartisipasi Dalam Rangka Festival Teatre International untuk Pemuda ke XI di Taza, Maroko, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Rabat, menampilkan Sendratari Ramayana dengan berbagai macam improvisasi alias sedikit menyimpang dari aslinya. Pertama dalam sejarah, kisah Ramayana dipagelarkan dalam bahasa Arab yang di pentaskan oleh Masyarakat Indonesia di Maroko, Sebagian besar pemainnya adalah mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam wadah PPI Maroko.
Dengan adanya pegelaran seni dan budaya Indonesia di Maroko, tentunya dapat memberikan daya tarik wisatawan asal maroko untuk mengunjungi Indonesia, hal ini juga didukung dengan adanya rute penerbangan Casablanca-Denpasar yang transit di Doha, sehingga memudahkan wisatawan maroko untuk pergi ke Indonesia.
Kerjasama pariwisata antara Indonesia dan Maroko bukan hanya semata-mata untuk berwisata biasa, tapi juga wisata budaya, dimana ini dapat dimanfaatkan sebagai media pemersatu antara Indonesia dan Maroko yang lebih dalam lagi. Dalam hubungan pariwisata ini ada satu hal yang harus lebih di prioritaskan dalam hubungan Indonesia dan Maroko, yaitu di bidang sektor budaya. Bagaimana rakyat Indonesia akan mengenal saudaranya yaitu Maroko apabila tidak ada sesuatu hal yang bisa diingat dan yang kita tahu tentang Maroko. Dan satu-satunya hal yang bisa saling mengingatkan hubungan kita adalah budaya dan kesenian. Dengan lebih memprioritaskan kebudayaan sebagai nomor satu dalam hubungan kerja sama kedua negara, niscaya hubungan persahabatan ini tidak hanya sekadar basa-basi politik dan konsumsi tingkat elit penguasa. Tidak hanya sebagai basa-basi protokoler tingkat tinggi, tapi persahabatan kedua negara ini bisa dirasakan langsung dalam hati rakyat kedua negara masing-masing.
Rakyat kedua negara tidak akan mengalami kesulitan dalam menerima kebudayaan dan kesenian, sebab banyak jenis-jenis kesenian yang bernuansa Islam di Indonesia. Kesenian yang ada di Indonesia sangat cocok untuk diperkenalkan kepada rakyat Maroko, karena kesenian yang ada di Indonesia berisi nilai-nilai dan norma-norma yang sangat arif dan bijaksana. Tidak sekadar tontonan tetapi dapat dijadikan tuntunan bagi kehidupan. Tuntunan itulah yang kelak akan membawa hubungan Indonesia dan Maroko semakin mesra. Dan dengan hal ini tentunya sangatlah tepat, yaitu kerjasama pariwisata digunakan sebagai media untuk mengenalkan budaya dan kesenian Indonesia kepada Maroko, begitu pula sebaliknya.
Selain itu, dengan adanya hubungan pariwisata Indonesia dan Maroko, maka akan dapat meningkatkan produksi barang-barang seni baik di Indonesia maupun di Maroko, sebab dengan adanya wisatawan dari maroko ke Indonesia, maka permintaan terhadap barang seni di Indonesia pun akan meningkat. Seperti kita ketahui ekspor maupun konsumsi dalam negeri terhadap barang seni memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap devisa Negara Indonesia. Begitu pula dengan Maroko, sehingga kerjasama pariwisata ini merupakan sebuah urgensi yang harus dilakukan pemerintah Indonesia dan Maroko. Hal inipun juga akan berimbas terhadap pertumbuhan ekonomi masing-masing Negara.
Referensi :
http://beritasore.com/2010/04/21/kerja-sama-pendidikan-ri-dan-maroko/
http://www.aksesdeplu.com/Maroko.htm
Biodata Penulis:
Nama : I Made Rumadi Putra
Tempat/tanggal lahir : Denpasar, 14 Maret 2011
Nama sekolah : SMA NEGERI 8 DENPASAR
Alamat sekolah : Jl. Antasura Peguyangan Kaja Denpasar Bali 80115
Alamat rumah : Jl. Jaya Pangus No. 8 Peguyangan Kaja Denpasar Bali 80115
No.HP : 083 119 627 507
Akun Facebook : rumadhyputra
Alamat E-Mail : rumadhyputra@yahoo.co.id



Senin, 02 Mei 2011 15:09 | Oleh : Ika Wahyuni | PDF| Cetak| Email
KOPI, Perjalanan panjang mencapai hampir tiga dasawarsa oleh seorang pengembara ulung dari Maroko, Ibnu Battutah, akhirnya mempertemukannya dengan sebuah negeri hijau nan indah, Samudera Pasai pada pertengahan abad 14 Masehi. Ibnu Battutah menempuh 175 mil mencari ujung dunia mulai usia 28 tahun pada 1326 M. Kampung halamannya, Tangier, adalah sebuah kota pelabuhan yang merupakan pusat perdagangan Islami terpenting di abad pertengahan. Sejak saat itu dimulai sebuah hubungan awal Maroko, sebuah negara di barat Afrika, dengan Indonesia.
Perjuangan rakyat Indonesia yang gigih melawan penjajah menjadi salah satu penyemangat rakyat Maroko dengan mengikutsertakan Maroko dalam Konferensi Non-Blok di Bandung hingga berhasil mengumumkan kemerdekaannya dari Perancis pada tanggal 2 Maret 1956. Presiden Soekarno kemudian datang mengunjungi Raja Muhammad V di Rabat pada tanggal 2 Mei 1960, maka Soekarno adalah presiden pertama yang mengunjungi negara yang baru lahir itu. Sebagai tanda sambutan hangat kekerabatan dari Maroko, diresmikanlah dua jalan utama di Maroko dengan nama Rue (Jalan) “Soekarno” dan Rue “Jakarta”. Indonesia juga menetapkan salah satu jalan di Jakarta dengan nama “Cassablanca”.
Terdapat beberapa kesamaan antara Indonesia dengan negara matahari terbenam itu. Selain sama-sama mayoritas berpenduduk muslim, keduanya adalah negara yang sedang berkembang. Bahkan Maroko menganggap Indonesia sebagai “Akh Syaqiq” (Saudara Kandung), sebuah uluran tangan yang patut disambut Indonesia. Sejauh ini, hubungan antara Indonesia dan Maroko sudah berjalan dengan baik, walaupun banyak pertikaian di kawasan nagara Arab yang menjadi topik hangat beberapa waktu terakhir. Pergolakan demi pergolakan serta jauhnya rentangan jarak geofrafis yang memisahkan diharapkan tidak mempengaruhi hubungan bilateral keduanya.
Seperti yang dikutip dari vivanews.com, juru bicara kepresidenan Dino Patti Djalal mengungkapkan saat pertemuan kedua negara di Istana Merdeka Jakarta, Senin 2 Maret 2009,"Mereka sepakat mendorong WIEF yang sekarang ini menjadi forum tahunan,". WIEF merupakan Forum Ekonomi Islam Sedunia, yang diharapkan dapat memajukan Islam moderat dan meningkatkan kerjasama antar umat muslim sedunia serta membuka gerbang persahabatan antara Islam dan non-Islam.
Raja Muhammad VI menyampaikan permintaan agar pada bulan Ramadhan 2011 KH. Said Aqil Siradj dapat memberikan ceramah agama di Maroko di depan raja dan ulama-ulama seluruh dunia, hal ini disambut dengan anggukan setuju Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama Indonesia itu. Said Aqil diminta menyampaikan ceramah dalam acara Durus Hasaniyyah bertema "Pemeliharaan Agama dan Kepercayaan di Negara-negara Demokratis" yang diharapkan mampu memberikan kesadaran toleransi dari pengembangan pemikiran yang diprakarsai NU.
Sesungguhnya setelah merdeka, Maroko sedikit banyaknya masih menggunakan bahkan melestarikan peraturan-peraturan yang ditetapkan penjajah sebelumnya. Sistem pendidikan formal, media massa, bahkan undang-undang pendidikan yang dilaksanakan pada tahun 2004 menunjukkan persentase lebih kepada bahasa Perancis ketimbang Arab. Ini berdampak pada kurangnya pembekalan bahasa Arab dan ilmu Islam pada generasi muda. Begitu pula sistem pedidikan kolonial Belanda yang masih diterapkan hingga saat ini di Indonesia, tetap didominasi tujuan “pendidikan untuk mencari uang”, bukan “penerapan ilmu yang didapat dari pendidikan”. Indonesia dan Maroko adalah korban sistem politik dan hukum yang mencederai tujuan asli pendidikan, yakni “memanusiakan manusia”.
Namun, patut disyukuri beberapa waktu terakhir telah terjadi penguatan hubungan di bidang pendidikan dengan adanya kerjasama antara Universitas Islam Sultan Agung Semarang (Unissula) dengan empat universitas di Maroko, salah satunya adalah Universitas Sidi Mohammed Ben Abdallah di kota Fez. Menurut Rektor Unissula, Prof. Laode Masihu Kamaluddin MSc MEng PhD, salah satu yang membuat negara lain tidak mengenal Indonesia adalah kurangnya tulisan-tulisan para pemikir (ulama) Indonesia yang diterjemahkan ke bahasa Inggris atau Arab. Tosari Widjaya, Dubes RI untuk Maroko, juga menambahkan bahwa kebanyakan dakwah di Indonesia dilakukan dengan ceramah (da’wah bil lisan) dan dengan teladan (da’wah bil hal). Namun agar tulisan Indonesia dibaca dunia, seharusnya digalakkan pula “da’wah bil kalam” (da’wah dengan tulisan/literatur).
Dalam upaya peningkatan kesadaran berbudaya dan bersosialisasi, nuansa padang pasir Maroko seakan mampu disatukan dengan bentang alam tropis Indonesia. Ini dapat terlaksana sedikitnya karena latihan keras anak-anak dan remaja di Festival Teater Internasional untuk Pemuda di Taza, 350 km dari Rabat. Mereka melangsungkan pergelaran sendratari Ramayana berbahasa Arab dan berhasil memikat 300 orang penonton. Acara yang digelar KBRI Maroko ini dimaksudkan untuk memunculkan bakat-bakat tradisi yang terpendam. Dalam penampilan perdana pemuda Indonesia ini, Kementrian Kebudayaan Maroko meminta kesediaan Indonesia untuk tampil kembali pada kesempatan berikutnya.
Hingga saat ini, dalam bidang pariwisata Maroko memberikan pengkhususan kepada Indonesia dan begitu pula sebaliknya, warga dari kedua negara dibebaskan dari visa jika melancong selama 3 bulan. Namun program yang telah disepakati kedua negara ini belum optimal sebab masih banyak rakyat kedua negara belum mengetahui atau bahkan lupa bahwa pariwisata dapat lebih mempererat kerjasama dan kekerabatan.
Maka, masih banyak peningkatan yang harus direalisasikan oleh kedua belah pihak, terutama dalam hal persaudaraan sesama muslim, sehingga kedua negara benar-benar menjadi “Saudara Kandung” walau tanpa hubungan darah, sekuat ukhuwah kaum Anshar dan kaum Muhajirin. Sebab pertalian yang didasarkan kepada iman akan lebih kuat dan mulia daripada sekedar hubungan darah, seperti sabda Rasulullah SAW.
“Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah, ada diantara mereka yang orang-orang bukan nabi dan bukan pula syuhada. Pada hari kiamat, para nabi dan syuhada menginginkan mereka menempati kedudukan mereka yang berasal dari Allah. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasullulah. Beritahukanlah kepada kami, siapakah mereka itu?”. Beliau menjawab,”Mereka adalah kaum yang saling mencintai karena Allah, bukan karena pertalian darah dan tidak ada harta yang saling diberikan. Sungguh demi Allah, wajah mereka laksana cahaya. Dan sesungguhnya mereka berada di atas cahaya. Mereka tidak merasa takut saat manusia merasa takut dan mereka tidak bersedih saat manusia bersedih”. (HR. Abu Daud)
Referensi :
1. Antoniou, John. Menyelamatkan Kota – Kota Islam. Hal. 6
2. Barmawi, Ahmad. 118 Tokoh Muslim Genius Dunia. Hal. 392
3. Jurnal “Selayang Pandang Kajian Sistem Pendidikan di Indonesia dan Maroko (Negeri Magrib)” oleh: Drs. Dede Kosasih, M.Si.
4. www.kompas.com
5. http://www.ppimaroko.org/index.php?option=com_content&view=article&id=111:kerja-sama-pendidikan-indonesia-maroko-belum-optimal&catid=51:info-maroko&Itemid=83
6. http://syfaulqalbi.wordpress.com/2009/04/02/al-hadist/
Biodata Penulis

Nama : Ika Wahyuni
Tempat / Tanggal Lahir : Air Molek / 3 Juni 1991
Univesitas : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru – Riau
Alamat Kampus : Jl. Raya Pekanbaru – Bangkinang km. 15, Pekanbaru – Riau
Alamat Rumah : Komplek Perumahan Taman Bidadari Blok C 19, Garuda Sakti – Panam. Pekanbaru – Riau
Alamat Email : naftsa@gmail.com
Akun Facebook : Naflah Tsabita
Blog : http://naftsa.multiply.com





Kamis, 05 Mei 2011 22:25 | Oleh : Zumaro | PDF| Cetak| Email
KOPI, Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik dengan kedaulatan tertinggi di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD 1945. Artinya, hanya ada satu kedaulatan yang utuh, tidak ada negara-negara lain dengan kekuasaan tertinggi berada pada kedaulatan rakyat dan konstitusi. Dalam pertumbuhannya dan perkembangan sejarah ketatanegaraan, Indonesia mengalami berbagai perubahan dalam sistem pemerintahan sesuai dengan situasi dan kondisi zaman. Menurut UUD 1945, kedudukan Presiden adalah sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Hal ini dinamakan dengan sistem pemerintahan presidensial. Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan dibawah majelis dibantu oleh wakil presiden.Dalam menjalankan pemerintahan negara, kekuasaan dan tanggung jawab berada di tangan Presiden (concentration of power and responsibility upon the president). Selain itu, Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR dan Presiden dibantu oleh menteri negara.
Sebagai suatu negara yang utuh, Indonesia memang tidak bisa hidup dalam kawasan internnya saja. Hal ini akan sama dengan pepatah “Bagai Katak Dalam Tempurung”. Jika itu terjadi maka hanya keluguan, kepolosan, ketidakberkembangan dan masih banyak lagi yang nantinya akan menjadi predikat yang disandang oleh negara ini. Tentu hal itu sangat tidak diharapkan menjadi sebuah kenyataan. Oleh karena itu, sudah sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu sikap keterbukaan Indonesia mewujudkan Hubungan Internasional. Salah satu negara yang menjadi The Best Partner untuk hubungan antar negara ini ialah Negara Maroko. Maroko merupakan kerajaan konstitusional dengan parlemen yang dipilih oleh rakyat dalam sebuah pemilihan umum. Raja Maroko dengan kekuasaan eksekutif dapat membubarkan pemerintah dan mengerahkan pasukan militer. Partai oposisi dibenarkan secara hukum, dan beberapa di antaranya berdiri dalam beberapa tahun terakhir. Sistem politik Maroko berada dalam kerangka kerja parlementer kerajaan konstitusional, dimana Perdana Menteri menjadi kepala pemerintahan yang dibentuk oleh sejumlah partai (multi-partai). Kekuasaan eksekutif dimiliki oleh pemerintah. Sementara kekuasaan legislatif dibagi bersama antara Pemerintah dan dua kamar di parlemen, yakni Dewan Perwakilan Rakyat Maroko dan Dewan Konsuler.
Hubungan antar negara dipicu oleh keberagaman segi dan perspektif pemicu terjalinnya hubungan tersebut.Salah satu diantaranya adalah hubungan dalam ketertarika. Ini merupakan cikal bakal dari hubungan kedua saudara kandung ini. Indonesia dan Maroko telah menjalin hubungan sejak abad ke-14 Masehi Ibnu Battutah bermusafir ria sampai akhirnya tiba di Indonesia tepatnya di Kerajaan Samudera Pasai,kerajaan yang pada saat itu masih mengenyam kejayaan pada puncaknya. Sampainya Ibnu ke negara ini dikarenakan tertariknya ia terhadap kabar yang tersiar mengenai negara ini. Ketertarikannya itu kini menyisakan catatan tentang negara Indonesia yang menarik dan merupakan negara yang cukup besar. Ia menyatakan juga bahwa Samudera Pasai merupakan pelabuhan penting dan tempat berlabuhnya kapal-kapal dari Tiongkok dan India serta dari tempat lain di Indonesia untuk membongkar dan memuat barang-barang dagangan mereka.
Karena mendengar hal itu, seorang pedagang Maroko yang dikenal dengan nama Syeikh Maghribia datang ke Indonesia. Mulanya ia tertarik untuk semata-mata berdagang, namun karena keramah-tamahan masyarakat Indonesia dan kepiawaiannya, hal ini menjadi peluang bagi dirinya untuk menyebarkan agama Islam. Setelah semua terjalin dengan lancar, lambat laun semakin banyak rakyat Indonesia yang tertarik dengan Islam dan berbondong-bondong menampakkan diri mereka sebagai umat Muslim. Oleh karena itu, Syeikh Maghribia ini diberi gelar Wali Songo dengan nama Syeikh Maulana Malik Ibrahim. Kunjungan dari kedua orang Maroko inilah yang menjadi awal mula jalinan hubungan kedua bangsa yang terpisah jarak dan waktu ini. Kemudian, setelah Maroko menyatakan kemerdekaannya dari Kolonial Perancis, membuat Indonesia memberikan dukungan penuh dan menjadikan Maroko ikut dalam KTT Asia Afrika yang berlangsung di Bandung pada tahun 1955.
Hubungan antara kedua negara ini terus berlanjut hingga abad ini. Jalinan yang kuat antara kedua saudara kandung ini kian hari semakin erat dan akrab. Seperti yang telah dijelaskan bahwa ketertarikanlah yang merupakan tonggak penyatu hubungan ini. Maroko baru-baru ini melalui Wakil Menteri Luar Negerinya Latifa Akherbach secara terang-terangan menyatakan bahwa mereka tertarik untuk belajar Islam dan Demokrasi dari Indonesia. Ketertarikan itu dinilai karena negara Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar dan menjadi negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, dimana Islam dan demokrasi di Indonesia bisa berjalan searah dan beriringan. Nilai kekentalan Islam, demokrasi dan kemodernan yang ada di Indonesia bisa disatukan dengan perpaduan yang sangat baik sehingga penilaian Maroko terhadap Indonesia adalah negara yang cocok untuk menjalin kerja sama dalam mengahadapi tantangan dan krisis global dan Islamphobia yang makin meningkat.
Selain itu, untuk semakin mempererat hubungan, Negara Maroko telah memberikan lima belas beasiswa kepada Indonesia melalui Departemen Agama. Dan mulai tahun 2010, Kementerian Wakaf dan Urusan Keislaman Maroko telah menyetujui permintaan PBNU untuk memberikan beasiswa khusus untuk putra-putri PBNU sebanyak 10-15 orang setiap tahun guna belajar di institusi pendidikan yang berada di bawah Kementerian Wakaf dan Urusan Keislaman Maroko, khususnya Universitas Qarawiyyin dan Pendidikan Tradisional (at Ta'liim al Atiiq) di masjid Qarawiyyin. Beasiswa itu diberlakukan karena mengingat betapa pentingnya pondasi keagamaan bagi kedua negara ini. Karena tertarik akan pesona keseimbangan Islam di Indonesia menjadi daya pikat bagi Maroko untuk memberikan beasiswa ini. Selain itu, telah kita ketahui bahwa Indonesia memiliki keberagaman budaya yang bisa menarik segala yang melihatnya. Begitu juga dengan Maroko, yang memiliki kebudayaan yang tidak hanya masyarakat Indonesia yang tertarik, namun juga seluruh penikmat budaya di dunia.
Kesinambungan pemikiran dan jalinan hubungan baik ini tentu diharapkan tidak hanya berhenti pada kurun abad ini saja. Pasti semua mengharapkan hubungan baik antara saudara kandung ini akan terjalin secara terus menerus dan mewujudkan berbagai kesepahaman dan melahirkan kesepakatan-kesepakatan yang berpangkal kepada perhatian yang saling tarik menarik antara kedua negara ini. Dan hubungan simbiosis yang saling menguntungkan ini merupakan bagian dari hal yang tidak terpisahkan untuk mewujudkan perdamaian dunia. Tidak hanya dalam ranah pendidikan dan keagamaan, dari semua perspektif juga tentunya menjadi pertimbangan kita semua untuk terus menjalin hubungan baik ini. Dan bukan tidak mungkin, hubungan yang berawal dari ketertarikan ini akan menciptakan pemersatu dan menarik lebih banyak lagi negara untuk menjalin hubungan Duet yang Maut namun Elegan Ala Indonesia dan Maroko ini. Dan diharapkan bahwa hubungan ini nantinya akan menjadi bombardier bagi negara lain. Pada akhirnya nanti ketertarikan akan menimbulkan sesuatu yang menarik pula.
Sumber Referensi:
1. Abubakar, Drs.Suardi dkk. 2006. Kewarganegaraan2. Jakarta:PT Ghalia Indonesia.
2. Abubakar, Drs.Suardi dkk. 2006. Kewarganegaraan3. Jakarta:PT Ghalia Indonesia.
3. http://www.antaranews.com/berita/1277171547/maroko-ingin-belajar-demokrasi-dan-islam-dari-indonesia
4. http://www.ppimaroko.org/index.php?option=com_content&view=article&id=112:berawal-dari-sejarah-indonesia-maroko&catid=51:info-maroko&Itemid=83
5. http://www.sahabatmaroko.com/index.php?option=com_content&view=category&layout=blog&id=54&Itemid=85
6. http://www.antaramataram.com/berita/?rubrik=7&id=10916
7. http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=76333
8. http://berita.kapanlagi.com/politik/nasional/maroko-berharap-hubungan-dengan-indonesia-dapat-ditingkatkan-pggklr7.html

Biodata Penulis:
Nama : Zumaro
Tempat, tanggal lahir : Mentok, 20 November 1993
Nama sekolah : SMAN 1 MUNTOK
Alamat sekolah : Jln. Jend. Sudirman No.109 Muntok, Bangka Barat, Bangka Belitung
Alamat rumah : Kp. Teluk Rubiah RT 02 / RW 06 Muntok, Bangka Barat
Nomor telepon seluler : 085213614336
Alamat e-mail : zuma_arrezona@yahoo.com
Akun facebook : vyezich_brain@ymail.com




Kamis, 12 Mei 2011 20:19 | Oleh : Adiwena Nugroho | PDF| Cetak| Email
KOPI, Meskipun hubungan Indonesia-Maroko telah berjalan lebih dari 50 tahun, kerjasama kedua negara masih belum terlalu signifikan, terutama dalam bidang ekonomi. Sebenarnya kedua negara memiliki potensi yang cukup besar dalam bidang ekonomi, yang meliputi pariwisata, investasi dan perdagangan yang kemudian dapat melanjutkan hubungan politik yang lebih kuat.
Neraca perdagangan Indonesia-Maroko sampai saat ini terus mengalami fluktuasi. Pada tahun 2005, tercatat nilai perdagangan Indonesia-Maroko sebesar US$ 76,28 juta, sedangkan ekspor Indonesia ke Maroko sebesar 51.08. angka ini meningkat 26% dari tahun 2004 atau meningkat US$19,83 juta. Tahun 2006 adalah tahun dimana perdagangan Indonesia-Maroko mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar US$ 111,37 juta, namun defisit US$ 1,9 juta. Sedangkan surplus terbesar yang pernah diraih Indonesia adalah tahun 2009 yaitu surplus US$ 35,7 juta. Dari tahun 2005 sampai 2010, Indonesia mengalami defisit pada tahun 2006 dan seimbang pada tahun 2008. Sedangkan lainnya adalah surplus untuk Indonesia. Sedangkan pada tahun 2011 menunjukkan kecenderungan defisit bagi Indonesia. Kebanyakan dari perdagangan tersebut adalah perdagangan dengan komoditi sektor non-migas. Indonesia sendiri mengekspor kopi, bahan mentah nabati/hewani yang termasuk didalamnya rempah-rempah, produk kelapa sawit, dan furniture. Sedangkan Maroko mengekspor fosfat yang digunakan untuk pembuatan pupuk. Pada tahun 2009, Maroko mengekspor fosfat sebesar 100.000 ton ke Indonesia.
Dalam bidang turisme, kedua negara sama-sama memiliki potensi yang cukup besar. Indonesia sendiri telah dikenal sebagai negara kepulauan yang memiliki banyak obyek-obyak wisata kelas dunia seperti pulau Bali, Bunaken, Raja Ampat dan lain-lain. Sedangkan Maroko sendiri juga memiliki beberap tempat wisata yang terkenal seperti Fès dan Agadir. Keindahan laut mediterania juga merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara. Sektor pariwisata memberikan penghasilan yang cukup besar dari kedua belah pihak. Setiap tahun 2 juta wisatawan mancanegara berkunjung ke Maroko, sedangkan Indonesia 5-6 juta wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia.
Meningkatnya perdagangan Indonesia-Maroko dapat digunakan oleh Indonesia sebagai jalan untuk masuk ke pasar Uni Eropa dan beberapa negara Timur Tengah lainya. Dari sini Indonesia dapat memasarkan komoditasnya ke Eropa terutama rempah-rempah yang banyak dicari di Eropa. Dalam metode perdagangan ini, masyarakat Indonesia yang ada di Maroko dapat memanfaatkan peluang ini untuk merintis usahanya di Maroko. Sebaliknya, Maroko dapat menggunakan peluang ini untuk mendapatkan pasar yang lebih luas di Asia Tenggara bagi produk andalan fosfatnya karena di Indonesia telah ada free trade area dalam kerangka ASEAN.
Kerjasama ini juga dapat dipakai untuk memperkuat ekonomi masing-masing negara setelah banyaknya krisis yang telah terjadi seperti krisis Amerika 2008, krisis Yunani, Spanyol dan Irlandia. Kedua negara telah berhasil menghadapi krisis-krisis tersebut dan ekonomi mereka masih cukup stabil. Keuntungan lainya adalah Maroko tidak begitu terkena dampak dari krisis politik di Timur Tengah yang saat ini masih menimbulkan efek domino.
Dalam banyak kasus seperti pembentukan Uni Eropa dan ASEAN, umunya dasar yang mereka pakai adalah integrasi ekonomi terlebih dahulu. Ekonomi digunakan karena tidak ada agenda politik secara tampak didalamnya sehingga tidak timbul rasa curiga dan kerjasama di bidang ekonomi umumnya saling menguntungkan. Contoh nyata bagi Indonesia dalam menjalin kerjasama politik maupun penguatan hubungan lewat ekonomi adalah antara Indonesia dengan Jepang, Amerika Serikat dan Cina meskipun jarak Indonesia dengan negara-negara tersebut cukup jauh. Sedangkan hubungan Indonesia-Australia kurang begitu kuat karena mereka tidak memulainya dengan ekonomi, namun politik meskipun jarak kedua negara dekat. Penguatan hubungan lewat ekonomi ini memerlukan peran yang besar dari masyarakat Indonesia yang ada di Maroko. Mereka dapat menjadi agen yang mampu meningkatkan hubungan ekonomi kedua belah pihak. Hal ini juga telah didukung dengan ditandatanganinya penghapusan pajak berganda Indonesia-Maroko pada tahun 2008. Jika hubungan ekonomi telah kuat, maka hubungan masyarakatnya juga akan semakin kuat dengan mengenal satu sama lain.
Peningkatan jumlah wisatawan antara kedua negara dapat dilakukan melalui acara-acara promosi. Peningkatan ini sangat dimungkinkan mengingat jumlah orang kaya di Indonesia terus meningkat. Tahun 2009, sebanyak 67% masyarakat Indonesia memiliki penghasilan diatas 20 juta rupiah. Sedangkan pertumbuhan orang kaya meningkat 5,8% tahun 2010 dengan jumlah 200 ribu orang yang memilki tabungan diatas 1 miliar. Wisatawan yang berkunjung ke Maroko dapat menggunakan Maroko sebagai tempat singgah untuk meneruskan perjalanan ke Spayol yang cukup dekat, yaitu melalui selat Gibraltar. Indonesia sendiri juga memiliki banyak daya tarik untuk memikat wisatawan asing, terutama keindahan alam dan beragam kebudayaannya. Peran KBRI di Rabat untuk mempromosikan Indonesia sangat besar untuk mendorong masyarakat Maroko berkunjung ke Indonesia.
Pendidikan juga dapat digunakan untuk mempererat hubungan masyarakat kedua negara. Contoh nyatanya adalah masyarakat Indonesia mengenal dengan baik Mesir karena banyak warga Indonesia yang belajar di Mesir, terutama di Universitas Al-Azhar. Meskipun masih kecil, jumlah pelajar Indonesia yang belajar di Maroko masih bisa ditingkatkan. Indonesia dan Maroko sendiri memiliki beberapa persamaan terutama di bidang agama dan sosial politik. Persamaan di bidang agama adalah keduanya merupakan negara dengan mayoritas penduduk Islam Sunni. Hubungan agama antara Indonesia dan Maroko sebenarnya sudah terjalin semenjak kedatangan Ibnu Batutah ke Indonesia, jauh sebelum Christopher Columbus. Sementara persamaan dibidang sosial politik adalah, keduanya merupakan negara Islam demokrasi yang bersifat moderat. Masyarakat kedua negara juga sedang bergerak menuju modernisasi. Pelajar Maroko sendiri juga memiliki kesempatan yang cukup bagus untuk belajar di Indonesia, terutama mengenai demokrasi dan penanganan konflik. Keinginan Maroko untuk belajar demokrasi di Indonesia telah disampaikan oleh wakil menteri luar negari Maroko Latifa Akherbach dalam resepsi acara 50 tahun hubungan Indonesia-Maroko.
Factor-faktor pendukung diatas dapat dijadikan sebagai kesempatan bagi Indonesia-Maroko untuk mempererat hubungan ekonomi kedua negara. Apabila hubungan ekonomi sudah kuat, maka hubungan sosial juga akan menguat karena telah mengenal satu sama lain. Hubungan root yang telah kuat ini dapat dilanjutkan dengan lebih mudah oleh pemerintah untuk meningkatkan hubungan bilateral kedua negara.
Daftar Pustaka:
1. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (2011) ‘Neraca Perdagangan Indonesia dengan Maroko Periode 2006-2011’, at http://www.kemendag.go.id/statistik_neraca_perdagangan_dengan_negara_mitra_dagang (diakses pada tanggal 9 Mei 2011)
2. Redmond, WA "Morocco." Microsoft® Encarta® 2009 [DVD].: Microsoft Corporation, 2008.
3. Op Cit, Redmond, WA "Republic of Indonesia”
4. Metronews (2010) ‘Jumlah Orang Kaya Meningkat 5,8 persen’. At http://metronews.fajar.co.id/read/99392/10/index.php. (diakses pada tanggal 9 Mei 2011)

Biodata Penulis
Nama: Adiwena Nugroho
Tempat, tanggal lahir: Blitar, 12 Maret 1991
Universitas: Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Jalan Sosio Humaniora no 1 Bulaksumur
Alamat rumah: Jl. Ciliwung 262, Kep. Kidul, Kota Blitar; Blimbingsari, CT 4, RT 4, RW 6, Sleman, Yogyakarta
Email: Ahiraidha@yahoo.co.id
Telephone: 085735007963
Akun Fb : Adiwena Nugroho ( ashanafi_terrorist@yahoo.com)


Selasa, 10 Mei 2011 16:08 | Oleh : Didi Rosiyadi | PDF| Cetak| Email
KOPI, Banyak sumber-sumber yang mendefinisikan tentang pendidikan, apabila disimpulkan definisi pendidikan adalah usaha yang dilakukan untuk mengembangkan dan memupuk potensi diri dalam melahirkan individu-individu yang mempunyai keseimbangan antara kecerdasan emosi atau emotional quotient (EQ) dan kecerdasan intelegensi atau intelegence quotient (IQ).
Pendidikan adalah Hak Asasi Manusia, yang secara kodrat melekat pada diri manusia sebagai karunia Tuhan YME. Orang memiliki HAM karena ia adalah umat manusia tanpa memandang status, suku bangsa, gender, ataupun perbedaan lainnya serta tidak dapat dicabut atau di serahkan.

Khususnya di Indonesia semua ini tercantum dalam pasal 31 ayat 1 Undang Undang Dasar (UUD) 1945 yang berbunyi ”(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan” dan dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional “Warga Indonesia berhak atas pendidikan dan pengajaran serta berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu”.
Indonesia adalah salah satu Negara yang memahami betul pentingnya pendidikan bagi rakyatnya. Berbagai usaha telah di lakukan dan dikembangkan demi kemajuan bidang pendidikan, dari mulai masalah kenaikan anggaran pendidikan, pendidikan dasar 12 tahun, pembebasan bea pendidikan, perbaikan sistem ujian Negara, peluncuran berbagai beasiswa baik untuk alokasi dalam negeri maupun luar negeri, program pertukaran pelajar dan masih banyak lagi yang di harapkan memberi asupan yang baik bagi perkembangan rakyat Indonesia selanjutnya.
Dengan adanya globalisasi dalam berbagai bidang, salahsatunya dalam bidang pendidikan maka semakin terbuka bagi warga Indonesia dapat menempuh jalur, jenjang dan jenis pendidikan tidak hanya di Indonesia tetapi juga dapat menempuh pendidikannya di Luar negri yang salah satunya di negara Maroko yang dirasa memiliki itikad baik yang sama dalam hal kemajuan bidang pendidikan.
Berdasarkan sumber dari wikipedia bahwa Maroko merupakan salah satu negara yang sangat memperhatikan dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari dukungan pemerintah Maroko dalam mengucurkan dana yang sangat besar pada bidang pendidikan, dan juga pendidikan dasar 12 tahun digratiskan untuk setiap warga negaranya. Untuk pendidikan tinggi, Maroko mempunyai lima belas universitas negeri yang menyediakan berbagai bidang ilmu baik teknik, agrikultur, sosial, ekonomi, keagamaan dan banyak lagi program-program yang ditawarkan. Beberapa institusi pendidikan tinggi ini sudah mempunyai nama di kancah internasional dan merupakan universitas-universitas terkenal dan favorit. Oleh karena itu tidak lah heran apabila Maroko pada tahun 2006 sebagai salah satu negara yang mendapatkan penghargaan "UNESCO 2006 Literacy Prize".
Dalam memudahkan warga Indonesia untuk menuntut ilmu di Maroko, maka peran pemerintah sangatlah dinantikan. Ini sesuai dengan undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003, bagian keempat menyatakan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah berhak mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kemudian dalam pasal 11 ayat (1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi.
Pemerintah dapat memulai perannya dengan mengadakan hubungan bilateral antar pemerintah melalui kementrian pendidikan Indonesia dengan Maroko. Selanjutnya dalam tatanan teknis masing-masing pemerintah dibantu oleh masing-masing kedutaan besar (kedutaan besar Maroko di Jakarta dan kedutaan besar Indonesia di Maroko). Usaha-usaha teknis yang dapat dilakukan diantaranya adalah:
1. Mendorong kerjasama pendidikan antar Universitas (U to U).
Sebagai contoh misalkan kerjasama antara Universitas A di Indonesia dengan Universitas Z di Maroko. Melalui kerjasama ini dapat mempermudah akademisi (dosen, staf, mahasiswa, alumni dan lainnya) masing-masing universitas untuk melanjutkan studi di Indonesia atau di Maroko.
2. Menyediakan beasiswa pendidikan.
Seperti halnya kedutaan besar negara lainnya, maka diharapkan kedutaan besar masing-masing negara baik Indonesia dan Maroko dapat menyediakan beasiswa bagi warga negara. 3. Mengadakan program kunjungan-kunjungan dan pertukaran para akademisi (pelajar, mahasiswa, guru, dosen dan lain-lain).
Program pertukaran akademisi sangat penting dalam mengenalkan bagaimana jalannya pendidikan pada masing-masing negara, sehingga pengalaman positif dapat diterapkan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia maupun Maroko.
4. Melakukan kerjasama penelitian.
Hal ini bisa dilakukan antar lembaga research kedua negara, misalkan lembaga research Indonesia dengan lembaga research Maroko. Melalui kerjasama ini dapat membuka lebar para peneliti masing-masing negara untuk melakukan kolaborasi penelitian terhadap isu-isu penting dalam menunjang pembangunan di Indonesia dan Maroko.
5. Menyelenggarakan pameran-pameran pendidikan.
Tujuannya adalah untuk mengenalkan dan memberikan informasi secara terperinci mengenai pendidikan pada masing-masing negara.
6. Mengadakan pelatihan, seminar, simposium ataupun workshop yang berkaitan dengan masalah pendidikan baik di Indonesia maupun di Maroko.
7. Menambahkan satu layanan informasi tentang pendidikan pada masing-masing website kedutaan besar.
8. Mendirikan kantor pusat pendidikan (Education Center), sebagai wadah dalam membantu dan mempermudah warga negara dalam melanjutkan studinya. Misalkan dapat mendirikan Pusat Pendidikan Maroko (Maroko Education Center) di Jakarta.
Dari usaha-usaha teknis yang dilakukan pemerintah diatas maka diharapkan dapat mendorong dan mempermudah warga negara untuk melanjutkan studi, kerjasama penelitian ataupun hal-hal lain yang berkaitan dengan pendidikan.
Warga masing-masing negara yang berkecimpung dalam dunia pendidikan nantinya bukan hanya melaksanakan kewajiban utamanya yaitu kuliah, seminar, kunjungan, penelitian dan lain-lain sesuai dengan bidangnya tetapi mereka juga secara tidak langsung mengenalkan kultur, kebiasaan, adat dan lainnya selama berada di Indonesia ataupun di Maroko. Mulai dari acara resmi yang biasanya diadakan oleh para pelajar dan mahasiswa melalui wadah perkumpulan pelajar yang bekerjasama dengan pihak kedutaan besar dalam rangka memperkenalkan kebudayaan, adat istiadat, makanan dan lain-lain. Sampai dengan para pelajar, mahasiswa ataupun akademisi lainnya berinteraksi dengan semua kalangan berbeda bangsa, apakah dengan sesama pelajar atau mahasiswa, guru atau dosen, dan bahkan dengan masyarakat umum lainnya. Ilustrasi ini mungkin dianggap sebagai aktifitas sepele tetapi apabila kita cermati bahwa inilah yang merupakan pondasi kuat dalam memperkokoh persaudaraan antar bangsa.
Kemudian dengan adanya kerjasama penelitian maka diharapkan dapat mengadakan kolaborasi penelitian dalam berbagai aspek kehidupan yang sangat diperlukan oleh Indonesia maupun Maroko dalam menunjang pembangunan nasionalnya seperti teknik, kedokteran, industri, ekonomi, komputer dan bidang lainnya.
Dengan demikian jelaslah bahwa pendidikan merupakan salah satu bidang yang dapat dijadikan sebagai salah satu alat dalam mempererat harmonisasi antar negara khususnya bangsa Indonesia dengan Maroko.

Biodata Penulis :
Nama : Didi Rosiyadi
Tempat/tanggal lahir : Jember, 14 April 1975
Nama universitas : National Taiwan University of Science and Technology
Alamat universitas : 43, Keelung Road, Section 4, Taipei, Taiwan, ROC 106
Alamat rumah : 1. Di Taiwan: Dormitory 1, Room 203-3, NTUST, 43, Keelung Road, Section 4, Taipei, Taiwan, ROC, 106
2. Di Indonesia: Perum Permata Biru Blok R-164, Bandung
Nomor telepon seluler : +886-917341191 (Taiwan), +62-81910549858 (Indonesia)
Alamat e-mail : didi.rosiyadi@gmail.com
Akun facebook : rosiyadi2005@yahoo.com




Kamis, 05 Mei 2011 22:32 | Oleh : Ade Rifai | PDF| Cetak| Email
KOPI, Indonesia - Maroko memulai hubungan diplomatik pada tanggal 19 April 1960 ketika HE Pamontjak Nazir, Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Filipina disajikan surat kredensial kepada Yang Mulia Raja Mohammed V sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Maroko dan utusan khusus untuk mempersiapkan kunjungan Presiden Sukarno dari Indonesia ke Maroko.
Pada tanggal 2 Mei 1960 Presiden Sukarno tiba di Rabat-Sale dan telah diterima oleh Yang Mulia Raja Mohammed V. Dalam kunjungannya, Raja Mohammed V yang diharapkan itu dapat kunjungan Presiden Sukarno membawa kontribusi positif dalam kerjasama negara-negara Asia dan Afrika. Sebagai penggagas Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955, Presiden Sukarno telah meningkatkan kesadaran dan semangat semua orang di seluruh dunia Termasuk orang-orang Maroko untuk membebaskan diri dari Kolonialisme. Presiden Sukarno yang juga dikenal sebagai pahlawan gerakan kemerdekaan dunia Islam dan pemimpin dalam Memerangi Kolonialisme.
Saat ini, hubungan persahabatan antara Indonesia dan Maroko telah mencapai Beberapa hasil penting dalam peningkatan kerjasama bilateral, penyelesaian isu-isu regional dan kerjasama multilateral, serta dalam isu perubahan iklim, perlindungan lingkungan, hak asasi manusia, kejahatan transnasional, penyelundupan manusia , pencucian uang, perdagangan narkoba dan terorisme internasional.
51 tahun sudah kerjasama bilateral yang terjalin antara Indonesia dan Maroko dari 19 April 1960 sampai 19 April 2011 kemarin. Maroko yang memiliki tingkat pendidikan yang baik mendorong UNESCO (United Nations Educational Scientific and Cultural Organization) yang merupakan badan khusus PBB yang didirikan pada tanggal 16 November 1945 yang bergerak dalam bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Sosial dan Manusia, Budaya, dan Komunikasi dan Informasi ini memberikan penghargaan “Pendidikan Berkualitas” kepada Negara Maroko, hal ini memaparkan bahwa maroko memang mempunyai pendidikan yang berkualitas dan baik, dan layak untuk diadakan kerjasama dalam bidang pendidikan. Bahkan sekarang RI (Republik Indonesia) mulai menawarkan kerjasama dalam bidang pendidikan dengan Negara Maroko. Indonesia berharap mendapatkan hasil yang lebih baik yang bisa mendorong perubahan pendidikan ke arah yang lebih baik dengan mengadakan kerjasama ini.
Pentinganya pendidikan bagi umat manusia dan Negara, karena dengan pendidikan yang lebih baik bisa menguatkan moral Bangsa. Tujuan untuk menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Maju atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur apakah bangsa itu maju atau mundur, karena seperti yang kita ketahui bahwa suatu Pendidikan tentunya akan mencetak Sumber Daya Manusia yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan skill dan pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. Terbukti akan pentingnya pendidikan bagi Negara dengan banyaknya orang dari Negara Indonesia yang menimbah ilmu ke Negara Maroko, begitu juga sebaliknya.
selain pentingnya kerjasama dalam bidang pendidikan, kita juga harus memperhatikan kerjasama dalam bidang social-budaya, dalam bidang politik, juga dalam bidang pariwisata. Pandangan secara politik, meskipun kedua negara memiliki sistem pemerintahan yang berbeda. Namun keduanya terikat oleh satu falsafah hidup yakni islam. Mayoritas muslim di negara yang dipimpin oleh raja dinasti Alawi ini adalah kaum Sunni yang sealiran dengan Indonesia. Bagaimanapun kesamaan ini akan mempengaruhi pandangan politik kedua negara, seperti kebijakan-kebijakannya yang lebih moderat dan non-sekuler. Apalagi keduanya tergabung dalam anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Gerakan Non Blok (GNB), Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Kelompok 77.
Hal yang dari Negara Indonesia adalah dapat meningkatkan perannya dalam memperdamaikan Palestina – Israel. Mengingat Raja Mohammed VI merupakan “President of Jerusalem Comittee”, peran Indonesia sebagai negara muslim terbesar akan lebih tampak secara politis. Indonesia sebagai negara Muslim dengan penduduk terbesar dapat menyatukan nilai Islam, demokrasi dan modernisasi, sehingga Maroko menilai Indonesia merupakan negara penting untuk menjalin kerja sama dalam menghadapi tantangan dan krisis global serta Islamphobia yang makin meningkat.Dalam bidang politik. Negara Maroko memiliki keseimbangan politik yang bisa menjadi acuan oleh Negara-negara lain yang sedang mengalami krisis politik.
Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki banyak kekayaan Alam dan Budaya, memudahkan untuk mengadakan kerjasama dalam bidang pariwisata. Negara Maroko merupakan Negara yang mayoritas penduduknya muslim begitu juga dengan Negara Indonesia hal ini yang membuat Negara Maroko ingin mengadopsi budaya yang terdapat dalan Negara Indonesia, dimana Islam dan Demokrasi mampu berjalan beriringan.
Dengan kerjasama dalam Bidang Pariwisata antara Negara Indonesia dengan Negara Maroko tidak menutup kemungkinan akan terciptanya hubungan yang erat dan semakin mengikat, pengenalan kebudayaan antar Negara juga bisa dilakukan dengan tujuan saling mengenal dan juga dengan harapan agar memperkuat nilai dan esensi dari buya yang telah ada dalam Negara.mengingat budaya merupakan identitas penting suatu Negara maka kita harus bisa menjaga dan merawat budaya ataupun nilai-nilai yang terdapat di dalamnya.
Dengan adanya arus globalisasi seperti sekarang ini tentu setiap Negara menyiapkan rencana yang metang untuk menanggulangi dampak negative dari globalisasi itu sendiri, pasalnya globalisasi tidak bisa di hindari oleh semua Negara dan masyarakat dalam Negara tertentu. Globalisasi ini bisa mempengaruhi semua aspek, salah satunya apek budaya.
51 tahun hubungan antara Indonesia dengan Maroko semakin meningkat dengan adanya saling pengertian dari kedua Negara. Keharmonisan suatu hubungan yang sudah berlangsung cukup lama ini antara Negara Maroko dan degara Indonesia yang menghasilkan kerjasama di berbagai sektor yang bertujuan untuk saling melengkapi dan saling mendukung untuk melaksanakan suatu tujuan dalam Negara itu sendiri, dan juga menjadikan pandangan yang membuktikan bahwa suatu hubungan atau kerjasama yang terjalin sejak lama ini tidaklah mudah untuk dijalankan tanpa adanya kontribusi dan rasa saling mengerti akan kedua Negara yang bekerjasama hal tersebut yang menjadikan hubungan antar Negara ini menjadi harmonis.
Harapan kedepan yang tercipta akan sebuah kerjasama yang sudah terjalin selama 51 tahun kemarin 19 April 2011 antara Indonesia dengan Maroko ini, kedua Negara diharapkan mampu memperkuat kerjasama dalam bidang ekonomi dan sosial.
Pasalnya masalah-masalah ekonomi ataupun masalah sosial yang masih sering di jumpai dalam suatu Negara. Contohnya masalah ekonomi yang menyelimuti masyarakat bawah dalam suatu Negara Indonesia membuat kondisi dalam Negara itu sendiri menjadi kurang baik, masalah ekonomi yang melanda masyarakat bawah ini bisa menciptakan masyarakat yang kurang akan pendidikan sehinga tercipta banyaknya pengangguran yang tidak bisa bersaing secara global. dimana pengangguran dalam suatu Negara merupakan pemandangan yang lumrah, hal tersebut yang menjadi pandangan atau tolak ukur. Untuk itu pentingnya kerjasama antara Negara Indonesia dengan Negara Maroko dalam bidang ekonomi-sosial ini bertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan yang semakin tahun semakin meningkan dalam Negara. Dimana kemiskinan ini tidak mampu melanda semua masyarakat di berbagai Negara.
Keindahan kerjasama yang telah dilakukan antara Negara Indonesia dan Negara Maroko ini semoba bisa manjadi lebih baik untuk menyongsong keberhasilan bersama.
Referensi :
1. http://www.pewarta-indonesia.com/kolom-pewarta/indonesia-maroko/5079-ri-maroko-kerjasama-yang-sangat-harmonis-20s.html
2. http://www.deplu.go.id/rabat/Pages/PressRelease.aspx?IDP=2&l=en

Biodata Penulis:
1. Nama : ADE RIFAI
2. Tempat/tanggal lahir : INDRAMAYU, 15-11-1992
3. Nama sekolah/universitas : UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
4. Alamat sekolah/universitas : Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154 Jawa Barat – Indonesia.
5. Alamat rumah : Desa. Karangampel Kidul, RT/RW, 007/002. Kec.Karangampel Kab.Indramayu
6. Nomor HP/telpon rumah : 085624784415 / (0234) 485315
7. Alamat e-mail : Adekolot@gmail.com
8. Facebook/ twitter : Fb. Ade rifai, twitter. @koolot




Rabu, 04 Mei 2011 14:00 | Oleh : Fitria Listiarini | PDF| Cetak| Email
KOPI, Maroko, negara yang terletak di belahan utara benua Afrika. Letak Maroko yang sangat strategis di perairan samudera Atlantik dan laut Tengah mennyebabkan negara ini menjadi kaum imprealis barat. Negara ini berbentuk monarki konstitusional dengan parlemen yang dipilih oleh rakyat dalam sebuah pemilihan umum dengan kepala negara dipegang oleh raja. Kekuasaan raja sangat besar, ini terbukti bahwa raja dapat memberhentikan menteri dan membubarkan parlemen setelah melakukan konslultasi dengan pimpinan kedua kamar di Parlemen. Peristiwa ini pernah terjadi pada tahun 1965 dan peran dan tugas raja yaitu sebagai pemimpin politik sekuler dan pemimpin keyakinan dari keturunan langsung Nabi Muhammad SAW.
Walaupun Maroko terletak di benua Afrika kondisi alamnya tak jauh berbeda dengan kawasan Asia yang terkenal subur, hijau dan sistem perairan yang baik. Sehingga Maroko yang termasuk pada kawasan negara Arab memiliki sistem pertanian yang terkemuka dan unggul bila dibandingkan dengan negara Arab lainnya di benua Afrika. Maroko mempunyai empat ibu kota yaitu Rabat sebagai ibu kota administrasi, Casablanca sebagai ibu kota perdagangan dan industri, Marrakech sebagai ibu kota wisata dan terakhir Fes sebagai ibu kota budaya dan ilmu pengetahuan. Negara ini memiliki kekayaan sejarah, budaya serta warisan peradaban yang tinggi. Ini bisa dilihat dari bukti sejarah bahwa Maroko telah dihuni sejak zaman Neolitikum sekitar 8.000 sebelum Masehi dan aktif dalam perdagangan yang melibatkan kekaisaran Romawi dengan julukan Mauretania Tingitana.
Akhir-akhir ini banyak kita dengar di media massa pergolakan politik di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara. Pergolakan ini tentu memberikan guncangan pada perokonomian global, salah satunya kondisi di pasar modal dengan indikator naik turunnya indeks perdagangan saham gabungan di seluruh bursa di dunia juga berpengaruh terhadap harga minyak dunia karena kawasan ini merupakan sangat strategis dalam lalu lintas perdagangan. Beberapa pergolakan tersebut yaitu, penggulingan presiden Ben Ali dari Tunisia, presiden Mubarak dari Mesir dan presiden Khadaffi dari Lybia. Dan yang terkenal saat ini yakni pergolakan perang di Lybia yangg banyak menelan korban jiwa. Akan tetapi hubungan bilateral Indonesia-Maroko tidak turut merenggang karena hubungan persahabatan mereka telah berlangsung sangat lama dan Maroko telah menganggap Indonesia sebagai “Akh Syaqiq” (Saudara Kandung).
Adapun hubungan bilateral Indonesia pada negara kawasan di Timur Tengah dan Afrika Utara sudah berlangsung sangat lama. Salah satu hubungan bilateral antara Indonesia dengan kawasan Timur Tengah yaitu mengimpor minyak bumi. Sedangkan dengan Maroko telah terjalin sejak pertengahan abad 14 Masehi ketika musafir Ibnu Batuttah melakukan perjalanan dari Maroko menuju Mesir, India dan akhirnya tiba di Indonesia di kerajaan Samudera Pasai, Aceh. Era modern hubungan kedua negara ini diperkuat lagi. Tahun 1955 Maroko turut aktif berperan di KAA (Konferensi Asia Afrika) di Bandung, Jawa Barat. Dan tanggal 2 Mei 1960 Presiden Soekarno tiba di Rabat, ini merupakan awal hubungan diplomatik Indonesia dan Maroko juga presiden Soekarno dianggap sebagai pemimpin yang membangkitkan semangat kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika.
Kunjungan pertama presiden Soekarno inilah yang membuat raja Mohammed V memberi kenang-kenangan khusus seperti penamaan jalan Rue (jalan) Soekarno di jantung kota Rabat, ibukota kerajaan Maroko dan ada juga Rue Bandoeng dan Rue Jakarta yang masih berada di kawasan kota Rabat. Penamaan jalan tersebut membuat presiden Soekarno mengambil nama Casabalanca yakni kota perdagangan di Maroko sebagai nama jalan terpenting dan tersibuk di kota Jakarta. Kunjungan tersebut juga merupakan awal mulanya pendirian kedutaan besar Republik Indonesia di Rabat. Selain itu, warga negara Indonesia dibebaskan visa untuk masuk negara Maroko yang sampai saat masih dirasakan oleh pelajar dan mahasiswa Indonesia di Maroko. Dan ini merupakan pijakan pertama bagi Indonesia untuk memperkuat hubungan kerja sama kedua negara di bidang politik, ekonomi, perdagangan, pendidikan, pariwisata dan kebudayaan.
Dalam bidang perdagangan Indonesia mengimpor dari Maroko berupa produk fosfat dan asam fosfat sedangkan untuk ekspor Indonesia mengirimkan produk-produk berupa makanan, minuman, kopi, rempah-rempah, kerajinan kaca, minyak kelapa sawit, tekstil, TV, radio, kayu, kertas, ban mobil, karton, plastik, furniture, benang, karet, kabel listrik dan tembakau yang sangat disukai oleh masyarakat Maroko. Dengan demikian, kerja sama dalam bidang ekspor dan impor sangat potensial dilakukan antara Indonesia dan Maroko. Dengan memanfaatkan letak Indonesia yang strategis secara geografis dekat dengan Eropa karena telah melakukan perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa serta dengan negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Turki, Jordania, Tunisia, Mesir dan Unit Emirat Arab. Sehingga peluang pasar bagi Indonesia sangat luas dalam memasarkan berbagai jenis produknya.
Dalam bidang pariwisata banyak objek wisata yang menarik minat pelancong dari Eropa, Asia maupun benua lainnya yaitu pantai indah yang berada di pinggiran kota-kota pesisir seperti : pantai pelaya di Tanger, pantai Ashila, pantai Mehdia di Kenitra, pantai Agadir dengan penjara di tengah lautnya serta beberapa fasilitas kafe dan restoran yang membuat pengunjung betah berlama-lama menghabiskan waktunya. Kemudian ada juga objek wisata air terjun yang ada di Sopro, Fes dan Khribga serta sumber air panas ainullah dan fes. Tidak hanya itu objek wisata yang bersejarah diantaranya goa Hercules di Tanger, penjara Portugis di Safi, Jami Quaraouyine di Fes, Volubilis sebagai kota bersejarah peninggalan pemerintahan Romawi Kuno yangg tetap terjaga keaslian dan kekunoannya, benteng-benteng kokoh bercat merah yang dapat dilihat di setiap kota di Maroko, perkampungan unik yang menyimpan nyanyian gurun sahara di Quarzazat serta masjid Hasan II di kota Casablanca yang merupakan masjid termegah ketiga di dunia setelah Haramain (masjid Haram dan Nabawai).
Adapun dalam bidang pendidikan, setiap tahun Maroko menawarkan 15 beasiswa kepada Indonesia melalui Departemen Agama, namun jatah beasiswa ini belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga diharapkan kedepannya peluang emas pendidikan ke Maroko dapat dimanfaatkan guna menjalin persahabatan yang semakin erat anatar kedua negara tersebut. Dan dalam bidang kebudayaan Indonesia turut berpartisipasi dalam festival Teatre International untuk Pemuda ke XI di Taza, Maroko, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Rabat. Dalam festival tersebut Indonesia menampilkan kisah Ramayana dalam bahasa Arab. Kemudian pada festival Music International di Fes, Maroko dengan dukungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, Indonesia menampilkan musik Marawis yang dibawakan oleh Syubbanul Akhyar dari Cirebon.
Dari paparan di atas saya dapat menyimpulkan bahwa hubungan persahabatan antara RI-Maroko sudah terjalin sangat lama. Bila dihitung telah berlangsung selama 51 tahun. Hubungan kedua negara ini sudah bukan sekedar hubungan bilateral biasa tetapi sudah menjadi sepasang sahabat yang saling membutuhkan. Ini dapat dilihat dari kerja sama pada bidang perdagangan, pariwisata, pendidikan dan kebudayaan yakni sama-sama menguntungkan kedua belah pihak. Sehingga hubungan ini perlu dijaga, dibina, dipertahankan serta ditingkatkan agar kedepannya Indonesia dan Maroko dapat menjadi negara maju yang memiliki daya saing dan kualitas sumber daya manusia yang mampu menembus pasar Eropa maupun Amerika. Salah satu alternatif yang saya tawarkan yaitu menjalin kerja sama multi-bisnis yakni diversifikasi produk untuk masing-masing negara (Indonesia dan Maroko) yang kreatif dan berkualitas tinggi dengan pembagian sejumlah level produk sesuai dengan pesanan dan kebutuhan ke negara yang dituju. Dan untuk memperjelas produk yang dihasilkan RI-Maroko yaitu melakukan pembauran (gabungan) produk masing-masing negara untuk menghasilkan produk unggulan yang kreatif agar mampu menembus pasar internasional.
Daftar Pustaka
1. http://www.aksesdeplu.com/Maroko.htm
2. http://www.bappenas.go.id/node/116/2769/hubungan-bilateral-maroko---indonesia/
3. http://www.sahabatmaroko.com/index.php?option=com_content&view=category&layout=blog&id=54&Itemid=85
4. http://thiyo90.wordpress.com/2011/03/17/dampak-krisis-politik-timur-tengah-terhadap-perekonomian-dunia/
5. http :/www.sahabatmaroko.com/
6. http : /www.ppimaroko.org/
Biodata Penulis
Nama : Fitria Listiarini
TTL : Mataram, 1 Mei 1989
Agama : Islam
Hobi : Membaca buku yang positif, olahraga, rekreasi, gambar animasi
Universitas : Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Mataram (UNRAM)
Alamat Universitas : Jl. Majapahit No.63 Mataram, Nusa Tenggara Barat
Alamat : Jln. Gajah Mada, Pagesangan, Jempong Barat, RT/RW 1, kelurahan jempong baru, kecamatan sekarbela, kota Mataram, lombok barat, Nusa Tenggara Barat.
Organisasi :
1) TPQ&Kaligrafi (Taman Pelatihan Al-Qur’an) SMP
2) Anggota PKS (Polisi Keamanan Sekolah) SMA
3) Koordinator Divisi Penerbitan UKMI (Unit Kegiatan Mahasiswa Islam) Al-Iqtishad Fakultas Ekonomi 2009
4) Anggota Perisai Diri UNRAM
5) Bendahara UKMI Al-Iqtishad Fakultas Ekonomi 2010
6) Bendahara LDK UNRAM 2011
Motto : Ganbate Kudasai (jangan pernah menyerah)
Email : flzefita@gmail.com
Contact Person : (0370) 620672/087865990647
Facebook : atas nama fitria listiarini





 

========================================

Keberhasilan Dana Musrembang Tergantung Kolusi Oknum Pejabat Daerah dan Pusat(?)

KOPI, Pinrang - Mungkin inilah “kolusi” antara oknum Pejabat di daerah dengan oknum pejabat di pemerintahan pusat. Pasalnya, Kalau tidak punya kenalan pejabat di pemerintahan pusat, jangan harap dana yang diminta daerah melalui Musrembang, tidak akan maksimal. Wajar kalau Musrembang dianggap tidak ada gunanya.
Musyawarah Pembangunan Daerah (Musrembang) baik ditingkat Kecamatan maupun di tingkat Kabupaten di Kabupaten Pinrang, Sulsel yang setiap tahunnya diadakan, dinilai sejumlah masyarakat hanya membuang-buang energi saja. Pasalnya, sejumlah program Musrembang yang telah disepakati itu ketika di serahkan ke pusat, banyak aspirasi yang disampaikan melalui musyawarah sejak di tingkat desa/kelurahan sampai kabupaten yang tidak terwujud atau terwujud tetapi tidak sempurna ataukah yang dikerjakan ternyata bukanlah hasil usulan sesuai yang disepakati didalam musrembang tersebut. Kalaupun terealisasi hanya sekitar 2 persen saja. Akibatnya, masyarakat menjadi ogah-ogahan membuat program untuk diajukan ke Musrembang, karena dianggap mubazir dan membuang-buang waktu dan biaya.
Sekretaris Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Kabupaten Pinrang, Abd Rahim Sibadu, ketika ditemui di ruang kerjanya (7/3), mengatakan,dari hasil Musrembang tahun-tahun sebelumnya di Kabupaten Pinrang,program yang diusulkan melalui musrembang Kabupaten jauh dari harapan.
“Jadi wajar saja anggapan masyarakat hasil musrembang itu tidak mengakomodasi kepentingan masyarakat. Menyebabnya, bisa jadi karena keterbatasan anggaran pemerintah pusat, dan yang lebih penting bagaimana daerah bisa mengawal program musrembang ini hingga ke pusat. Artinya, harus ada pejabat tertentu yang didaerah untuk melakukan lobi ke pusat, itupun harus kenal dengan oknum pejabat di pusat. Kalau tidak begitu, jangan harap bisa maksimal,” akunya.
Senada hal itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pinrang, Drs H Syarifuddin Side, MSi, ditemui terpisah (7/3) di rung kerjanya, tidak membantah, kalau salah satu penyebab tidak maksimalnya dana program hasil Musrembang yang diajukan oleh daerah, tidak terlepas dari lobi pejabat di daerah ke oknum pejabat di tingkat pusat.
“Itu sudah pasti. Misalnya anda yang sering ke rumah saja untuk sesuatu keperluan, tentu lebih dulu anda yang saya berikan, timbang orang yang hanya mengirim surat yang saya tidak kenal,” katanya mencontohkan.
Selain harus kenal dengan para oknum pejabat di pusat, ungkap Syarifuddin, memang mungkin disebabkan keterbatasan dana pemerintah pusat, belum lagi tidak maksimalnya usulan dana melalui Musrembang oleh daerah karena permintaan daerah lebih banyak ketimbang dana yang dimiliki pusat yang harus dibagi ke daerah lain.
“Pada hasil musrembang tahun 2009 lalu, prioritas pembangunan yang diusulkan masyarakat dan memang merupakan prioritas utama lebih dari Rp. 900 miliar rupiah namun kenyataannya yang diakomodir APBD tahun 2010 ini hanya mencapai Rp. 500 miliar, itupun bukan semuanya untuk pembangunan karena APBD tersebut sudah habis untuk belanja pegawai, belanja public, jasa, dan belanja lainnya. Jadi APBD Pinrang tidak bisa diharapkan untuk memaksimalkan pembangunan daerah di pedesaan,” ungkapnya. (sulhayat)

Comments
Add New


Write comment
Name:
Email:
 
Title:

============================================

Manifesto Komunis, Perjuangan Kaum

KOPI, Ini terkait pemikiran Karl Marx dan tulisan beberapa penulis yang sempat saya ketahui terkait persesuaian dengan Islam. Kalangan Islam yang menentang komunisme mengatakan bahwa komunisme dalam perjuangannya untuk mencapai tujuan menggunakan jalan kekerasan dan perjuangan kelas. Kaum komunis memang tak pernah menyembunyikan bahaya untuk mencapai tujuannya, yaitu hapusnya kapitalisme dengan menggunakan perjuangan kelas.
Sejarah semua susunan masyarakat yang ada hingga kini, kata Marx melalui ‘manifesto komunis’, adalah sejarah pertentangan kelas. Orang merdeka dengan budak, ‘patricier’ dengan ‘plebeyer’, tuan dan hambanya, tukang dan keneknya. Tegasnya, yang menindas dan yang tertindas terus menerus bertentangan, terkadang dengan cara sembunyi, terkadang dengan cara terang-terangan.
Tetapi, pertentangan itu selalu berakhir dengan terjadinya perubahan-perubahan besar dalam masyarakat atau kelas-kelas yang bertentangan itu sama-sama binasa. Sejarah yang dimaksud Marx itu adalah sejarah tertulis hingga 1848, ketika manifes itu ditulis. Sejarah yang lebih tua daripada susunan pergaulan hidup manusia, boleh dikata, belum diketahui orang.
Perjuangan kelas dilakukan karena kelas yang berkuasa tak akan secara sukarela menyerahkan kekuasaannya yang menindas. Kebebasan harus diperjuangkan. Direbut. Tak akan diperoleh dengan mengharap belas kasihan dari kelas yang menindas. Yang jadi pertanyaan, apakah tujuan Islam untuk menjadikan kaum ‘mustadhafin’ (tertindas dan miskin) menjadi pemimpin di bumi dan mewarisi bumi ; seperti dikemukakan dalam surat Al-Qashash ayat 5-6 akan membumi, tanpa kaum ‘mustadhafin’ melakukan perjuangan kelas ?
Yang sudah jelas, dalam surat Ar Ra’du ayat 11 dikatakan, “Tuhan tidak akan mengubah keadaan suatu kaum bila kaum itu tidak mengubahnya sendiri.” Artinya, kaum tertindas dan miskin (buruh, petani, miskin kota, dan rakyat pekerja lain) akan tetap tertindas dan miskin bila mereka tak mengubah keadaan dirinya.
Untuk mengubahnya, mereka harus mengorganisasikan diri, menyusun kekuatan, dan berjuang untuk mencampakkan belenggu yang dililitkan kaum ‘mustakbirin’ (para tiran, angkuh, dan kaya) di leher mereka. Kaum mustadhafin tak bisa mengharap belas kasihan dari kaum mustakbirin yang membelenggu dan menindas mereka.
Situasi untuk dapat terus menindas tentu akan dipertahankan mati-matian oleh kaum mustakbirin. Sedangkan kaum mustadhafin harus melepaskan belenggu penindasan dari leher mereka, baru dapat bebas. Petunjuk surat Ar Ra’du ayat 11 cukup tegas kepada kaum mustadhafin untuk melakukan perjuangan kelas.
Malahan, dalam perjuangan untuk tegaknya keadilan di bumi, Islam malah memperingatkan umatnya melalui surat An Nisa’ ayat 75 : “mengapa kamu tidak berperang untuk membebaskan orang-orang yang teraniaya ?” Peringatan Tuhan tersebut menunjukkan Islam lebih keras daripada perjuangan kelas yang diajarkan Karl Marx. Kaum buruh tak perlu berperang untuk bisa mendapat upah dan jaminan sosial yang lebih baik, karena itu merupakan bagian dari perjuangan kelas itu sendiri.
Jadi, sesungguhnya Islamisme dan Komunisme sama-sama melakukan perjuangan kelas untuk mencapai tujuannya, yaitu hapusnya Kapitalisme. Hanya, bisa saja perbedaannya terletak pada istilah yang digunakan. Sedangkan akibatnya, mungkin sama. Marx menggunakan istilah “perjuangan kelas”, sedangkan Islam memakai “usaha kaum”.
Usaha itu adalah perjuangan, kaum itu tak lain yaitu kelas dalam masyarakat.

Comments
Add New


Write comment
Name:
Email:
 
Title:

=======================================

Maklumat Raja Iblis

KOPI, Alkisah pada suatu hari yang saya sendiri lupa apa nama hari, tanggal, bulan, dan tahunnya, apalagi jam dan tempatnya. Karena kisah ini muncul begitu saja dari alam maya. Raja Iblis yang bernama Luciferando (biar mirip-mirip Ronaldo), memanggil seluruh jajaran dan prajuritnya. Sang Raja akan menyampaikan beberapa hal penting, sekaligus briefing terhadap beberapa anak buahnya yang selama ini tugasnya dinilai belum maksimal selama program 100 hari (nggak ada hubungannya dengan program negara lain).
Dari atas singgasananya yang terbuat dari tumpukan manusia-manusia mantan budaknya, Luciferando mulai memberikan pengarahan, “Mulai saat ini kita semua mesti intensif dalam tugas-tugas memperdayakan dan memperbudak manusia sehingga mereka tetap terus mengikuti peradaban bangsa Iblis. Kita mesti mengevaluasi dan menginovasi berbagai taktik dan strategi pemerdayaan terhadap manusia, yang mana nantinya akan dijadikan sebagai Standard Operation Procedure (SOP) kita yang baku. Semuanya nanti akan disusun dalam sebuah kode etik tugas melalui pengesahan oleh Dewan Perwakilan Iblis, serta diatur dengan Undang-Undang, Keputusan Raja Iblis, dan Keputusan Menteri Iblis Bidang Pemerdayaan Manusia,” demikian arahan Luciferando.
Para khalayak Iblis yang hadir pun amat antusias mendengarkan pengarahan Raja mereka yang sudah tenar dan terkenal di seantero alam nyata dan maya tersebut. Pada kesempatan itu dihasilkan sebuah keputusan rancangan strategi pemerdayaan, dimana untuk memperdaya kaum ulama dan tokoh agama ; diterapkan strategi membangkitkan rasa sombong, riya, dan perasaan lebih dari orang lain. Sedangkan terhadap manusia-manusia biasa dari kalangan awam, tetap berlaku strategi pembisikan mengajak melakukan maksiat, kejahatan, dan segala perbuatan buruk.
“Perlu saudara-saudara ketahui semua, bangsa kita terusir dan terkutuk, bukan karena kita tidak beriman dan tidak taat kepada Tuhan, tapi karena kita sombong, merasa lebih daripada seluruh makhluk ciptaan. Nah, oleh karena itu, maka sikap dan sifat kesombongan kita ini wajib kita transfer dan tanamkan kepada seluruh umat manusia, agar mereka nanti bersama-sama dengan kita di negeri neraka,” petuah Raja Iblis yang amat membenci nenek moyang manusia itu.
Selanjutnya setelah pengarahan dan briefing dari Raja Iblis berakhir, seluruh khalayak pun langsung bubar dan menjalankan aktivitas pemerdayaan terhadap manusia. Seorang Pejabat Iblis setingkat Eselon I mulai menggoda dan membisiki seorang tokoh agama yang amat terkenal yang tiap ceramahnya sangat digandrungi umat.
“Pak Kiai, sangat perlu anda ketahui, anda merupakan kiai yang sangat luas dan tinggi ilmu agamanya dibandingkan para kiai yang ada di seluruh kota ini,” bisik si Pejabat Iblis yang tampangnya dimirip-miripkan dengan George Walker Bush.
Adapun seorang prajurit Iblis yang pangkatnya setingkat AKBP (Ajun Komisaris Bukan Polisi), kedapatan sedang menggoda seorang Pejabat di lingkungan keuangan dan anggaran. “Tahun ini amat banyak anggaran dan proyek yang perlu anda perhitungkan dapat menambah simpanan anda di bank luar negeri. Praktik mark up anggaran seperti tahun lalu masih memungkinkan anda untuk tetap eksis,” goda prajurit tersebut.
Sementara itu seorang Iblis yang pangkat golongannya setara Penata Utama, sibuk merayu dan menggoda seorang Kepala Daerah. “Kebijakan anda tahun ini terhadap penggalian dana hibah dari para pengusaha diluar kewajiban mereka, cukup membuahkan hasil, namun belum maksimal. Pertimbangkan untuk menaikkan jumlah pungutan agar pemasukan anda berimbang dengan pengeluaran. Anda saya sarankan agar kembali membangun rumah baru dengan penambahan istri lagi,” bisik si Iblis menggebu-gebu.
Adapun seorang Iblis yang terkenal di lingkungannya sebagai seiblis (jika pakai kata ’seorang’, ini buat manusia, hehe) yang pesolek dan dandy, ia sedang merayu seorang Aktor ganteng yang sedang tenar dan kebanjiran job. “Anda belum digolongkan gaul jika anda belum pernah mencoba penemuan baru berupa minuman anggur yang amat eksklusif dari mancanegara. Oh ya, ada pula psikotropika terbaru yang dapat menjaga dan meningkatkan stamina anda agar tidak drop dalam menjalankan aktivitas,” goda si Iblis yang penampilannya agak mirip Marlon Brando.
Di sudut terminal kota, seiblis lain yang penampilannya sangat buruk, sedang asyik merayu seorang makelar tiket. “Pendapatan anda hari ini dari hasil menipu penumpang cukup lumayan. Anda perlu refreshing ke tempat pelacuran yang tak jauh dari sini, dan sambil minum Miras cap 3 anjing, stamina anda pasti kembali bugar,” gelitik si Iblis.
Dan di tempat lainnya, tepatnya di sebuah warnet, seiblis sudah berjam-jam ikut melihat tampilan foto-foto porno yang ditayangkan melalui web internet. Si Iblis yang rupanya ngerti ilmu IT ini tidak sendiri, ia bersama seorang siswa SMU yang bolos sekolah, lebih suka menghabiskan waktunya di depan monitor komputer ketimbang belajar di sekolah.
“Ayo cari lagi halaman web lainnya yang gambarnya bergerak supaya lebih hot,” bujuk rayu si Iblis mulai naik juga tensinya. Nah, ini kisah entah mengena siapa, atau ada yang merasa terkena, bukan urusan saya. Kisah ini jika dianggap memang benar, setengah benar atau separo salah, atau tidak benar, minimal dapat dijadikan dongeng untuk pengantar tidur anak anda yang mulai beranjak remaja, atau buat pengantar sebelum suami istri naik ke peraduan.

Comments
Add New


Write comment
Name:
Email:
 
Title:

 

===============================================

Cinta dan Nasionalisme

KOPI, Indonesia merupakan sebuah negara yang sangat kaya akan keanekaragaman serta mempunyai keunikan tersendiri yang tidak didapat oleh negara lain. Keanekaragaman kita yang terdiri dari beribu-ribu pulau, beribu-ribu macam kesenian, beratus-ratus adat dan budaya, beratus-ratus suku, berpuluh-puluh kepercayaan serta keindahan alam Indonesia bagaikan puteri cantik nan elok rupawan merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang diberikan kepada kita semua dalam kehidupan kita di sebuah keluarga yang bernama Indonesia. Indonesia, sebuah negara yang diciptakan oleh Tuhan tatkala Tuhan sedang tersenyum.
Keanekaragaman yang majemuk itu dapat menjadi satu tentu ada sebabnya, keanekaragaman yang majemuk itu dapat menjadi satu tentu ada satu pengikat. Kita dapat melihat ke beberapa negara diantaranya:
1.Yugoslavia yang terdiri dari beberapa etnis suku bangsa dan multi agama terpecah, porak poranda menjadi puing-puing yang berserakan.
2. Korea Utara dan Korea Selatan yang merupakan satu nenek moyang, satu kebudayaan harus berpisah dan tidak pernah menemukan kebersamaan hanya dikarenakan perbedaan paham politik.
3. Uni Soviet yang menganut paham komunis seketika hancur berkeping-keping hanya karena ide yang bernama glasnot dan perestroika yang dicetuskan oleh Mikhail Gorbachev.
Dari pengalaman beberapa negara diatas, kita dapat mengambil suatu pelajaran yang amat berharga betapa sulitnya mereka untuk mempertahankan suatu persatuan, betapa sulitnya mereka untuk mempertahankan suatu kebersamaan dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini dikarenakan tidak adanya kesadaran "rasa memiliki" terhadap negaranya sendiri, perbedaan menjadi alasan untuk menjadikan mereka pecah, perbedaan menjadi alasan untuk menjadikan mereka hidup masing-masing dan perbedaan menjadi alasan untuk menjadikan mereka hidup seperti monyet-monyet yang berteriak dalam kurungan sangkarnya. Dengan terpecah mereka seolah-seolah bebas dan hidup merdeka, padahal bisa kita lihat, kedua Korea selalu terjadi konflik di perbatasan, belakangan ini pecahan Yugoslavia terpecah kembali menjadi negara Serbia dan Montenegro setelah terjadi aksi huru-hara, dan pecahan Soviet seperti Kazakhstan, Turkmenistan, Azerbaidjan, Georgia masih harus berjuang antara hidup dan mati untuk keberlangsungan negaranya.
Bagaimana dengan di Indonesia??? salah anugerah dari Tuhan yang diberikan kepada kehidupan kita dalam berbangsa dan bernegara adalah kita masih dapat merasakan nikmatnya dan indahnya rasa persatuan. Di negara yang saya sebut diatas, perbedaan itu membuat mereka berpisah dan terpecah, tetapi ajaibnya negara kita Indonesia yang sangat kita junjung tinggi, perbedaan itu justru menjadi perekat kita dalam persatuan, perbedaan itu menjadi modal kita dalam kebersamaan, perbedaan itu tidak pernah menjadi halangan dalam pergaulan kita sehari-hari.
Sangat bodoh dan tololnya apabila kita mencontoh negara-negara seperti Soviet, Yugoslavia dan Korea yang berpisah hanya karena perbedaan. Bangsa-bangsa di dunia ini hanya akan mentertawakan kita apabila Indonesia terpecah..."hei..lihat itu..ada monyet baru yang terbangun dari mimpinya yang panjang"..."hahahah..lihat Indonesia tamatlah sudah riwayatnya"...tentunya kita tidak mau ejekan tersebut menimpa negara kita, sebab hanya manusia yang tidak pernah belajar dan manusia yang tidak menggunakan akal serta pikirannya yang ingin berpisah karena hal sepele yaitu perbedaan.
Perbedaan kita menurut saya direkatkan oleh rasa nasionalisme, nasionalisme kita direkatkan oleh rasa persatuan, rasa persatuan kita direkatkan oleh suatu kesadaran dan suatu kesadaran kita direkatkan oleh rasa cinta. Persatuan kita adalah pengungkapan rasa cinta kita terhadap bangsa ini, nasionalisme kita adalah pengungkapan rasa cinta yang teramat dalam kepada Bapak Angkasa dan Ibu Pertiwi Indonesia. Jadi, jangan dikatakan apabila perbedaan ini merupakan jurang pemisah, justru perbedaan ini merupakan pengungkapan rasa cinta kita baik kepada sesama manusia maupun dalam kehidupan bernegara. Sadarilah oleh kita semua bahwa perbedaan ini mulia tujuannya, menjadikan Indonesia suatu suri tauladan diantara bangsa dalam hal Unity In Diversity.
Nasionalisme, orang-orang intelektual seperti kalangan akademik, mahasiswa, politikus selalu mendengungkan kata-kata ini. Kita mengetahui bahwa nasionalisme berasal dari kata nasio yang artinya bangsa dan isme yang artinya paham. Jadi, nasionalisme itu merupakan paham kebangsaan, paham rasa cinta kepada tanah Ibu Pertiwi. Tapi apa sebenarnya hakikat yang terkandung di dalam arti nasionalisme ini???
Berkaitan dengan nasionalisme, mind set kita selalu mengarah kepada para prajurit TNI, anggota Paskibra, anggota Pramuka. Upacara-upacara bendera yang dilaksanakan dengan dalih meningkatkan rasa nasionalisme. Untuk ukuran zaman sekarang apa hanya cukup dengan itu??? saya rasa tidak, upacara hanya bisa meningkatkan rasa nasionalisme itu beberapa persen saja, loh kenapa??? bisa kita lihat, rangkaian dalam jalannya upacara bisa saudara rasakan, bagaimana jenuh dan lelahnya kita berdiri ditengah panasnya sinar terik matahari, anak-anak zaman sekarang yang telah mengalami tingkat kecerdasan yang tinggi serta pergaulan yang luas mungkin akan berfikir beberapa kali untuk turun ke lapangan.
Upacara pada zaman sekarang hanya khusus konsumsi para pejabat, mereka dengan enak dan santainya mengikuti upacara dengan duduk di kursi singgasana, ditutupi tenda yang menyejukkan serta makanan dan minuman yang telah tersedia di depannya, sedangkan rakyat harus berpanas-panas, tegak berdiri sehingga badan bau matahari hanya untuk menghormati bendera kita naik keatas puncak, adilkah??? Kita mengetahui pejabat zaman sekarang yang gemar melakukan korupsi, mengeruk harta rakyat hanya untuk kesenangan pribadi dan keluarganya, apa kita mau melaksanakan upacara bendera berada ditengah-tengah lingkungan yang penuh dengan "tikus-tikus negara"??? Apa kita mau jalannya upacara bendera dengan dipimpin oleh pejabat korup??? alangkah baiknya apabila kita renungkan kembali...
Zaman sekarang, nasionalisme tumbuh bukan karena upacara, nasionalisme tumbuh membahana hanya karena masalah sepele, yaitu sepak bola. Nasionalisme tumbuh menggema hanya karena olahraga, nasionalisme tumbuh setiap para atlit berjuang dan perjuangan itu terbayarkan oleh tangisan setiap menyanyikan Indonesia Raya dan berdiri di podium kemenangan, kita pun seolah-olah larut dalam tangisan sang atlit tersebut.
Nasionalisme bisa muncul oleh karena kesadaran umat beragama dalam mengamalkan ajaran masing-masing agama mereka. Bagaimana Nabi Muhammad SAW mengajarkan umat Islam dengan ucapannya yang sangat menyejukkan hati saya: "Hubbul Wathon Minnal Iman" mencintai negara adalah sebagian dari iman..Subhanallah...
Memahami nasionalisme menurut saya sebenarnya sangatlah mudah, kita tidak perlu bertele-tele mengemukakan teori-teori dari tokoh-tokoh kebangsaan. Pada dasarnya nasionalisme Indonesia ini sangat unik. Seperti telah saya ungkap diatas, bahwasannya nasionalisme kita sekarang mempunyai pondasi yang didasarkan atas rasa cinta, cinta terhadap sesama anak bangsa. Cinta merupakan dasar dari rasa kemanusiaan dan kemanusiaan ini terdapat dalam ajaran falsafah Pancasila, bahkan Gandhi pun merumuskan ajarannya yang bernama Ahimsa yang merupakan pengejawantahan dari rasa kemanusiaan ini. Cinta terhadap sesama manusia, menolong orang yang lemah, memberi sedekah kepada fakir miskin, mencintai anak yatim dan memberikan ilmu kepada sesama, itulah nasionalisme. Dengan tindakan itu secara tidak langsung kita telah mengamalkan dasar-dasar nasionalisme, dengan tindakan itu kita makin memperkokoh pilar nasionalisme kita terhadap Indonesia ini.
Swami Vivekananda berkata: "Tidak ada kedermawanan yang lebih tinggi daripada orang berbuat amal. Manusia yang paling rendah adalah manusia yang tangannya selalu dibuka untuk menerima, dan manusia yang termulia adalah dia yang tangannya selalu dibuka untuk memberi. Tangan-tangan ini dibuat hanya untuk memberi selalu. Seketika itu juga saudara menjadi sempurna". Apa yang diungkapkan Swami Vivekananda ini memuat rasa cinta yang amat luar biasa. Cinta terhadap sesama umat manusia, dan mengedepankan prinsip-prinsip kemanusiaan. Alangkah mulianya apabila ucapan Vivekananda ini diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita di Indonesia.
Cinta, kemanusiaan dan kesadaran menurut saya merupakan pondasi utama dari nasionalisme Indonesia sekarang. Jerman Barat dan Jerman Timur bisa bersatu kembali karena rakyatnya mempunyai kesadaran bahwa cinta dan persatuan telah merekatkan mereka sehingga sekarang mereka bangkit dan kuat, begitu pula dengan Vietnam Utara dan Vietnam Selatan bisa bersatu karena mempunyai kesadaran bahwa mereka adalah SATU yang akhirnya menguatkan mereka.
Oleh karena itu berangkat dari cinta, kemanusiaan dan kesadaran, marilah kita berbuat sesuatu untuk bangsa ini, sekecil apapun usaha kita untuk membangkitkan nasionalisme Indonesia maka akan berdampak besar dalam kehidupan bernegara kita. Selalu berfikir positive karena dengan itulah pikiran kita akan terbuka. Nasionalisme Indonesia harus kita mulai dari hal yang terkecil. Dengan mencintai sesama umat manusia, menghormati segala perbedaan, menghargai segala keanekaragaman yang ada di negara kita niscaya Tuhan Yang Maha Agung akan selalu meridhai kehidupan berbangsa dan bernegara keluarga Republik Indonesia.
Mengutip ucapan Swami Vivekananda:"Cinta selalu menempatkan kita sebagai si-pemberi dan bukan sebagai si-penerima".

Comments
Add New


Write comment
Name:
Email:
 
Title:

3.26 Copyright (C) 2008 Compojoom.com / Copyright (C) 2007 Alain Georgette / Copyright (C) 2006 Frantisek Hliva. All rights reserved."

==========================================

Perusahaan Pers dan Pembodohan Sistematis

KOPI, Beberapa rekan saya yang berprofesi sebagai wartawan, cuma manggut-manggut laksana burung kakak tua, mendengarkan pembicaraan saya seputar profesi mereka. Rekan-rekan wartawan yang saya maksud di sini, adalah mereka yang berada di daerah saya. Entahlah apakah para rekan wartawan di daerah lain, juga nasibnya kurang lebih sama dengan apa yang dialami di daerah saya.
Kebanyakan wartawan yang bertugas di daerah saya, di salah satu kabupaten di Kalsel ini, tak memperoleh gaji maupun bayaran upah dari perusahaan pers. Kalaupun ada sebagian kecil yang mendapat gaji, namun sangat jauh jumlahnya dari yang namanya Upah Minimum Propinsi (UMP). Kebanyakan penghasilan para rekan wartawan di daerah saya berasal dari hasil bertukar selembar koran, yang memuat berita daerah dengan selembar atau beberapa lembar Rp. 50 ribuan, tergantung isi beritanya.
Ada pula yang memperoleh penghasilan dari kegiatan investigasi kinerja instansi,  maupun lembaga usaha.  Atau individu yang diketahui memiliki cacat cela. Istilahnya,  jika tidak ‘memeras’, ya ‘meremas,’ agar bisa mengalir isi kocek si objek investigasi,  ke kocek si wartawan. Ini tampaknya bukan lagi menjadi rahasia di kalangan pelaku jurnalistik saja, tapi saya kira sudah menjadi public secret. Praktik premanisme jurnalistik istilahnya, terjadi setiap saat,  terhadap semua objek yang menjadi target kegiatan jurnalistik.
Yang saya telah habis pikir adalah, kebanyakan rekan wartawan di daerah saya dengan secara sadar dan mata terbuka, dibodohi, ditipu, bahkan diperbudak oleh perusahaan pers,  yang dalam segala hal,  berada di posisi menang. Bayangkan, seseorang yang masuk menjadi seorang wartawan ; diwajibkan menyetor uang deposit dari jumlah ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah. Kemudian diwajibkan mengambil jatah koran setiap edisi, yang jumlahnya ditentukan oleh perusahaan pers, dari puluhan eksemplar hingga ratusan eksemplar, dihargai per eksemplar lebih murah sedikit daripada harga jual di pasaran, kemudian wajib menanggung ongkos kirim pula. Seorang wartawan di daerah tak memperoleh fasilitas apapun dari perusahaan tempatnya bekerja, selain selembar Surat Tugas dan Press Card yang terkadang mesti ditebus pula biaya pembuatannya.
Seorang wartawan pemula pun jadinya kasak kusuk mencari, kesana-kemari untuk bisa membeli kamera, alat perekam, laptop, bahkan sepeda motor agar kegiatan bisa lancar. Biaya peliputan dan pengiriman berita, ditanggung sendiri oleh si wartawan. Nah, di sinilah kekalahan si wartawan terhadap perusahaan pers yang memperkerjakannya ; cari berita, dikirim, diterbitkan, korannya dibeli sendiri untuk diedarkan, jadinya si wartawan membeli beritanya sendiri. Kebanyakan prinsip perusahaan pers adalah, mereka berpendapat telah memberikan semacam ‘power’ kepada si wartawan, sehingga tak perlu lagi memenuhi kewajibannya terhadap pekerjanya sesuai yang diamanatkan oleh UU Pers, sungguh suatu tindakan pembodohan yang sistematis.
Tak sedikit perusahaan pers, yang asal merekrut orang untuk jadi wartawan. Yang penting menurut mereka sepertinya ; sanggup bayar deposit, sanggup membayar jatah koran per edisi, maka, silakan jalan dengan embel-embel wartawan. Dengan kondisi seperti ini, apakah kita dapat berharap banyak kepada wartawan untuk menjadi other power for control? Anda pasti dapat menjawabnya sendiri.

Comments
Add New


Bambang M Permadi  - Buat rekan Imi Surya putera   |08-03-2011 03:05:55
Apa kata Imi seratus persen betul. Tapi mengapa kok mau dikadali.
Nang Bungul wartawannya, wal
ai


Bambang M Permadi
Palangka Raya

Write comment
Name:
Email:
 
Title:

3.26 Copyright (C) 2008 Compojoom.com / Copyright (C) 2007 Alain Georgette / Copyright (C) 2006 Frantisek Hliva. All rights reserved."

 

 

============================================

Hukum Thagut Buatan Manusia

KOPI, Beberapa tahun lalu saya sempat kenal dengan seorang Jaksa yang ditugaskan di daerah saya. Sebut saja namanya Adhyaksa. Kenalan saya ini kebetulan menjadi Kepala Kejaksaan Negeri di daerah saya yang baru beberapa tahun menjadi kabupaten pemekaran.
Adhyaksa ini berasal dari keluarga Jaksa, mulai dari kakeknya, bapaknya, hingga dia. Yang menarik dari kenalan saya ini adalah, dari cara berpakaian hingga berbicara. Sehari-hari ia lebih suka berpakaian baju gamis dengan kopiah putih, kadang-kadang bersorban daripada memakai baju dinasnya yang punya macam-macam atribut. Dia tak peduli apakah sedang waktu dinas atau tidak, berpakaian layaknya ulama atau ustadz.
Dia pun lebih banyak berada di ruang pribadinya (ia sediakan di dekat ruang kerja dinasnya), yang dipenuhi berbagai buku tentang agama Islam, ketimbang berada di ruangan kerja dinasnya. Jika tiba waktu shalat, Adhyaksa selalu memberi tahukan kepada seluruh anak buahnya yang Muslim untuk shalat berjamaah di mushala yang juga ia bangun di sekitar kantornya. Ia sendiri yang menjadi imam shalat, dilanjutkan tausiyah singkat usai shalat.
Kenalan saya ini lebih suka dan tertarik membicarakan berbagai hal tentang agama ketimbang permasalahan hukum yang memang menjadi spesialisasinya. “Hukum di negeri ini adalah hukum thagut, buatan manusia,” ujarnya kala itu.
Menurut pandangannya hukum buatan manusia ini tak pernah memuaskan dan memberi rasa keadilan kepada siapapun. “Kecuali hukum Allah yang benar-benar adil dan memuaskan semua pihak,” ungkapnya. Hukum manusia dalam pandangan Adhyaksa ; sarat dengan berbagai kepentingan yang menguntungkan suatu pihak, merugikan pihak lainnya. Seorang yang melanggar hukum buatan manusia, akan diadili, dihukum sesuai aturan yang dibuat, dipenjarakan maupun dihukum mati.
Namun tetap saja hukuman yang telah diterimanya di dunia ini tak menghapuskan siksa di akhirat kelak. Jadi dalam pandangannya, manusia yang dihukum dengan ‘hukum thagut’ ini amat rugi ; dihukum di dunia, juga nanti di akhirat. “Produk hukum yang kita pakai di negeri ini disusun dan dibuat oleh orang-orang kafir (Barat). Diadopsi dari code penal Prancis yang ditiru Kolonial Belanda, kemudian dipakai oleh negeri bekas jajahannya,” ungkapnya panjang lebar. Saya pun jadi heran mendengar uraiannya mengenai hukum, yang padahal ia tahu telah menghabiskan bertahun-tahun mempelajarinya di perguruan tinggi. “Jika boleh tahu kenapa anda justru memilih menjadi ahli hukum ?” tanyaku hati-hati.
Menurut penuturannya, ia pada waktu mahasiswa menggebu-gebu ingin menguasai hukum untuk menerapkan hukum itu seadil-adilnya. Namun apa lacur, impian dan keinginannya tak sesuai harapan ketika ia telah menjadi seorang praktisi hukum. “Banyak dan berbagai kepentingan berada dibalik sebuah perkara hukum yang tak mungkin dapat diputuskan sendiri,” keluhnya.
Ia sudah terlanjur masuk kedalam suatu sistem yang boleh jadi tak disukainya. Namun ia pun tidak mungkin keluar begitu saja dari sistem yang seperti lingkaran setan itu. Konsekuensi logis dari tindakan keluar dari sistem itu, tentu saja terlontar dari peredaran.
Kini ia tak lagi berada di daerahku, ia dimutasikan ke daerah lain. Semoga ia dapat segera menemukan jati diri yang sebenarnya, dan meraih keinginan serta impiannya untuk menegakkan hukum seadil-adilnya, meskipun ia tahu bahwa hukum itu adalah hukum thagut buatan manusia.

Comments
Add New


Write comment
Name:
Email:
 
Title:

==============================================

Rakyat Cuma Sebagai Pendorong Mobil Mogok

KOPI, Ini cerita tentang seorang Bupati yang 2 kali menjabat di kabupatennya. Selama 1 dekade, atau 2 kali pemilihan, Bupati Nusa Segara yang termasuk Propinsi Bekas Bengawan, Sumarga Martadinyata rupanya merasa belum puas jika tak ikut perhelatan pemilihan Gubernur. Ia beserta timnya jauh-jauh hari sudah kasak kusuk mempersiapkan diri untuk meraih kursi Gubernur.
Sumarga Martadinyata ini dulunya sebelum menjadi Bupati, merupakan seorang pengelola perusahaan milik Negara yang mengurusi semak belukar. Selama menjadi Bupati, keberhasilannya dalam membangun kabupaten, ternyata tak sepiawai ketika ia mengelola perusahaan. Infrastruktur di Kabupaten Nusa Segara yang wilayahnya terdiri banyak pulau yang terpisah-pisah, serta daratan di pulau Bekas Bengawan, pada kenyataannya tak juga meningkat jika tak ingin dikatakan tambah hancur.
Lihat saja jalan yang berada menuju ibukota Kabupaten Nusa Segara tak juga betul-betul mulus, apalagi jalan-jalan umum yang menghubungkan kecamatan-kecamatan yang jaraknya cukup jauh terpisah. Pada masa pemerintahan periode pertama Sumarga Martadinyata beberapa kecamatan memisahkan diri membentuk kabupaten baru yang kemudian bernama Kabupaten Rempah Bumi.Meski baru berumur tak sampai 1 dekade, ternyata malah Kabupaten Rempah Bumi dapat mengungguli pembangunan Nusa Segara yang telah berumur lebih separo abad.
Dasar memang sifat manusia yang tak pernah puas, meski sebenarnya jauh didalam lubuk hatinya terdalam Sumarga Martadinyata mengakui dirinya tak begitu banyak membuat perubahan, namun nafsu ingin berkuasanya tetap menghendaki untuk menjadi yang lebih tinggi, yaitu jadi Gubernur.
Dengan jargon “2 periode sebagai Bupati”, Sumarga Martadinyata pun membangun pencitraan dirinya, menarik simpati rakyat Propinsi Bekas Bengawan untuk memilihnya jadi Gubernur berikutnya. Yah, namanya juga usaha kata orang, adu nasib, istilahnya “gambling”, bertarung dulu, kalah belakangan.
Meski jika melihat beberapa calon saingan yang lumayan berat, tampaknya tak membuat gentar Sumarga Martadinyata untuk tetap ikut bertarung. Ia berpikir tak hanya pakai otak kanan, tapi juga otak tengah dan kiri, yang dengan cara apapun akan dilakukan asal menang, termasuk bagi-bagi duit membeli suara rakyat.
Memang sudah lazim dan bukan rahasia jika para calon pemimpin pemerintahan di negeri ini suka main duit untuk bisa terpilih. Hitung-hitung bersedekah sekali dalam 5 tahun, hehehe. Rakyat senang-senang saja yang namanya diberi duit, mereka pun terima sini terima sana dari para calon yang datang mendekat, meski jika sudah terpilih bakal dilupakan. Istilahnya rakyat menjadi pendorong mobil mogok, mobil jalan yang mendorong ditinggalkan, kebagian asap mengepul saja.
Sulit, sulit, sulit (pinjam bahasanya Si Ipin), susah mengikis kebiasaan rakyat yang masih mau mengambil duit pembeli ikan dan beras yang cuma untuk beberapa hari itu. Padahal baik Kades, Bupati, Gubernur, Presiden, maupun anggota Dewan dipilih untuk jangka waktu 5 tahun. Mestinya untuk selama 5 tahun juga mendapatkan duit untuk pembeli ikan dan beras.
Suara dibeli, putus hubungan. Makanya para calon pemimpin itu jika mereka sudah terpilih dan duduk di kursi empuk, sulit pula menyalahkan bilamana mereka terkesan tak peduli terhadap nasib rakyat, lha suara rakyat sudah dibeli kok. Kasian, kondisi rakyat yang terpuruk membuat gelap mata, yang penting dapat duit, memilih siapa menjadi tak penting.
Sumarga Martadinyata, persiapkan duitmu untuk membeli suara rakyat pada pemilihan Gubernur nanti. Kerahkan orang-orangmu di berbagai bilik suara untuk bagi-bagi duit, karena semua duit gambarnya tidak ada gambar dirimu, yang ada gambar pahlawan, ataupun tumbuhan dan hewan.
Hidup Sumarga ! Asli Orang, bukan Orang-orangan, apalagi Orang-orangan Sawah ! (Jika terdapat kesamaan nama tokoh, karakter, atau tempat, hanya secara kebetulan saja, ini fiktif)

Comments
Add New


Write comment
Name:
Email:
 
Title:

3.26 Copyright (C) 2008 Compojoom.com / Copyright (C) 2007 Alain Georgette / Copyright (C) 2006 Frantisek Hliva. All rights reserved."

 

=============================================

Ahmadiyah dan Mainstream Islam

KOPI, Dengan adanya kejadian yang menimpa jemaah Ahmadiyah, saya jadi berpikir. Di satu pihak terdapat yang menganggap Ahmadiyah telah menodai Islam, sedangkan di lain pihak berpikir dan berbicara tentang kebebasan dan perbedaan kepercayaan, agama, penafsiran terhadap ajaran agama. Tak sedikit pihak yang menganggap dan menuding tindakan massa yang menyerang jemaah Ahmadiyah sebagai kaum ekstemis agama, anarkistis, teroris, dan melanggar HAM.
Permasalahannya saya kira cukup sederhana, mayoritas umat Islam tak ingin ajaran yang telah mereka terima dan anut berabad-abad itu menjadi rusak dikarenakan adanya ajaran lain yang mengakui terdapat nabi lain sesudah Rasulullah Muhammad SAW (khataman nubuwwah). Jika mayoritas umat Islam membiarkan ajaran yang sudah melenceng dan keluar dari mainstream itu, ini sama saja memberikan peluang kepada pihak-pihak yang berniat dan akan memecah belah dan menghancurkan Islam.
Bayangkan saja jika dibiarkan, bukan tidak mustahil akan banyak lahir nabi-nabi dari berbagai bangsa dan etnis, karena mungkin mereka berpendapat setiap bangsa dan etnis pun berhak memiliki nabinya. Logika saya yang sangat teramat awam dan kampungan ini mungkin tak sebanding dengan pendapat dan pikiran para pendekar HAM manapun di dunia ini.
Saya tak bermaksud memprovokasi siapapun dengan uneg-uneg saya ini, apalagi umat Islam dimana saya adalah salah seorang diantara mereka. Saya hanya berpikir betapa mudahnya seseorang atau sekelompok orang dengan seenaknya, dengan penafsirannya merubah ataupun menambahkan sesuatu diluar mainstream yang sudah ada terdahulu dan baku.
Pembelaan terhadap mainstream ajaran agama ini tak hanya terjadi di Islam, juga pada agama-agama lain. Gereja Katholik Roma menganggap aliran Protestan yang dipelopori oleh Martin Luther sebagai keluar dari mainstream agama Katholik, yang pada akhirnya menjadikan lahirnya agama baru.
Saya tak menganggap remeh HAM ataupun hak-hak individu setiap orang untuk memperoleh hak-haknya baik sebagai manusia maupun sebagai seorang warga dari sebuah negara. Namun apakah cukup adil membela yang segelintir dengan mengabaikan yang lebih banyak, dan sudah eksis terlebih dahulu? Saya kira menusia dengan logika berpikirnya, dengan berbagai pedoman yang tersedia, akan dapat mengetahui mana yang benar yang patut dibela, mana yang salah yang pantas dikalahkan.
Di dunia ini hanya terdapat 2 hal yang saling bertentangan, benar dan salah. Jika pun kita dapat membuat kedua hal itu kompromi, maka ini ibarat api dalam sekam yang suatu saat membesar , dan akan membakar apa saja yang terdapat di sekitarnya.

Comments
Add New


Write comment
Name:
Email:
 
Title:

3.26 Copyright (C) 2008 Compojoom.com / Copyright (C) 2007 Alain Georgette / Copyright (C) 2006 Frantisek Hliva. All rights reserved."

========================================

Cristiano Ronaldo Jadi Ketua Umum PSSI

KOPI, Kisruh yang menimpa PSSI (Persatuan Penggemar Sepak Bola Indonesia) sungguh menjadi suatu tontonan yang sangat memalukan, menjijikkan, memuakkan dan entah apalagi istilahnya. Pokoknya seruuuuu banget. Dari Pusat Kota DKI yang dipenuhi hutan kaca hingga kedesa-desa berlumpur di pegunungan. Dari anak2 hingga ke dewasa dan kakek nenek. Pokoknya serulah. Tidak mengikuti keheboan di tubuh PSSI akan rugi besar.
Nurdin Halid mundur, Nurdin Halid narapidana, Nurdin Halid koruptor, Nurdin Halid Hitler, Nurdin Halid diktator, Nurdin Halid otoriter. Nurdin Halid tidak pantas lagi memimpin PSSI. Pokoknya Nurdin Halid sianak deso, sianak kampung, simuka tembok harus turun titiiiiiiiiiiik. Demikian teriakan para pengunjuk rasa sambil mengunci kantor PSSI pusat di Senayan. Teriakan itu bergema menyeluruh diseluruh jengkal tanah air beta Indonesia Republik carut-marut.
Apa sih sebenarnya yang membuat si Nurdin Halid si pemalsu Demokrasi dan si pelanggar HAM (Hak Azasi Manusia) tidak mau meninggalkan jabatan Ketua PSSI ? usut punya usut ternyata itu tuhhhh….. anggaran persepak bolaan setiap tahun yang diturunkan pemerintah uje bunuh gede buuuangat alias buaaanyak sekali. Pantes aje. Tapi kenapa ya prestasi PSSI ngak maju-maju. Untuk juara ASIA saja tidak pernah. Boro-boro menembus masuk FIFA. Padahal rakyat Indonesia 250 juta orang. Masalahnya pemainnya kagak punya stamina, masih lari setengah lapangan nafas sudah ngosngosan. Trik atau teknik bermain bola yang profesional yang diajarkan pelatih ngak mampu diserap para pemain. Loh…loh.. kok begitu. Lah pemain bolanya pada kurang gizi. Anggaran yang dikucurkan pemerintah menguap kekantong-kantong sang pengurus. Hayo KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) periksa dong aliran dana PSSI sejak Nurdin Halid menjadi ketua Umum PSSI. Tunjukkan taringmu, masih tajamkan?
Dasar muka tembok dan entah apalagilah istilahnya. Tetap aja Nurdin Halid mencalonkan diri agar terpilih sebagai Ketua Umum PSSI. Bahkan dengan gaya diktatornya Nurdin Halid berkata, “saya diancam dan mau dibunuh tentara”. Haaa.… ngak salah nih Nurdin. Tentara mah ngurusin yang besar-besar. Perang dan perang. Pokoknye tentara dapat dikatakana sisa-sisa nyawa. Sekalipun peluru kearahnya dia tetap akan terus berlari kearah peluru. Itulah tentara Nurdin. Apa hubungannya dengan bola? Tapi gitupun bumi ini sedang mengarah menjadi satu negara yaitu negara bumi dengan ibukonya Washington DC. Militer hanya boleh dimiliki Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Israel, dan Mesir. Sebagai gantinya Wajib Militer diberlakukan untuk setiap yang berumur 18-45 tahun. Apalagi di jaman globalisasi yang serba internet yahoo, google, facebook, twitter, Hi5, dll membuat dunia semakin akrab, jentel, sportif dll. Lah.. loh Nurdin posisi ente dimane ? Buah karya manusia atau negara yang konsisten menjalankan demokrasi dengan benar dan menghormati HAM membuat dunia ini semakin gampang membangun pertemanan/persahabatan, persaudaraan dll. Terima Kasih , Yahoo, Google Bil Gates, Mark Zukenberg, Cristiano Ronaldo, Shakira, Amerikaa Serikat, Inggris, Perancis, Israel, Uni Eropah, Australia dll. God Bless You.
Lah.. kalau pengurusnya saja ngak menjadi manusia sportif, jentlemen, bagaimana mungkin persepak bolaan Indonesia maju. Tapi dasar Nurdin Halid simanusia muka tembok tetap saja mencalonkan diri sebagai ketua umum PSSI. Presiden Tunisia dan Mesir dengan jentlemen dan sportif mau mengundurkan diri dari kepemimpinannya selama + 30 tahun. Wah jangan-jangan Nurdin Halid foto copy Muammar Khadafi siberuang Pembunuh Manusia, sianjing gila yang mengandung rabies yang mematikan. Ketik digoogle atau di yahoo, Muammar Khadafi siberuang Pembunuh Manusia, enter; FIFA Ajang Para Patriot, enter.
Pukulan pertama menghantam Nurdin dan kroninya pada 28 Februari, ketika 84 dari 100 pemilik suara di PSSI mengajukan mosi tidak percaya. Dengan membawa bendera Komite Penyelamat Persepakbolaan Nasional, mereka mencabut mandat yang selama delapan tahun diberikan kepada Nurdin. Dengan mosi tidak percaya itu, Nurdin sebenarnya tak lagi punya basis pendukung yang luas dan kuat. Ia kehilangan fondasi yang selama ini menopangnya.
Melihat gelagak Nurdin Halid si muka tembok ngak mau turun dari jabatan ketua umum PSSI, FIFA di Zurich, Swiss, menginstruksikan PSSI mengadopsi Standard Electoral Code yang berpedoman pada Statuta FIFA. Pasal 32 ayat 4 Standar Statuta FIFA tegas mengatur seseorang yang pernah dinyatakan bersalah atas tindak pidana tidak boleh dipilih menjadi anggota komite eksekutif, termasuk ketua umum. Akan tetapi, bukan Nurdin Halid dan kroninya kalau gampang ambruk. Mereka terus saja berkelit. Terhadap mosi tidak percaya, mereka berdalih anggota Komite Penyelamat Persepakbolaan Nasional tidak seluruhnya legal.
Nah hasil rapat FIFA ini harus ditindak lanjuti dengan tegas oleh Presiden/Wakil Presiden dan Menteri. KPK segera periksa semua aliran dana PSSI selama Nurdin Halid menjadi ketua umum. Indonesia ini harus diarahkan untuk menjalankan Demokrasi dengan benar agar HAM dihormati. Rakyat Indonesia ayo terus maju tak gentar, hancurkan setiap elemen, atau sel sekecil apapun baik yang mengatas namakan olah raga/bola kaki, agama dll yang mencoba menghalangi penegakan pengagungan nilai-nilai kemanusiaan.
Lantas siapakah yang pas untuk memimpin PSSI agar dapat juara ASIA dan masuk FIFA. Jawabnya Cristiano Ronaldo. Pemain termahal, terganteng, tercepat larinya, trik-trik bolanya mempesona dan indah. Lari, nafas, staminanya seperti kijang itulah Cristiano Ronaldo. Ayo bung Presiden RI transver aja Cristiano Ronaldo untuk 10-15 tahun dengan biaya Rp. 15 triliun. Itu mah ngak seberapa. Gayus Tambunan sang pengheboh dari Republik danga-danga atau carut-marut Indonesia aja sudah mengaku, bahwa uang pajak menguap setiap tahun berkisar Rp.1000 trilun rupiah. Berapa sih uang transver segitu. Seupil juga kagak ada. Hayo wujudkan dong bung SBY hehehe.

Comments
Add New


Write comment
Name:
Email:
 
Title:

3.26 Copyright (C) 2008 Compojoom.com / Copyright (C) 2007 Alain Georgette / Copyright (C) 2006 Frantisek Hliva. All rights reserved."

==============================================

M-150 Mencari Pahlawan, Degradasi Nilai Kepahlawanan

KOPI, PT M-150 Indonesia sejak bulan Desember 2010 gencar mengiklankan : “M-150 MENCARI PAHLAWAN, ANDA BISA” di berbagai harian nasional (termasuk di Harian KOMPAS dan Koran TEMPO) dengan hadiah Rp. 150 juta yang terbagi atas Rp. 75 juta untuk para pahlawan terpilih dan Rp. 75 juta untuk para pengusul.
Para finalis adalah : Kategori FAMILY MAN : Parjan (Yogyakarta), Eri Andrian (Malang), Joko Sumpeno (Solo). Kategori HONESTY adalah : Paryadi (Salatiga), Husni Thamrin (Bogor), Denny Hamdani (Bandung). Kategori COMMUNITY MINDEDNESS adalah : Eko Cahyono (Malang), Gusti Hamdan (Surabaya), Simanto (Solo).
Yang mengherankan adalah :
1. Tidak ada satupun finalis dari luar Jawa. Apakah orang dari luar Jawa tidak mempunyai kisah inspiratif yang layak dijadikan teladan heroik?
2. Para finalis kurang dikenal track record-nya, padahal gelar “pahlawan” menuntut kontinuitas dan konsistensi dalam berkarya, bukan penilaian sesaat saja.
3. Ada finalis yang kalah dalam Kick Andy Award dan atau menyontek ide “Yes We Can” dari Tupperware, sekarang menjadi finalis pada “M-150 MENCARI PAHLAWAN” - apakah Panitia hanya memiliki “stock pahlawan” yang terbatas sehingga tidak ada alternatif lain yang lebih “mencerahkan”?
4. Ada finalis yang sebenarnya melakukan kegiatan biasa-biasa saja (membatik bagi anak-anak TK), tapi oleh Panitia dan Dewan Juri dianggap melakukan tindakan yang spektakuler sehingga layak dapat gelar pahlawan (Bandingkan dengan foto “Kegiatan Membatik bagi anak-anak TK” yang dilakukan oleh TK Islam Terpadu Ar-Raihan, Desa Kebonagung, Imogiri, Kab. Bantul, Yogya, yang dimuat di Kompas, Jumat, 25 Maret 2011 halaman 12).
Rupanya Panitia dan Dewan Juri tidak pernah menonton Kick Andy atau From Zero to Hero atau membaca kisah para tokoh yang mencerahkan yang dimuat setiap hari di Kompas, halaman 16 - sehinggga gelar pahlawan diobral begitu saja, tanpa referensi yang jelas.
Apa buktinya? Ratna Indraswari Ibrahim (Penulis terkenal dari Malang yang lumpuh) yang hari Senin, 28 Maret 2011 ini berpulang, jauh lebih layak dari Eri Andrian dan Eko Cahyono (kedua finalis dari Malang) untuk mendapat penghargaan “M-150 Mencari Pahlawan” yang berhadiah Rp. 150 juta itu.
Bukankah gelar pahlawan itu bukan untuk diobral, tapi membutuhkan penilaian terus menerus (kontinuitas) dan ajeg (konsisten) dalam berkarya seperti yang telah ditunjukkan oleh Ratna Indraswari Ibrahim itu, yang sayangnya sama sekali tidak terpilih sebagai finalis itu…
Adanya protes di Facebook : M-150 Mencari Pahlawan dan Twitter : @M150hero hendaknya tidak diabaikan begitu saja agar kita tidak mengalami “erosi kepahlawanan”.

Comments
Add New


Rully  - Permainan "orang dalam"   |06-04-2011 19:21:45
Kompetisi "M-150 Mencari Pahlawan" ini sarat protes karena tidak ada batasan bahwa
agen/distributor atau karyawan PT M-150 Indonesia TIDAK BOLEH/DILARANG mengikuti kompetisi ini
sehingga "orang dalam" ikut serta berlomba ... akibatnya "orang luar" pasti tersisih
... hadiah uang (Rp. 150 juta), baik untuk pengusul, maupun untuk para "pahlawan" yang
diusulkan, akan jatuh ke lingkungan orang dalam saja, tanpa bisa dikontrol

Arini  - Siapa Dewan Jurinya ???   |01-04-2011 22:37:55
Yang mencurigakan adalah pengumuman finalis itu bias gender (tak ada stupun finalis perempuan), bias
ras (tak ada satupun finalis dari luar Jawa), bias SARA (tak ada satupun finalis non muslim) - tidak
tranparan (foto dan karya para finalis tidak pernah diumumkan) dan tidak akuntable (posting para
pemrotes di FB maupun Twitter tidak pernah di-response, padahal saat pencalonan "para
pahlawan" itu, posting para pengusul selalu ditanggapi dengan cepat) ...ada apa ini ??? Fiktif
atau akal-akalan ???

Iwan  - Tranparansi dan Akuntabilitas - Penting   |31-03-2011 16:20:17
Yang dituntut oleh para pemrotes baik di Facebook maupun di Twitter atau di mailist adalah :
diumumkannya foto dan track record para finalis itu. Dengan demikian masyarakat bisa mengecek alamat
dan karya mereka yang patut diteladani itu, untuk menimba inspirasi para finalis yang heroik itu
serta alasan para pengusul dalam mengusulkan "jagoannya" itu. Sederhana saja.

Darwan P  - Blunder marketing PT M-150 Indonesia   |30-03-2011 16:05:23
Kalau dalam Program : Kick Andy Awards, Yes We Can (Tupperware), From Zero to Hero, Ahmad Bakrie
Awards dll, para pengusung calon : hanya mencalonkan "jagoannya" dan tidak menerima imbalan
apapun, maka dalam Program "M-150 Mencari Pahlawan", pengusul juga mendapat hadiah Rp.75
juta, jadinya para pengusul akan berjuang mati-matian agar calon yang diusulkannya lolos, bukan demi
untuk sang calon, tapi demi untuk kantongnya sendiri - aroma kolusi tidak bisa dihindari, dan
jalinan "vested interest" jelas tercium.

Oleh sebab itu, seharusnya Panitia dan Dewan Juri
mendahulukan calon yang diajukan oleh komunitas - Secara marketing, hal ini juga menguntungkan,
karena "snow ball effect-nya"

Suryo  - Proses Seleksi KKN ??   |29-03-2011 19:39:01
Disamping Ratna Indraswari Ibrahim (penulis terkenal dari Malang yang lumpuh sejak usia 10 th tapi
terus berkarya itu) yang lebih cocok mewakili Malang, ada juga Vincentius Alvin Leonardo (Surabaya)
pelajar SMP, penemu anti virus Blue Atom dan pembuat program ATCOS rasanya lebih cocok jadi pahlawan
dan icon dari M-150 mewakili Surabaya dari pada finalis yang tidak jelas juntrungannya
itu

Kecurigaan muncul, karena para pengusul juga mendapat hadiah Rp.75 juta ...jangan-jangan para
pengusul. yang berhasil mengusung para finalis yang tidak jelas track record-nya ini adalah kelompok
inner circle PT M-150 Indonesia itu sendiri ... pantas saja tak ada orang dari luar Jawa yang
dipandang layak

Write comment
Name:
Email:
 
Title:

Powered by !JoomlaComment 3.2

=============================================

Batanggang

AMPEK
KOPI, Sepintas kegundahan datang menyesak dada, migren Fatna kambuh secara tiba-tiba, penyakit yang membuat disekitar Fatna hanya bisa diam kecuali dokter yang bicara, Fatna suka hening saat dia sakit, tidak ada tanya maupun perhatian yang berlebihan tentang sakit yang ia derita. Sofie dengan bajunya yang galembong dengan jilbab ikat di leher memberikan isyarat agar keluar dari kamar Fatna.
“Aku ingin mengajakmu kerumaku di Pariaman,” katanya ketika telah sampai dipintu rumah Fatna.
Ternyata Fatna terdengar pembicaraan Sofie yang mengajak ikut kerumahnya setelah kepala Fatna benar-benar sembuh, dokter keluar berbarengan dengan Fatna sampai kepintu, dan Sofie minta maaf karena saat Fatna sakit, Sofie berani merencanakan kepulangannya, sehingga ia berkata, “Kau akan pulang dengan kami dan keluargaku, kami ingin juga melihat kondisi rumahmu. Kalian semua harus memulai perjuangan ini semua dari hal yang paling kecil yaitu menciptakan kebahagiaan untuk sahabatmu yang dilanda musibah.”
Ia merampas senyuman haru di wajah Sofie, dan bersorak kepiluan.
“Kapan kita kerumahmu Sofie?
“Saat sakitmu tidak membatasi kami untuk bertanya dan memperhatikanmu.”
“Oke deh kalau begitu, kasih aku waktu dua hari ini agar kepalaku benar-benar ringan, nanti aku kasih kabar pada kalian semua.”
Akhirnya Felly, Rexa pulang kerumahnya masing-masing dan berharap di hari selasa Fatna bisa ikut berhubung Felly masih libur kerja.
Tiba di rumah Rexa tidak langsung membuka pintunya melainkan mengambil ember dan menampung air agar bunga yang tidak disiram tadi pagi bisa disiram segar dipetang hari. Air telah melimpah keluar, Rexa termenung bingung sendirian tanpa mempedulikan apa yang dihadapannya. Kesendirian Rexa mengakibatkan ia harus bertanya-tanya dalam hati, apa yang telah ia lakukan selama ini dan prestasi apa yang telah ia torehkan untuk daerah yang ia cintai.
“Tuhan aku merasakan hidup yang ku jalani selama ini banyak sekali kesia-sian dan tidak satupun diantara kawanku yang mengetahui persis pergolakan batinku pada hidup yang ku jalani ini, bukannya aku tidak pandai bersyukur tapi aku tidak pandai lagi merayu hati dengan menonjolkan kepandaian yang kupunya memasukkan lamaran kerja sesuai dengan bidangku menulis dan seni, aku belumlah bisa juara dalam lomba nulis apapun saat ini, satu sisi kekuranganku akan pemahaman materi, ketidak seriusanku dalam menulis dan… ah masih banyak yang harus diperbaiki dalam sistim tulis menulisku.”
Banyak skripsi orang yang ku buat tak heran mereka banyak mendapatkan nilai sangat memuaskan, prakarya dan tessis juga ikut mendapatkan nilai terpuji, mungkin merekalah yang pandai menjawab dan bersilat dalam kata setiap penguji menanyakan hasil karya dihadapannya. Lagi-lagi bukanlah aku yang pandai menulis. Tak ada satupun orang yang mengetahui apa pekerjaanku selepas mengundurkan diri dan penyiar radio, bagi orang awam aku masih terbilang sebagai pengangguran tiga hari kerja dan tiga harinya lagi tidak keluar rumah.
“Tuhan…, kapan hidupku berubah.” Sepintas air wajahnya jatuh mengiringi derasnya air yang tumpah ruah.
Harapan penuh harapan tertuang dalam sanubari Rexa, ia menghendaki ditahun 2010 ini adalah tahun yang dapat mengantarkannya pada nilai hidup yang sebenarnya, tulisan yang diperlombakan bisa menang, novel yang ia buat bisa jadi best seller, dan skenario yang terangkai bisa difilmkan serta dapat menyambung kuliah yang lebih tinggi.
Rexa anak terasing dalam keluarga, ia memiliki prinsip yang tidak sejalur dengan keluarga, Rexa lebih memilih jalur bebas tapi terikat dibandingkan jalur ketat tapi tidak tau arah. Amarah dan kejutekan keluarga menjadikan Rexa terdampar tak bertuan, ia harus bisa menghidupi dirinya sendiri, menjadi kakak, adik, orang tua dan keluarga hanya untuk dirinya sendiri, tidak ada sapaan manis, tidak ada nasehat, tidak ada teguran dan tidak ada canda maupun tawa dalam dirinya. Kata “keluarga” dalam diri Rexa hanya sebagai klise ataupun simbol, nikmatnya menjalani kehidupan dengan keluarga tidak seutuhnya Rexa rasakan melainkan nikmatnya hidup dengan orang lain yang nyata-nyata tidak memiliki hubungan keluarga.
Suara azan magrib telah bersayub sayupan menandakan Rexa harus menyelesaikan kata dalam lamunanya, harus bangkit dan mulai mematikan kran dan menyiram rentetan bunga yang berdiri tegak di kelopak mata. Membenahi diri melarikan pada peraduan sujud mengharap ada secercah solusi dan gambaran hidup. Semut berkeliaran menguntai tali persahabatan dan mempertahankan prinsip pada kehidupannya berkumpul dan memecahkan solusi, lain halnya dengan kucing yang takut dengan tikus justru kucing saat lihat tikus lari pontang panting dibelakang kain sarung Rexa.
Rexa kembali membuka laptop melanjutkan tulisanya yang sempat terbangkalai selama empat hari, melanjutkan pertualangan dengan tulisan yang membuat hati menyadari siapa dia dan apa yang telah diperbuat untuknya dan imajinasinya.
Pesan singkat menganggu kekusukkan Rexa, ternyata ajakan dari Felly pergi ke Pariaman sebelum Fatna memutuskan sehatnya di hari selasa.
“Rexa.., kamu besok sibuk? Ikut samaku yuk melihat perkembangan Pariaman dengan Binuang.”
“Oke deh.., tapi kamu malam ini kerumahku kan? Jarak stasiun dengan rumahmukan jauh nanti kita tidak dapat tiket, kalau dari rumahku lumayan dekat.”
“Yap.. nanti jam sembilan aku sampai dirumahmu, tunggu ya.”
“Ok!”
Rexa dengan santai melajutkan tulisannya itu, tanpa mempedulikan pangsit, sate, dan mpek-mpek lewat depan rumah, Rexa membiasakan membeli semua yang lewat dengan alasan biar rezkinya kebagi sama orang lain. Maraup rezki dengan imajinasi membuat Rexa bersemangat terus menulis dan menulis, dengan hidup yang kian terjepit, kemiskinan dimana-mana, kemelaratan jadi pahlawan dan kiasan hidup kaya tambah kaya dan miskin tambah menjadi-jadi. Satu hal yang membuat hatinya tertambat pada jiwa sosial yaitu rezkinya tidak akan pernah diambil orang, umurnya tidak akan dipotong orang, begitulah seterusnya sampai ajal benar-benar merangkulnya pada pertanyaan Tuhan atas apa yang telah diperbuat selama hidupnya.
“Rexa..” aku nih..
“Ya.., ya.”
“Ni..nasi goreng, sate, mpek-mpek dan skotang, pegang dulu lah aku buka sepatu.”
“Waw..kereeen.., pantasan aku cuek dengan makanan yang lewat barusan, eh…ternyata kamu membawa rezeki, he..he.., aku jadi terharu.”
“Kesini naik apa Felly?”
“Ya naik hengkol lah masak naik eagle, he..he, masak kamu tidak dengar suara hondaku? Serius amat sih..?” Kan yayangku yang ngantarin kesini, dan beliau langsung pergi ada dinas malam ini.
“Benar coy he… he aku tidak dengar.”
“Barusan aku keliling Kalawi, Kalumbuk, dan Taruko, rumah mereka disana banyak yang tidak beres, menyedihkan sekali melihat keadaan mereka, kondisinya yang tidak normal lagi dikatakan sebagai tempat berteduh. Syukurlah rumahmu tidak rusak sedikitpun.
“Alhamdulillah, tidak apa-apa kecuali komputer adikku yang berguling kesana kemari.” Masih ada bekas pecah depan monitornya.
“O.. ya?”
“Rexa.., gimana malam ini kita susun program untuk besok.”
“Maksudnya?"
“Program yang bisa dijadikan sebagai bahan penelitian manatahu nanti kita ajukan kepada pemerintah pusat.”
“Boleh juga tu.”
“Aku dah bawa kamera besar, buku catatan, tinggal kamu yang buat draf pertanyaan untuk masyarakat setempat.”
“Tapi perjalanan kita jauh Felly, masak menghandalkan angkot kesana kemari..?"
“Iya..ya, tapi tidak masalah Rexa anggap kita pergi hunting film kesana kemari, ya segala resiko tentu terlebih dahulu kita kaji.”
“Perlu aku masak malam ini, untuk bekal diesok hari.?"
“Hua…ha..ha janganlah kita beli aja disanaa.”
“Bukan begitu Fell tujuanku bawa nasi agar uangnya bisa hemat dan bisa dipergunakan ke yang lain, kita makan bisa sepuasnya, tidak harus mengeluarkan uang, gimana..? kamu setuju nggak?"
“Mmm, bolehlah tapi sedikit kelihatan konyol saja, seperti pergi kemping dan…? Ya terserah kamulah.”
“Kalau aku sih sangat butuh membawa bekal karena aku tidak ingin orang repot-repot dengan kehadiran kita disana, kelihatannya kita sebagai kru tv yang satu punya identitas dan satunya lagi ilegal, di tambah lagi kita bawa kamera yang besarnya melebihi kepalamu.
“Oke bos..”
Felly merasa kalah bicara sama Rexa, dan melanjutkan program yang belum siap disusun. Jarum jam telah bertambah sepuluh lewat lima belas menit. Siaran tv tidak menyedot perhatian, mereka hanya fokus pada topik untuk esok hari, selisih pendapat itu hal yang biasa bagi mereka, tak terkecuali lempar melempar bantal jika ada kalimat yang tidak tepat sasaran. Keinginan untuk membuat skenario film lewat pertualangan esok hari menjurus pada proposal roadshow kira-kira seperti ini:
Proposal Roadshow Film Pendek Independent
LINTAS ALAM
Seri Pertama- Akhir
WISATA BENCANA
OPENING
Karya yang didukung oleh kemajuan alat informasi dan teknologi bisa dijangkau dari aspek kehidupan mana saja, dan tidak seluruhnya kaya film pendek akan tampil lebih baik didukung oleh peralatan yang bagus tanpa didukung dengan kreativitas yang menarik. Kepastian dalam mengeksploitasikan hasil sebuah film dilandaskan dengan kinerja yang ekstra. Terkesan monoton namun asik juga dinikmati, bahkan banyak menciptakan ide penuh hikmah yang tinggi.
Terlalu banyak yang harus di ubah dalam pencerahan pembuatan film, melalui konsep yang jelas dan didukung dengan peralatan yang memadai dan ditambah lagi dengan keseriusan terjun langsung kelapangan, bukan berarti film zaman dahulu tidaklah bagus, tapi hanya menambah untuk dipoles sedikit lagi agar kesan dan pesan yang disampaikan benar-benar tercipta di hati masyarakat. Berlandaskan daerah nilai natural akan tercipta dengan bukti adanya kejadian alam disekitar lingkungan, bukan itu saja semakin tingginya nilai suatu ilmu maka keingin tahuan masyarakat mengenai perfilman akan terbukti dengan diangkatnya lomba film dokumenter.
Satu sisi kecanggihan teknologi dapat menerka-nerka keseriusan para sineas pemula untuk merambah menggeluti dunia perfilman. Sampai-sampai otonomi daerah juga ditentukan oleh kreatifitas anak nagari untuk menciptakan perubahan baru dan memberikan kontribusi positif yang luar biasa pada pembangunan daerah kususnya daerah-daerah yang telah disapu bencana. Dibentuknya Ranah Perantau maka setiap yang berdarah Minang akan bisa merasakan kondisi kampungnya saat ini setelah pasca bencana di Sumatera Barat.
RaNaH PeRaNtAu, Ranah Perantau terbentuk sehari pasca gempa Sumatera Barat 1 Oktober 2009 dan merupakan ide spontanitas relawan “Sumbar Bagoncang”. Maksud dan tujuan didirikannya Ranah Perantau ini sebagai sarana memperjuangkan nilai budaya yang telah lama tertidur lelap bagi yang tidak menghargai dan sungguh nilai yang harus dipertahankan oleh regenerasi yang berada di perantauan maupun didaerah ranah Minang sendiri, menghidupkan kreatifitas anak nagari dengan cara mencintai budaya sendiri. Juga merupakan wadah pemberdayaan dan eksplorasi seni budaya, mendukung sepenuhnya kegiatan kesenian, serta menciptakan apresian yang berwacana, kritis yang sopan terhindar dari kebrutalan sekaligus menghormati karya orang lain. Ranah Perantau akan berusaha menawarkan sejumlah penawaran alternatif bagi apresian yang mengapresiasi karya-karya yang dihasilkannya, boleh lewat telpon genggam maupun lewat kamera digital.
WiSaTa BeNcAnA, Ide kreatif yang lahir secara spontanitas asal Minang langsung menyiapkan program sebagai perkenalan diri. Program yang mengusung tentang bencana alam di ranah Minang mencerminkan suatu wadah bahwa apa yang di kehendak-Nya tidak luput dari kebaikan-Nya terhadap apa yang telah diciptakan. Tema tersebut diambil sebagai ingatan sebagian dari alam menjalankan apa yang DIA anjurkan dan menjauhkan segala apa yang DIA larang. Serta meletakkan nilai yang paling tinggi untuk selalu bersyukur atas apa yang telah didapat, dan berusaha untuk merasa puas walaupun kodrad sebagai manusia tidakklah bisa puas terhadap apa yang ia dapati. Misalkan : berbagai bentuk ajal menyapa, ada yang meninggal dalam keadaan baik: sujud, mengaji, berzikir dll, dan meninggal dalam keadaan buruk: sedang mabuk, sedang berzina, tabrakan, pembunuhan, bunuh diri, dll. Berbagai fenomena menyenangkan dan menyedihkan inilah yang kemudian diangkat sebagai bahan refleksi lewat film LINTAS ALAM.
Tulisan keseluruhan yang dirubah menjadi skenario secara keseluruhan didapat dari cerita dari mulut kemulut yang dikumpulkan menjadi kisah yang unik untuk diangkat jadi cerita yang layak ditonton.
SPESIFIKASI PRODUKSI
Ranah Perantau
Seri Pertama- Akhir
Wisata galodo di Tanah Datar, wisata gempa di Pariaman, wisata gempa di Padang
Produksi
RANAH PERANTAU “Relawan”
Durasi
30 MENIT
Format Screening/Pemutaran
DVD/MINIDV
Screening Premier
Nova’s House 2012
Second Screening dan Diskusi
WORKSHOP Ranah Perantau
Roadshow
PARA PERANTAU BERDARAH MINANG, terbuka untuk umum
(Daftar roadshow screening dimuat tersendiri)
Director
VELLY MINANG TV’S
Scenario
DEYYEN
VELLY’S
Produser
UPIAX
Roadshow Produser
ANTAHLAH YUANG
Support
ALAM TAKAMBANG
Segmentasi
BUDAYAWAN
MASYARAKAT UMUM
Metode Screening
ROADSHOW SECARA SWADAYA BEKERJASAMA DENGAN BERBAGAI KELOMPOK TERKAIT (simpatisan perantau)
Metode Publikasi
KORAN SAJO
Bentuk kerjasama
1. PIHAK PENYELENGGARA SCREENING MENYEDIAKAN :
A. PANITIA PENYELENGGARA :
* MC/petatah petitih
* BUKU TAMU
* DAN BIDANG LAIN SESUAI KEBUTUHAN PENYELENGGARAAN
B. RUANGAN TERBUKA
C. FASILITAS PUTA MAMUTA
* SCREEN
* PROYEKTOR/PLAYBACK PEMUTAR
* SOUND HOME TEATER
D. MEDIA PUBLIKASI
2. RANAH PERANTAU MENYEDIAKAN :
A. MATERI FILM DALAM MINIDV
B. RUANG PROMO
C. ADANYA NARA SUMBER PADA TIAP DISKUSI
D. MENYELENGGARAKAN PENDOKUMENTASIAN KEGIATAN
SCREENING DAN DISKUSI ( Video dan Photo)
3. PROPOSAL KERJASAMA DENGAN PIHAK SPONSOR kalau ada
Contact Person :
Roadshow Produser RANAH PERANTAU
Ketua Ranah Perantau COPEK BONA S.S
Email : ranahrelawan_perantau@yahoo.comThis e-mail address is being protected from spambots, you need JavaScript enabled to view it
“Waw keyyen…cuy.., aku dah siap mudahan maknyos, nih Felly."
“Haaa, maknyos palalu, yang aku minta program Rexa… bukannya proposal, ya ampunnn, aneh..!”
“Loh kok aneh Felly, kan bagus ini juga bisa jadi ajang perkenalan diri dan mencari duit untuk amal.”
“Iya tapi waktu kita tinggal dikit, lima belas menit lagi orang azan subuh.”
“Aku ingin lihat, apa yang kamu bikin Felly, mana tau kamu tidak bikin melainkan tidur.”
“U…enak aja ne program yang aku bikin dan rute yang akan kita tempuh nantinya, ah aku tidur dululah, kalau dapat kamu tidur juga sebelum subuh nanti habis solat subuh kita siap-siap.”
“Lho kok tidurnya lima belas menit Felly?”
“Ya iyalah kan kamu yang awalnya bikin kesepakatan aku arahnya nurutin aja.”
“Tapi proposal yang aku buat barusan bisa ngga ya di kombinasikan dengan hanting kita nanti?”
“Itu mah mudah Rexa, ayo tidur..”
“Ngga ah aku mendingan mandi, habistu masak.”
“Mantaplah kalau begitu, oh ya tolong bangunin aku untuk sholat nanti ya.”
“Rebeslah."

Comments Add New

 Fenomena Ali Asmar, Guru Jadi Sekdaprov

KOPI, NAMA Ali Asmar nampaknya kian fenomenal saja di Padang Panjang. Dikatakan fenomenal, karena apa yang dicapainya, selama ini termasuk hal yang dibayangkan oleh sementara kalangan sebagai sesuatu yang tak mungkin. Dia hanyalah seorang guru. Mengajar di SMA. Tapi kenapa bisa sampai masuk ke dalam bursa pejabat tertinggi di lingkungan pegawai negeri sipil (PNS) tingkat provinsi?

Ketika namanya muncul di headline halaman 1 Harian Umum Singgalang, Kota Padang Panjang ‘geger’. Betapa takkan heboh, belum pernah ada pejabat di kota berjuluk Serambi Mekkah yang namanya terpampang dengan huruf-huruf besar sebagai berita utama di halaman satu surat kabar paling berpengaruh di Sumbar itu, kecuali nama Ali Asmar. Kalaupun ada, mungkin hanya dalam berita-berita kasus atau advertorial. Itu saja, sudah bukan luar biasa fenomenalnya.
Ali Asmar yang memulai karir dari guru itu, namanya bersanding dengan pamong-pamong lainnya, yakni Sekdakab Pesisir Selatan Rosman Effendi dan Kepala Badan Ketahanan Pangan Sumbar Syahrial Syam. Ada keluarbiasaan, nampaknya, dalam perjalanan karir yang dititi oleh lelaki asal Padang Pariaman itu.
Awalnya, Ali Asmar menapaki karir dengan biasa-biasa saja, sama dengan guru-guru lain. Mendapat gelar kesarjanaan bidang pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB), jadi guru berstatus PNS untuk kemudian dipercaya menjabat kepala sekolah. Setelah itu, dia sambilkan pula mengambil program magister hingga kemudian meraih gelar M.Pd. Sampai di sini, apa yang dia capai masih biasa-biasa saja. Wajar kan, guru jadi kepala sekolah.
Ketika Ali Asmar dipercaya menjadi kepala Dinas Pendidikan dan Tenaga Kerja Tanah Datar, sebenarnya masih biasa-biasa juga. Demikian pula keadaannya ketika dia dilantik pula menjadi kepala Dinas Pendidikan Padang Panjang. Wajar dan tak ada istimewanya guru menjabat kepala dinas yang mengurusi persoalan pendidikan.
Baru beralih menjadi luar biasa dan hampir tak masuk akal oleh sementara kalangan, ketika nama Ali Asmar muncul dalam bursa calon sekretaris daerah kota (Sekdako) Padang Panjang. Jabatan ini adalah posisi pamong senior di tingkat kota. Kata orang, harus pernah punya pengalaman mengurusi keuangan daerah, kepegawaian daerah, perencanaan pembangunan, perekonomoan, dan sebagainya. Tapi itu semua tidak dipunyai Ali Asmar. Toh akhirnya dia bisa juga dilantik jadi sekdako. Sudah setahun pula amanah jabatan itu diembannya.
Kendati belum menghasilkan prestasi yang luar biasa, namun dilantiknya seorang guru menjadi sekdako, merupakan capaian istimewa. Ternyata, guru juga mampu memangku jabatan-jabatan birokratis pemerintahan berkaitan dengan kepamongan. Kini muncul pula namanya dalam bursa sekdaprov di tengah usaha kerasnya menyelesaikan pendidikan tingkat doktor.
Nantilah kita bicara dipilih atau tidaknya dia oleh Menteri Dalam Negeri, masuk saja nama seorang guru bergelar M.Pd ke dalam jajaran bursa sekdaprov, itu sudah lebih dari cukup untuk memotivasi para guru di daerah ini agar jangan sungkan-sungkan untuk berprestasi. Ali Asmar telah membuktikan itu. Artinya, guru bisa masuk ke semua lini tanpa menanggalkan karakter keguruannya.(Musriadi Musanif, Singgalang)

==================

Melepas Pasung Keistimewaan Yogyakarta

KOPI, Dialektika penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang Daerah Istimewa Yogyakarta semakin hari semakin ramai, hebohnya RUU DIY ini akar utamanya tidak lain terletak pada pemilihan model suksesi kepemimpinan DIY yang akan diterapkan, apakah penetapan atau pemilihan.
Sepanjang perdebatan ini tetap dalam koridor untuk mencari sebuah kemaslahatan dan desain terbaik untuk masyarakat dan daerah Yogyakarta dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah diskursus yang perlu diapresiasi dan menjadi perhatian kita bersama. Namun semakin hari dialektika ini juga bergulir bak bola liar ke hal-hal yang kurang proporsional dan insubstansional, seperti sudah ada muncul gejala keinginan daerah lain untuk diakui dan dihidupkan kembali keistimewaan daerahnya, bahkan ada letupan opini yang lebih ekstrim bahwasanya RUU DIY dipersepsikan lebih kearah kepentingan politik jangka pendek, dan letupan-letupan suara miring lainnya.

Karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mencoba menjelaskan duduk persoalannya secara objektif dan legal rasional, pertama akan dijelaskan fakta mengapa daerah Yogyakarta dikatakan istimewa, dari penjelasan ini diharapkan semoga kita bersama dapat memahami bahwa ada daerah-daerah istimewa yang diakui dalam konstitusi tertinggi di Negara kita yang telah dirancang oleh para founding father yang tentunya sudah memikirkan masak-masak segala aspek historis, sosial budaya, dan suasana kebatinan politik saat itu. Kedua akan dijelaskan fakta yuridis penetapan Sultan sebagai gubernur selama ini dan ketiga tulisan ini menyoroti konsekuensi gubernur DIY pasca Amandemen UUD 1945 dan solusi pemecahannya.
Tentunya tulisan ini, tidaklah bisa menjawab semua persolan tentang RUU DIY, tetapi paling tidak semoga tulisan ini semakin menambah referensi dan khazanah pemikiran kita untuk memahami keanekaragaman sejarah dan sosial budaya bangsa dan mencarikan jalan terbaik dan bermartabat dalam melahirkan UU DIY nantinya.
Fakta Keistimewaan Yogyakarta
Dasar adanya label keistimewaan yang diberikan kepada daerah Yogyakarta dan beberapa daerah lainnya di Indonesia, paling tidak dapat ditarik atas 3 fakta substansional yakni 1) Fakta dasar pembentukan pemerintahan daerah di Indonesia, 2) Fakta Sejarah, dan 3) Fakta Sosial Politis.
1) Fakta Dasar Pembentukan Pemerintahan Daerah
Negara Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 lahir dari perjuangan bangsa Indonesia yang bertekad mendirikan negara kesatuan. Sebagai sebuah negara, Republik Indonesia memiliki Undang-Undang Dasar 1945. Berdasarkan UUD 1945 inilah kerangka kenegaraan dan sistem pemerintahan Republik Indonesia diatur.
Salah satu yang diatur dalam UUD 1945 adalah tentang pengaturan wilayah Indonesia, mengingat wilayah Negara Indonesia yang sangat besar dengan rentang geografis yang luas dan kondisi sosial budaya masyarakat yang beragam, UUD 1945 kemudian mengatur perlunya pemerintahan daerah, maka ketentuan ini diatur dalam pasal 18 UUD 1945, yang sebelum diamandemen berbunyi : “Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk dan susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang, dengan memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara, dan hak asal-usul dalam daerah yang bersifat istimewa.”
Inti pasal 18 tersebut adalah bahwa dalam Negara Indonesia harus ditata dengan adanya pemerintahan daerah. pemerintahan daerah tersebut terdiri atas besar dan kecil. Pemerintahan daerah yang dibentuk tersebut baik daerah besar maupun daerah kecil harus memperhatikan dua hal: 1) dasar permusyawaratan, maksudnya pemerintah daerah harus bersendikan demokrasi yang ciri utamanya adalah musyawarah dalam dewan perwakilan rakyat (daerah), dan 2) hak asal usul dalam daerah yang bersifat istimewa, maksudnya pemerintah daerah yang dibentuk tidak boleh secara sewenang-wenang menghapus daerah swapraja yang disebut zelfbesturende lanschappen dan dan kesatuan masyarakat hukum adat seperti Desa, Nagari, Huta, Marga dan lainnya yang disebut volksgemenschappen atau zelfstandigemenschappen.
Pengertian Daerah Swapraja (zelfbesturende lanschappen)
Jauh sebelum kedatangan penjajahan kolonial ke Indonesia, di bumi nusantara telah banyak daerah-daerah otonom yang berbentuk kerajaan, begitu juga saat penjajahan Belanda di Indonesia masih banyak daerah-daerah otonom yang diperintah secara tidak langsung oleh Belanda. Daerah ini dibawah pemerintahan raja, sultan atau sebutan nama lainnya yang berdasarkan hukum adat daerah yang bersangkutan. Daerah-daerah ini sebelum ditundukkan oleh Belanda adalah Negara-Negara merdeka yang kemudian mengakui kedaulatan Belanda dengan kontrak panjang maupun kontrak pendek. Daerah itu yang kemudian disebut swapraja (zelfbesturende lanschappen). Contoh daerah swapraja adalah Kesultanan Yogyakarta, Kasunanan Surakarta, Kesultanan Goa dan lainnya.
Disamping daerah swapraja, Belanda juga mengakui adanya kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat pribumi seperti Desa di Jawa, Nagari di Minangkabau, Gampong di Aceh, Kuria di Tapanuli, Marga di Sumatera Selatan, Kampung di Kalimantan Timur dan lainnya untuk menyelenggarakan pemerintahan sendiri. Kesatuan masyarakat hukum adat ini oleh Belanda disebut sebagai volksgemenschappen atau inlandsche gemeente.
Semua daerah swapraja tersebut tetap eksis sampai dengan kekalahan Belanda terhadap Jepang tahun 1942. Pada masa penjajahan Jepang daerah tersebut juga diakui sebagai daerah otonom dengan sebutan kooti. Hanya saja Jepang mengawasi kooti sangat ketat untuk melanggengkan kepentingan perang dan kekuasaannya.
Daerah-daerah swapraja ini telah memiliki tatanan tersendiri dan keteraturan dalam tatacara mengatur sistem pemerintahan, sistem ekonomi, sistem keamanan, dan sistem sosial budayanya. Semua berkembang secara sendiri, mandiri dan bertahan secara langgeng.
Dua daerah inilah, swapraja dan kesatuan masyarakat hukum adat, oleh pasal 18 UUD 1945 disebut sebagai daerah yang mempunyai susunan asli dan dapat dibentuk sebagai daerah istimewa. Jadi atas dasar tersebut diataslah mengapa daerah-daerah tersebut diamanatkan sebagai daerah istimewa dalam konstitusi tertinggi dalam ketatanegaraan kita yakni dalam UUD 1945.
2) Fakta Sejarah Daerah Yogyakarta
Fakta sejarah menunjukan bahwa Yogyakarta dalam perjanjian Gianti 1755 sebagai ”negara berdaulat” dengan wilayah territorial dan penduduk yang jelas. Status negara atau negeri tersebut diperkuat oleh dokumen sejarah seperti dalam Kontrak Politik antara Sri Sultan HB IX dengan Adam Lucean 1940, dan Perjanjian dengan pemerintahan Dai Nippon Jepang tahun 1942. Asal usul Keistimewaan Yogyakarta sebagaimana tercatat dalam tiga dokumen tersebut antara lain dapat dirunut dari pengakuan atas gelar keagamaan bagi Sri Sultan Hamengku Buwono Ingalogo Khalifatullah Sayyidin Panotogomo.
Adanya hak prioritas pemerintah Belanda terhadap Kraton Yogyakarta dan Puro Pakualam. Adanya hak prioritas didasarkan pada hak asal-usul keturunan anak laki-laki dari isteri raja untuk dapat mengganti dan menduduki jabatan kepala daerah. Terakhir, hubungan kekuasaan antara Sri Sultan dengan kekuasaan pemerintahan adalah langsung kepada Gubernur General di Jakarta.
3) Fakta Sosio-Politis Daerah Yogyakarta
Secara sosio-politis keberadaan keistimewaan Yogyakarta terus terpatri kuat setelah Indonesia menyatakan Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Pada tanggal 19 Agustus 1945 Presiden RI mengeluarkan piagam yang menetapkan Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada kedudukannya sebagai Kepala Kesultanan Yogyakarta, yang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
”Kami Presiden Republik Indonesia, Menetapkan Ingkang Sinuwun Kandjeng Sultan Hamengku Buwono, Senopati Ing Ngalogo, Abdurrachman Sajidin Panotogomo, Kalifatullah Ingkang Kaping IX, ing Ngayogyakarta Hadiningrat pada kedudukannya, dengan kepertjajaan, bahwa Sri Paduka Kandjeng Sultan akan mentjurahkan segala fikiran, tenaga djiwa dan raga untuk keselamatan daerah Yogyakarta sebagai bagian dari pada Republik Indonesia.”
Namun sebelum Piagam Pemerintah Republik Indonesia tertanggal 19 Agustus 1945 diterima oleh Hamengku Buwono IX, pada tanggal 5 September 1945 Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arjo Paku Alam telah mengeluarkan amanat mengenai kedudukan daerahnya yang intinya bahwa Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat dan Negeri Pakualaman yang bersifat kerajaan adalah daerah istimewa dari Negara Republik Indonesia (Republik Indonesia, Daerah Istimewa Jogyakarta, 1953).
Bukti sejarah dan nilai filosofis Keistimewaan juga dibuktikan melalui fungsi Kesultanan sebagai pemelihara (Hamangku), pemersatu (Hamengku) pelindung atau pengayom (Hamengkoni) dalam menyelamatkan NKRI dari ancaman agresi Belanda 1946 hingga 1949. Perpindahan ibu kota Negara RI dari Jakarta ke Yogyakarta menujukan bukti bahwa Sri Sultan HB IX tidak saja telah menjadi penyelamat dan pelindung NKRI. Tetapi, juga DIY merupakan tempat autentik NKRI karena pemberlakuan UUD 1945 di DIY tidak menerima kehadiran negara federalis, bentukan pemerintahan Belanda.
Keberadaan sosio-politik lainnya, ditandai oleh adanya dualisme kepemimpinan di Yogyakarta. Di satu pihak, keberadaan Sri Sultan HB dan Sri Paduka Paku Alam sebagai sistem kepemimpinan kerajaan atau pemimpin komunitas adat dengan Kraton dan Puro Paku Alaman adalah tempat dimana kekuasaannya berada di tanah Jawi, didukung masyarakatnya (Kawulo Ngayogyakarto Hadiningrat), dengan pemberlakuan sistem hukum adat (Pepakem Ndalem), yang sejak dulu sampai sekarang masih berlaku effektif.
Fakta Jurudis Penetapan Sri Sultan sebagai Gubernur
Fakta juridis konstitusional penetapan Sri Sultan sebagai gubernur oleh pemerintah pusat, dapat ditelusuri sejak adanya piagam penetapan Presiden RI tanggal 19 Agustus 1945 maupun Amanat Sri Sultan Ingkang Sunuwun Kandjeng Sultan dan Amanat Sri Paduka Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arjo Paku Alam tanggal 5 September 1945.
Kemudian secara berkesinambungan diatur dalam berbagai peraturan perundangan secara konsisten, baik pada masa Orde Lama, pemerintahan Orde Baru, dan juga Orde Reformasi. Pengaturan tersebut dapat dilihat pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 18 tahun 1965 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974 tetang Pemerintahan di Daerah, Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dan terakhir Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Pada dasarnya semua UU tersebut mengakui bahwa keistimewaan untuk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, salah satunya adalah pengangkatan Gubernur dengan mempertimbangkan calon dari keturunan Sultan Yogyakarta dan Wakil Gubernur dengan mempertimbangkan calon dari keturunan Paku Alam yang memenuhi syarat sesuai dengan undang-undang”.
Dari berbagai fakta di di atas, tidaklah berlebihan bila pengakuan keistimewaan dan penetapan Sri Sultan sebagai Gubernur diberlakukan di Provinsi DIY. Kedudukan akan status keistimewaan DIY dalam NKRI tidak saja merupakan keniscayaan sejarah, dan konstitusi, melainkan juga fakta sosiologis yang sampai sekarang masih didukung oleh masyarakat Yogyakarta khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Konsekuensi Gubernur DIY pasca Amandemen UUD 1945
Perjalanan sejarah Negara Indonesia dalam penataan pemerintahan daerah selanjutnya, sedikit mengalami goncangan mengingat UUD 1945 pasca amandemen sangat berbeda. Hasil amandemen UUD 1945 Pasal 18 ayat (4) dan Pasal 18B ayat (1) telah menegaskan bahwa, “Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing, sebagai kepala pemerintahan dipilih secara demokratis.” Perubahan ini membawa dampak implikasi yuridis maupun politis terhadap proses demokrasi di Indonesia dimana jabatan publik seperti Gubernur, Bupati, dan Walikota harus dilakukan pemilihan secara demokratis. Penegasan tersebut telah membuka jalan bagi masyarakat untuk melakukan tuntutan perubahan ke arah yang lebih demokratis dalam pengisian jabatan kepala daerahnya.
Disinilah sebenarnya muncul pemasungan bagi akar permasalahan pemilihan model kepemimpinan DIY, dan argumentasi pemerintahpun akhirnya dapat diterima mengapa pemerintah dalam hal ini melalui Mendagri mengatakan opsi yang akan diambil adalah model pemilihan, karena argumennya diletakkan pada konstitusi tertinggi UUD 1945.
Selanjutnya, apakah nantinya UU DIY dapat mengatur masalah pengisian gubernur dan wakil gubernur seperti yang selama ini berlangsung yakni melalui penetapan dan tidak melalui pemilihan ataukah mengikuti model pemilihan sebagaimana yang menjadi opsi pemerintah?
Solusi Model Kepemimpinan DIY
Dari uraian diatas tampaklah benang merah permasalahannya, keistimewaan bagi DIY sepertinya sudah given siapapun tidak bisa menyangkalnya, yang menjadi persolan adalah pengaturan pasal tentang pemerintahan daerah pasca amandemen UUD 1945 yang melahirkan beberapa konsekuensi logis bagi aturan dibawahnya, terutama pada kalimat “dipilih secara demokratis” pada amandemen UUD 1945 Pasal 18 ayat (4) dan Pasal 18B ayat (1).
Karena itu solusinya tidak lain harus ada pemahaman kita bersama akan kata “dipilih secara demokratis” tersebut. Jika pemahaman tentang demokratis diartikan secara nilai dan substansional dari sebuah konsep demokrasi yakni demokratis dalam arti “dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat” dan “kedaulatan berada ditangan rakyat” maka apapun aspirasi masyarakat Yogya tentang kepemimpinan daerahnya itulah yang harus diikuti. Untuk melihat aspirasi masyarakat DIY bisa dilihat dari dua sumber legalitas.
Pertama melalui referendum untuk meminta masukan kepada rakyat DIY tentang model pemilihan kepemimpinan DIY apakah penetapan atau pemilihan, tentunya referendum juga membawa berbagai konsekuensi bagi keberadaan daerah lainnya di Indonesia maupun bagi kewibawaan pemerintah dan NKRI, sehingga referendum terlalu rentan untuk dilaksanakan. Kedua meminta masukan cukup melalui lembaga perwakilan rakyat yakni DPRD. Jika segenap elemen bangsa setuju dengan pemahaman kalimat “dipilih secara demokratis” seperti ini, maka hasil keputusan DPRD DIY tentang model kepemimpinan DIY apakah pemilihan atau penetapan sudah bisa dijadikan landasan legalitas untuk penentuan model kepemimpinan DIY dalam RUU DIY tidak perlu menunggu amandemen UUD 1945.
Namun jika pemahaman kita tentang kalimat “dipilih secara demokratis”, diartikan dalam pemaknaan secara fisik dan lahiriah dalam UU, yang tentunya akan diwujudkan dalam bentuk pemilihan kepala daerah langsung ataupun pemilihan oleh DPRD, maka penentuan legalitas model kepemimpinan DIY harus melalui pemilihan, baik melalui pilkadasung atau melalui mekanisme pemilihan oleh DPRD DIY. Tetapi sekiranya alternatif pemilihan ini tidak bisa diterima oleh lapisan masyarakat DIY dan menimbulkan resistensi yang tinggi bagi masyarakat DIY dan NKRI, maka jalannya tidak lain adalah harus menunggu Amandemen UUD 1945 selanjutnya. Tentunya penantian dan kepastian masyarakat Yogyakarta akan legalitas kepemimpinannya masih tersangkut dilorong amandemen UUD 1945.
Karena itu, solusi terbaiknya tidak lain adalah kearifan seluruh pemimpin dan anak bangsa Indonesia untuk melihat persolan ini dengan jernih dengan meletakkan semangat NKRI dalam bingkai kemajemukan, kesejahteraan, kemaslahatan dan kebesaran bangsa Indonesia. Mari kita tunggu bersama.
Penulis adalah Magister Desentralisasi pada Universitas Lyon 2 Perancis

==============================

Taktik Memberantas Skandal Korupsi

KOPI - Kita tentu sudah tidak asing dengan istilah korupsi. Memang sewajarnya kita anti terhadap tindakan ini karena korupsi merupakan satu bentuk pelanggaran dari standar etika masyarakat yang pada dasawarsa terakhir ini sedang mewabah di masyarakat. Terakhir gaungnya telah "mengguncang" seluruh lapisan rakyat bangsa Indonesia dengan adanya kasus penggelapan pajak dan penyuapan yang dilakukan Gayus Tambunan.
Seorang pegawai Kantor Pajak golongan IIIa yang mempunyai rekening kekayaan dengan nilai Rp 125 miliar plus punya rumah serta apartemen mewah serta 3 buah mobil mewah.
Dari persoalan ini ternyata menyeret pada banyaknya aparat hukum yang terlibat di dalamnya. Baik di Kepolisian, Kejaksaan maupun Pengadilan serta pegawai Pajak sendiri. Di samping itu juga tentunya kita masih ingat dan mengetahui bersama tentang adanya skandal Bank Century yang menghebohkan itu. Hingga kasus itu memaksa DPR RI untuk membentuk Pansus Bank Century untuk mengungkap kasus tersebut. Tetapi dalam kenyataannya sampai sekarang tidak ada penyelesaiannya yang konkret dan cenderung diabaikan bagitu saja, sehingga masyarakat seolah-olah dipaksa untuk melupakan kasus tersebut. Belum lagi ditambah dengan kasus-kasus korupsi lain yang belum dan tidak terungkap sama sekali karena adanya sindikat dan mafia hukum baik itu dari kalangan eksekutif, legislatif mauipun penegak hukum yang berkerja sama dengan para pebisnis nakal/hitam.

orupsi di Indonesia dapat dikatakan cenderung berkembang secara sistematis. Hal ini bagi banyak orang bahwa korupsi bukan lagi suatu hal yang merupakan pelanggaran hukum, melainkan dianggap suatu hal yang bisa dan cenderung menjadi kebiasaan yang sudah membudaya, sehingga tidak mengherankan lagi apabila dalam seluruh penelitian perbandingan korupsi antara negara Indonesia selalu menempati posisi paling rendah. Hal ini bisa dilihat dari data yang terkini dari PERC ( Political and Economic Risk Consultancy) yang berkedudukan di Hongkong menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara paling korup dari 16 negara tujuan investasi di kawasan Asia Pasifik, hal ini tentunya sangat memperhatikan kiat semua sebagai anak bangsa.
Di negara-negara berkembang termasuk Indonesia korupsi sudah semakin merembet ke semua lapisan "semakin besar tinkat dan jabatannya maka semakin besat tingkat untuk dapat melakukan korupsi yang dilakukan" sehinggal hal ini dapat dianggap sebagai penyakit kanker sosial yang akut dan sulit untuk disembuhkan walaupun sebenarnya bisa diatasi dan diberantas dengan cara-cara radikal dan dukungan masyarakat seperti yang dilakukan di Korea, Taiwan, Republik Rakyat China (RRC), Singapura dan Malaysia. Negara-negara tersebut bisa diakatakan negara yang cukup berhasil memberantas korupsi dengan cara yang radikal dan didukung oleh seluruh rakyat. Di Indonesia banyak tindakan yang dilakukan oleh Pemerintah baik itu melalui peringatan moral, tindakan hukum, maupun tindakan administratif namun ternyata semua tidak cukup efektif untuk mengatasinya. Apa sebenarnya yang terjadi? Mengapa korupsi terjadi? Bagimana strategi penanggulangannya? Hal-hal seperti itulah yang ingin saya kupas dan kemukakan dalam tulisan ini dengan harapan mampu menjadi alternatif solusi di negeri tercinta ini.

Fenomena Korupsi
Berbagai penelitian menunjukkan, korupsi ataupun perbuatan sejenis (kolusi, manipulasi, nepotisme, dll) dapat menyebabkan terhambatnya tingkat kesejahteraan bagi rakyat. Penelitian ini juga menunjukkan tidak ada suatu negarapun di dunia ini yang dapat makmur apabila diperintah oleh pemerintah yang korup. Para koruptor itu sudah merampas hak rakyat dari suatu negara dalam mengenyam kehidupan yang nyaman dengan cara menguras kekayaan negara mereka atau secara ekstrim dapat kita sebut "merampok" kekayaan negara dan hak-hak rakyat.

Hal yang lebih memprihatinkan lagi banyak kasus di indonesia ini juga terjadi di pelosok desa, seperti dalam kasus kepala desa yang mengkorup uang Bangdes, dana IDT, bahkan juga BLT maupun Raskin. Sedemikian parahnya korupsi itu, sehingga dapat dikatakan bahwa setiap ada peroyek pasti terjadi korupsi baik itu nilainya besar maupun kecil. Bahkan, bantuan kepada korban musibah atau bencana pun menjadi proyek untuk di korup oleh oknum-oknum petugas.

Kalau kita mau mengamati lebih dalam lagi maka bisa disimpulkan bahwa dalam birokrasi di negara-negara berkembang seperti Indonesia masalah yang sangat menonjol adalah adanya one's loyalties kepada kelompok kecil masyarakat. Sebagian besar pejabat punya klik/kelompok yang anggotanya hanya berinteraksi dengan sesama anggota kelompoknya dalam mencari keuntungan. Demikian juga dengan kedudukan dan jabatannya seperti milik pribadi yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan peribadi dan kliknya. Jabatan dan kedudukan dapat dimanfaatkan untuk bisa melanggar regulasi formal agar dapat memperoleh keuntungan, mengeksploitasi bawahan untuk kepentingan pribadi. Atasan dalam birokrasi , cenderung menyembunyikan dan melindungi pelanggaran atau kejahatan yang dilakukan oleh anggota klik/kelompoknya. Hal tersebut bisa terjadi karena beberapa sebab antara lain, gaji pegawai rendah, sehingga tidak mampu menopang kehidupan keluarganya. Adanya diskresi yang berlebihan dalam struktur birokrasi dan kontrol kelembagaan yang sangat kurang karena tidak berfungsi sebagaiman mestinya serat lemahnya mental individu dan rendah empati terhadap sesama anak bangsa, terutam,a kaum miskin. Hal ini bisa berbentuk sindikat ataupun mafia yang legal, formal, berseragam dan punya otoritas yang besar untuk mengelabuhi masyarakat.

Masyarakat menggap birokrasi dipandang sebagai hukum dan ucapan birokrasi harus diikuti oleh masyarakat, kondisi masyarakat tidak stabil dan mudah terprovokasi, kurang ada atau bahkan tidak ada kepatian hukum, masyarakat kurang mengetahui tentang ever increasing rule dan regulasi. Pemerintah menjalankan kebijakan yang diskriminatif, suka menjalankan norma kelompoknya/kliknya (sindikatnya), golongtannya, ataupun paratinya daripada norma hukum yang ada serta karena adanya degradasi moral masyarakat secara menyeluruh. Fenomena seperti inilah yang menggerogoti dan menghantui negara kita, yang akan selalu menjadi faktor laten yang merusak sendi-sendi bangsa dalam usaha meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dengan demikian perlu ada langkah-langkah dan strategi yang jitu untuk mengendalikannya.

Strategi Pemberantasan Korupsi
Upaya memberantas korupsi, sebenarnya telah lama dilakukan yakni selama umur korupsi itu sendiri. sejak Indonesia merdeka lepas dari penjajahan Belanda, pemberantasan korupsi di Indonesia dapat kita bagi kedalam 3 periode yaitu pada masa orede lama, orede baru dan orde reformasi. Dimasa orede lama ditandai dengan munculnya UU No. 24 tahun 1960 kerena banyaknya kasus korupsi dengan adanya nasionalisasi perusahan-perusahaan Belanda dan asing di Indonesia tahun 1958, korupsi di Pertamina, kaus korupsi gula yang diduga dilakukan oleh Kolonel Soeharto, dan lain-lain. Dimasa orde baru dengan munculnya UU No. 3 tahun 1971dalam pemberantasan korupsi terutama korupsi yang dimulai dari pengusaha tentara atas bisnis-bisnis strategis serta kewenangan yang besar terhadap pejabat-pejabat birokrasi serta didukung secara politik oleh partai Golkar. Di era reformasi sekarang ini memunculkan aturan tentang pemberantasan korupsi yang lebih baik, antara lain dengan adanya UU No. 31 tahun 1999 dan UU No.29 tahun 2001 serta dibentuknya lembaga pemberantasan korupsi yang independen yaitu KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) sehingga banyak kasus sudah mulai dapat dibongkar dan pelakunya dimasukkan ke penjara, namun ternyata masih lebih banyak dan lebih besar kaus-kasus korupsi yang lolos dari jeratan hukum.

Menurut Prof. Dr. Loekman Soetrisno (1996) di Indonesia ada beberapa sebab pemberantasan korupsi tidak berhasil diantaranya pertama, sudah semakin tipisnya jumlah penguasa Indonesia yang tidak melakukan tindakan korupsi. Hal ini terjadi di semua lembaga baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif sebagai penopang dan penegak hukum kita. Kedua, karena masih adanya kebijaksanaan dalam menyelesaikan masalah korupsi di luar hukum, berupa pengembalian sejumlah uang yang digelapkan tanpa harus menghadapkan tersangkanya pada tuntutan hukum dan masih ditambah dengan ringannya hukuman bagi para koruptor sehingga mereka tidak merasa jera dengan tindakan yang tidak terpuji tersebut.

Terlepas dari pendapat tersebut upaya pemberantasan korupsi di berbagai negara dapat dikelompokkan ke dalam empat strategi. Masing-masing strategi menggambarkan sifat komitmen pemerintah dan preferensi pada salah satu jenis ukuran antikorupsi disusun dan diterapkan. Apabila kriterianya kuat tapi pelasanaanya lemah, disebut hesitant. Demikian pula apabila kriterianya lemah tapi pelaksanaanya kuat, juga disebut hesitant. Apabila kriteria dan pelasanaanya sama-sama kuat, dikategorikan (determined). Kriteria lingkungan (environmental), menekankan pada aspek moral dan social dan aktivitas-aktivitas seperti gerakan kesadaran moral, proyek kesadaran masyarakat, perogram penanaman nilai-nilai moral di kalangan anak-anak dan sebagainya.

Empat strategi yang digunakan untuk memerangi korupsi secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama, strategi hesitant environmental yang ditandai dengan tingkat komitmen emosional yang tinggi terhadap usaha mengurangi korupsi. Strategi itu bersifat nonkonstitusional, bersifat sangat ideologis filosofis. Kedua, determined environmental yakni strategi yang terencana dan terintegrasi dengan lebih baik. Sifat dan fokusnya tetap sama dengan strategi yang pertama, yakni menekankan aspek nilai dan moral dengan fokus pada peningkatan kesadaran individual, kelompok dan masyarakat seluruhya tentang efek dari perilaku korup. Kelemahan kedua strategi itu adalah hanya menempatkan ukuran moral, kemasyarakatan, serta ekstra legal dan nonbirokratik.

Ketiga, hesitant institusional yakni strategi yang menekankan pada ukuran kelembagaan dengan sasarannya menetapkan hukum atau undang-undang antikorupsi membentuk kantor atau biro yang menampung keluhan masyarakat untuk memerangi korupsi melaksanakan program kampanye antikurupsi dan perogram pendidikan melalui media masa. Keempat, adalah strategi determined institusional yang mempunayi ciri-ciri adanya ukuran-ukuran yang sistematis dan terkoordinasi untuk mendeteksi dan menghukum perilaku korup atau menguarangi sumber/penyebab korupsi. Dalam strategi itu , kelas pengusaha didorong oleh lingkungan social untuk menciptakan ukuran-ukuran konstitusional, organisasi, dan procedural untuk menghapuskorupsi. Ukuran-ukuran antikorupsi dalam strategi itu lebih konsisten dan permanen serta bersifat memaksa (sanki atau hukum yang tegas). Strategi tersebut meliputi pembentukan badan antikorupsi yang independen yang terdiri atas eksekutif, legislatif dan yudikatif. Sistem insentif dan hukum yang dengan tegas menuntut pelaksanaan ukuran-ukuran antikorupsi sistem pemerintahan yang terbuka dengan sesedikit mungkin diskresi adminitratif, usaha-usaha yang sistematis untuk melakukan reformasi system, prosedur dan praktek untuk mengurangi praktek-praktek korupsi dan media masa yang bebas (AT Rafique Rahman, 1986).

Dari keempat strategi tersebut kalau dilihat indikasinya dan situasi serta kondisi di Indonesia saat ini, maka dapat disimpulkan bahwa strategi yang dipakai di Tanah Air termasuk tipe hesitant institusional.


Hal itu bisa dilihat bahwa di Indonesia sudah banyak undang-undang antikorupsi yaitu UU No. 24 tahun 1960, UU Nomer 3/1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, UU No.31 tahun 1999 dan UU No. 20 tahun 2001. Di samping itu juga banyak lembaga-lembaga yang menangani dan mengawasi dalam pemberantasan korupsi ini seperti Tim Tastipikor, KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), Kepolisian, Kejaksaan, BPK, BPKP, LSM sepeti ICW dan masih banyak lagi. Kemudian di tambah adanya himbauan dari masyarakat, tokoh masyarakat, rohaniawan maupun dari pemerintah sendiri, yang kesemuanya intinya melarang tindakan korupsi yang disertai dengan sanksi dan hukuman yang jelas, serta ditunjang dengan kebijakn-kebijakan pemerintah seperti pengawasan melekat.

Namun, apa yang kita lihat dan rasakan sekarang ini? bahwa yang namanya korupsi makin parah, merajalela di mana-mana dan hampir di semua sector, termasuk di departemen yang dianggap " putih " sekalipu. Hal itu terjadi karena semua rambu-rambu yang telah dibuat bersama hanyalah meruapakan sebuah rambu-rambu belaka. Sedangkan UU hanyalah sebuah aturan main saj, tanpa tau realisasi yang konkret dan tidak tegas di dalam penerapannya, bisa dikatakan tidak konsisten terhadap aturan undang-undang yang dibuat, karena masih memandang jabatan dan kedudukan dari birokrat tersebut dengan demikian implemetasinya kelihatan jelas masih terjadi " Tebang Pilih " dan " Hukum hanya berlaku keras untuk rakyat kecil tetapi lembek untuk pejabat/pengusaha yang korup "

Lembaga-lembaga yang menangani dan mengawasi dalam pemberantasan korupsi, hanya mengawasi saja tanpa ada kewenangan untuk menyelesaikannya secara tuntas, kecuali KPK yang mampu menjadi lembaga yang bisa di harapkan mampu menyelesaikan sampai tuntas kasus-kasus korupsi di Indonesia. Namun dalam pelaksaannya ternyata hanya mampu menangani kasus-kasus yang menjadi sorotan publik, yang nilainya diatas 1 miliyar rupiah, disamping itu masih terjadi tebang pilih sesuai dengan order politik maupun kepentingan pemerintah. Sehingga, hal tersebut menyebabkan ketidak percayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga tersebut, terutama penegak hukum (Polri, Kejaksaan, Pengadilan maupun KPK) serta peraturan perundang-undangan yang ada, dalam keseriusan pemerintah dalam menangani masalah korupsi.

Imbauan dari semua pihak, termasuk rohaniawan sepertinya sudah tidak mampu lagi untuk membendung derasnya arus tindak korupsi. Hal ini menunjukkan strategi yang dipakai di Indonesia dalam memberantas korupsi sampai saat ini tidak berhasil dan tidak efektif sehingga perlu ada alternatif solusi baru yang secara efektif mampu memberantas korupsi di Indonesia yang salah satunya dengan cara menggantikan strategi yang dipakai saat ini. Salah satu strategi yang cocok dengan situasi dan kondisi di Indonesia saat ini, adalah menggunakan strategi yang keras dan radikal, yaitu determined institusional strategy.


Dengan menggunakan strategi itu dimaksudkan agar mampu melakukan tindakan secara sistematis dan terkoordinasi guna mendeteksi dan menghukum para koruptor dan disamping itu juga mencari penyebab korupsi. Secara institusional, perlu undang-undang antikorupsi yang khusus dan keras dimana yang didalamnya memuat sangsi dan hukuman yang jelas, tegas dan keras tapa pandang jabatan, kedudukan dalam birokrasi ataupun di pemerintahan.Perlu di bentuknya badan antikorupsi yang benar-benar independen semacam KPK seperti sekarang ini, dimana pembentukannya dilakukan sampai tingkat Kabupaten/Kota yang anggoatnya terdiri dari orang-orang yang benar-benar independen dan profesional, baik itu dari kalangan masyarakat biasa, eksekutif, legislatif maupun yudikatif yang mempunyai integritas dan komit terhadap pemberantasan korupsi di Indonesia. Peran serta media masa juga perlu diberi kebebasan lebih, sebagai pengontrol untuk mencegah agar mereka yang ingin melakukan korupsi itu terlebih dulu berfikir dua kali bahkan seribu kali mengingat resiko perbuatannya akan di ekspose sehingga di ketahui seluruh rakyat. Salain itu juga perlu ditumbuhkannya lembaga-lemabaga swadaya masyarakat yang mampu menjadi pengontrol tindakan pejabat dan pemerintah untuk mencegah kebocoran anggaran negara, sehingga potensi korupsi relativ bisa di perkecil.

Perlu kembali menggali budaya timur (Indonesia) yang sudah mulai terkikis oleh globalisasi yaitu budaya malu dan bertangguing jawab atas semua perbuatannya. Sehingga rakyat bisa menuntut karena meras dirugikan. Selain itu perlu adanya perubahan sistem politik yang lebih demokratis dan trnsparan agar semua tindakan dan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah mendapat dukungan penuh dari seluruh rakyat.
Dengan melihat dan mengamati kondisi bangsa sekarang ini yang selalu dililit dengan penyakit yang namaya korupsi maka pemerintah dan masyarakat di dorong untuk melakukan langkah-langkah yang keras untuk mengatasinya, yaitu dengan mengubah secara mendasar strategi yang dilakukan untuk memberantas korupsi seperti yang dilakukan di negara-negara  lain. Strategi yang radikal tersebut yaitu dengan determined institusional strategy. Strategi ini dilakukan dengan melakukan tindakan sistematis dan terkoordinasi dengan semua pihak yang terkait, guna mendeteksi dan menghukum para koruptor, tetapi juga sekaligus mencari apa penyebab terjadinya korupsi itu. Denagn cara demikian diharapkan untuk upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan di bumi Indonesia ini dapat mencapai hasil seperti yang kita inginkan bersama sehingga pada saatnya nanti negara ddan pemerintahannya akan betul-betul mampu menjadikan bangsa ini menjadi negara yang gemah ripah loh jinawi, aman, tentram dan sejahtera.............semoga. (*)

Penulis, Drs. Hendarto, M.Si, Dosen Fisip Universitas Tidar Magelang

=================================

Tantangan Jasa Raharja dalam Menyelesaikan Problematika Transportasi Indonesia

KOPI, Pernahkah Anda diturunkan dan dipaksa untuk berganti angkutan oleh awak bus yang Anda naiki, karena bus tersebut tidak bersedia melanjutkan perjalanan? Atau ketika Anda bermaksud berhenti di sebuah halte, bus yang Anda tumpangi tidak berhenti dengan sempurna, karena sedang berkejaran dengan bus yang lain,sehingga Anda harus melompat ala militer? Hal-hal seperti itu sering dialami oleh mereka yang harus menggunakan transportasi umum di Jakarta untuk melakukan kegiatannya sehari-hari.

Ketidaknyamanan ini terjadi karena tidak adanya pengawasan dan sanksi bagi awak bus yang ’menelantarkan’ dan ’mengorbankan’ penumpangnya. Jika penumpang mengeluh, ia harus menerima makian yang kasar dari awak bus, terutama jika penumpangnya perempuan, seperti yang dialami Ani beberapa hari lalu di sebuah halte di jalan Pangeran Antasari. Kopaja yang ditumpangi Ani sedang berkejaran dengan Kopaja dengan trayek yang sama. Di sebuah halte, Ani bermaksud turun, dan ia sudah mengatakannya kepada kondektur. Lalu bus sedang itu memperlambat kecepatannya, namun tidak berhenti sempurna. Sang kondektur menyuruh Ani untuk segera turun dengan kaki kiri terlebih dahulu, namun bus tetap berjalan dengan kecepatan rendah. Mungkin karena gugup, ia turun dengan kaki kanan terlebih dahulu. Terpeleset dan terjatuh lah Ani di depan halte bus. Bukannya menolong, kondektur itu malah mengeluarkan kata-kata yang kasar sambil tetap berdiri di pintu Kopaja yang kembali melaju kencang. Kemana Ani harus mengadu? Tidak ada.
Keselamatan penumpang bukan hal yang penting bagi awak angkutan umum di Jakarta. Yang penting adalah bagaimana mereka bisa mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya yang akan digunakan untuk membayar setoran, pungli di terminal dan jalan, dan sebagian kecil untuk dibawa pulang. Sedangkan kenyamanan adalah barang langka jika Anda bepergian menggunakan kendaraan umum di Jakarta. Walaupun sudah ada larangan merokok di angkutan umum, asap rokok masih mengepul di dalam kendaraan umum, terutama di dalam bus sedang (Metromini dan Kopaja). Uniknya lagi, kegiatan terlarang ini dilakukan, seringnya, oleh awak bus. Belum lagi orang membuang sampah dan ludah sebarangan, serta tambahan suara sumbang pengamen yang memaksa meminta uang. Lengkap sudah penderitaan penumpang.
Selain membahayakan penumpang, ulah pengemudi bus ini juga membahayakan pengguna jalan lainnya, seperti mengemudi dengan kecepatan di luar batas, berhenti sebarangan, saling mendahului dengan cara ugal-ugalan, dan melaju bukan di jalurnya. Menurut Kepolisian Polda Metro Jaya dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), bersama motor, angkutan umum (mikrolet, bus sedang, dan bus besar) adalah pelanggar rambu lalu lintas terbanyak, perebut hak pejalan kaki, pemicu kecelakaan lalu-lintas, dan biang kemacetan. Pada jam sibuk, karena sudah penuh sesak di dalam bus, sering kita lihat penumpang yang bergelantung di bagian pintu. Apalagi setelah kemacetan bertambah parah di Jakarta yang membuat jadwal kedatangan dan keberangkatan bus menjadi sangat kacau. Saat ini bus besar yang beroperasi di Jakarta mencapai 3.723 unit, bus sedang 3.486 unit, mikrolet 12.984 unit, dan taksi 14.352 unit. Akibat kemacetan ini, menurut Herry Rotty (Ketua Organda DKI Jakarta), pendapatan harian turun sekitar 1,7 miliar rupiah.
Faktor keselamatan dan kenyamanan yang buruk dari angkutan umum telah memicu orang untuk tetap menggunakan kendaraan pribadi bagi keperluan mobilitasnya, walaupun kini sudah beroperasi 7 dari 10 koridor busway yang direncanakan oleh pemerintah DKI Jakarta yang menjanjikan keselamatan dan kenyamanan yang lebih baik. Mulanya memang nyaman, tapi makin hari, makin terus berkurang kenyamanannya. Penumpang sangat padat, jadwal kedatangan makin tidak tentu, dan sistem feeder makin kacau. Belum lagi, jalur khususnya sering digunakan oleh kendaraan lain, sehingga tidak ada bedanya dengan menggunakan transportasi umum lain. Terjebak kemacetan. Padahal salah satu alasan orang menggunakan busway adalah faktor kelancarannya, karena melaju di jalur khusus. Bus umum lain, baik besar maupun sedang, sering melakukan atraksi yang sangat berbahaya ketika mereka menerobos jalur khusus busway, yaitu menurunkan penumpang di jalur busway, sehingga penumpang harus menghadapi risiko ditabrak kendaraan karena menyeberang tidak di tempatnya.
Selain masalah disiplin, masalah pungli di terminal, jalan, dan tempat lainnya, harus menjadi perhatian juga. Herry Rotty mengatakan jumlah pungli di DKI mencapai angka 1,1 miliar per hari. Angka itu baru dipredikasikan dari pungli di terminal dan jalanan, belum di tempat uji KIR dan tempat lainnya. Bahkan angka ini mencapai besaran 17 triliun rupiah per tahun untuk seluruh Indonesia. Jika pemerintah DKI Jakarta tidak membenahi angkutan umum ini, termasuk masalah pungli, bisa dipastikan terjadi hal-hal yang makin membuat kacau perlalulintasan di ibukota negara ini. Data dari Polda Metro Jaya menunjukkan bahwa penambahan mobil baru di Jakarta, rata-rata, sebesar 250 unit per hari dan sepeda motor sebesar 1.250 unit per hari (diperkirakan peningkatan jumlah kendaraan adalah sebesar 5 persen per tahun). Tahun 2007, kurang lebih, terdapat 4 juta unit kendaraan yang melaju di jalan-jalan di Jakarta yang panjangnya hanya 7.576,512 kilometer. Jumlah ini hanya sekitar 6,5 persen dari luas DKI Jakarta. Idealnya panjang jalan adalah 15 persen dari luas total wilayah. Sedangkan penambahan jalan per tahun hanya 0,1 persen. Bayangkan kemacetan yang akan terjadi beberapa tahun ke depan.
Komposisi kendaraan berdasarkan data hingga Oktober 2007, terdiri dari 43 persen kendaraan roda empat, 57 persen kendaraan roda dua. Kemudian 98,5 persennya adalah kendaraan pribadi. Sisanya adalah angkutan umum. Fakta yang membuat Jakarta tambah macet adalah kendaraan pribadi, 98,5%, yang hanya mengangkut 44% pengguna jalan, sedangkan angkutan umum, 1,5%, mengangkut 53% pengguna jalan. Selain kemacetan yang semakin parah, akan terjadi pemborosan penggunaan energi. Menurut Menteri Negara Perencanaan Pembangunan, Paskah Suzetta, kemacetan di DKI Jakarta mengakibatkan terbuangnya energi senilai 7 triliun rupiah! Sedangkan menurut Kompas (5/11/2007), kemacetan ini telah menimbulkan kerugian material sebesar 42 triliun rupiah.
Salah satu prinsip dasar dari pengelolaan angkutan adalah meminimalkan penggunaan waktu, energi, dan biaya dari pemakai jasa angkutan penumpang umum; serta mewujudkan angkutan umum sebagai sarana yang menarik untuk melakukan perjalanan sehari-hari. Jika prinsip ini dapat dijalankan, maka diharapkan pemerintah mampu menyediakan sistem transportasi umum yang memadai, sehingga masyarakat mau beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum yang akan menekan tingkat berbagai kerugian yang sudah maupun yang akan terjadi. Salah satu pilihan yang sudah dilakukan beberapa orang adalah mengunakan sepeda sebagai alat transportasinya. Tapi apakah perkantoran sudah menyediakan tempat parkir yang layak? Apakah tersedia kamar mandi untuk membersihkan badan yang sudah berkeringat? Apakah pemerintah sudah memikirkan keselamatan para pesepeda ini di jalan raya?.
Menjelang Mudik Lebaran, Terminal Pakupatan Serang Rampung Diperbaiki
Menjelang arus mudik Lebaran, Terminal Pakupatan di Kota Serang telah rampung diperbaiki. Namun masih ditemukan emplacement (area jalur) terminal yang dibiarkan rusak karena keterbatasan anggaran.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Serang Nana Suryana mengakui masih banyak titik di Terminal Pakupatan yang rusak. “Titik yang masih rusak memang tidak tercantum dalam perbaikan yang dilakukan sekarang,” ujar Nana didampingi Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Serang Edinata Sukarya dan Manajer Proyek PT Rhina Sari Kencana Luki Ahmad Rizal di sela-sela peninjauan persiapan Terminal Pakupatan.
Nana mengatakan, walaupun perbaikan terminal telah rampung dikerjakan tetapi ada kesan yang muncul dari masyarakat bahwa terminal belum rampung karena masih banyak titik di terminal yang rusak. Kata dia, titik-titik yang rusak, ada yang terjadi sebelum perbaikan dan terjadi saat perbaikan. Kerusakan yang terjadi saat perbaikan dinilai Nana akibat aktivitas terminal yang terus berjalan.
Ia mengatakan, titik yang mengalami rusak terparah berjumlah empat titik. Dari empat titik itu, satu titik di antaranya mengalami kerusakan terparah yakni di dalam area parkiran, dekat dengan jalur keberangkatan. Perbaikan terminal yang dilakukan saat ini baru mencapai 30% dari luas terminal yang mencapai 2 hektare. Dikatakan, luas emplacement yang diperbaiki yakni 1.087,50 meter kubik. Dengan begitu, masih ada 70% emplacement yang belum diperbaiki.
Pantauan penulis, di sisi pembetonan emplacement bagian jalur masuk masih terdapat sisa-sisa pekerjaan yang menumpuk, sehingga jalur yang seharusnya dilalui angkutan kota (angkot) tidak bisa dilalui. Di tempat yang sama, Edinata mengatakan, rusaknya sejumlah titik di terminal akan menghambat arus mudik.Pihaknya kembali akan mengusulkan anggaran untuk perbaikan Terminal Pakupatan dari Pemprov Banten Rp 2,1 miliar, Rp 2,5 miliar dari pemerintah pusat, dan Rp 2,5 miliar dari Pemkot Serang.
Sehingga, total anggaran Rp 7,1 miliar. Namun, sebenarnya, kata Edinata, anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan terminal secara keseluruhan Rp 23 miliar. Sementara Dishub Pemkot Tangerang menyiapkan 140 unit armada cadangan untuk mengantisipasi lonjakan pemudik. Sedangkan, armada yang telah disiapkan untuk menghadapi arus mudik dan arus balik sebanyak 213 unit dengan jumlah 66 trayek. Kendaraan itu merupakan AKAP dan AKDP. Untuk trayek ke Pulau Jawa disiapkan sebanyak 171 unit kendaraan dengan jumlah 54 trayek dan untuk Pulau Sumatera disiapkan 42 unit kendaraan dengan jumlah 12 trayek.
Jalan Rusak Parah, Masyarakat Merasa Terganggu
Kondisi jalan di Sub-Terminal Artabuana di dekat Plasa Badak rusak parah. Aspalnya terkelupas hingga menyisakan tanah dan batu. Di musim hujan, sub-terminal ini becek sehingga menyulitkan masyarakat, terutama pedagang dan sopir angkutan kota (angkot) yang melintas. Oman, pedagang sayuran, mengaku jalan rusak di Sub-Terminal Artabuana menyulitkan dirinya mengangkut barang dagangan. Proses bongkar muat barang menjadi lebih lama karena mobil yang dipakai mengangkut sayuran terhambat lubang jalan yang menganga. “Kalau musim kemarau agak mending karena tanahnya kering. Tapi kalau hujan sedikit saja, pasti beceknya minta ampun. Kalau sudah begini bukan hanya proses bongkar muat barang dagangan yang terhambat, omzet kami juga turun karena pembeli malas datang,” ungkapnya Minggu (15/8/2010).
Hal senada disampaikan Lia Omilia. Pemilik warung asal komplek Cigadung Mandiri ini malas lewat Sub-Terminal Artabuana saat hujan lantaran becek. “Sebenarnya malas karena becek sekali, tapi mau gimana lagi soalnya sebagian besar pedagang langganan saya letak kiosnya dekat sub-terminal ini. Saya sih berharap pemerintah segera memperbaiki,” katanya. Kepala Dishubkominfo Fery Hasanudin mengatakan, pihaknya sudah mengajukan rehab Sub-Terminal Anten dan Artabuana pada 26 Januari 2010. Namun pengajuan melalui surat bernomor 551.11/71/I/2010 itu tak mendapatkan respons dan tak dimasukkan dalam APBD 2010.
Fery berharap, meski dalam APBD Perubahan 2010 usulan rehab tak masuk, DPU bisa merespons sehingga pada 2011 proyek tersebut bisa direalisasikan. Hal itu, lanjut Fery, penting lantaran fasilitas tersebut dipakai untuk kepentingan umum.

Comments
Add New

=========================================

Memindahkan Gunung Uang

KOPI, Setiap hari tongkang-tongkang batubara berangkat meninggalkan puluhan pelabuhan yang terdapat di 2 kabupaten di Kalsel; Tanah Bumbu dan Kotabaru (dulunya bersatu sebelum 2003). Tongkang-tongkang tersebut mengangkut batubara dengan muatan antara 3 ribu MT hingga 8 ribu MT, dibawa ke beberapa pelabuhan di pulau Jawa, bahkan ke mancanegara.
Penambangan batubara di beberapa wilayah kabupaten di Kalsel mengalami booming menjelang tahun 2000. Ratusan pengusaha baik lokal maupun luar daerah berdatangan mengadu untung mengeruk isi perut bumi Kalsel, propinsi paling kecil di pulau Kalimantan. Mula-mula mereka melakukan penambangan secara ilegal yang dulu dikenal dengan istilah PETI (Penambangan Tanpa Ijin). Aktivitas penambangan ilegal tersebut bisa berlangsung dengan adanya permainan oleh para oknum instansi terkait, Dinas Pertambangan, Dinas Kehutanan dan pihak Kepolisian.
Banyak diantara para ilegal miner itu yang menjadi OKB (Orang Kaya Baru), yang kini ada yang masih bertahan dan terus maju pesat usahanya, namun tak sedikit yang sudah gulung tikar. Sebelumnya para pengusaha kecil lokal hanya bisa jadi penonton dan menyaksikan lalu lalangnya mobil pengangkut batubara milik perusahaan besar pemegang PKP2B (Perjanjian Kontrak Pengusahaan Batu Bara) seperti PT. Arutmin Indonesia dan PT. Adaro Envirocoal.
Namun dengan adanya wewenang Kepala Daerah yang dapat mengeluarkan ijin Kuasa Pertambangan (KP, kini namanya Ijin Usaha Pertambangan), terbitlah ratusan perijinan yang membolehkan banyak perusahaan dapat melakukan penambangan batubara. Dampak dari banyaknya aktivitas perusahaan pertambangan adalah, tersedianya lapangan kerja, banyaknya pendatang dari luar daerah, serta meningkatnya kehidupan masyarakat secara ekonomi, namun juga kerusakan alam yang hebat.
Jika melihat kepada mereka yang kondisi ekonominya berubah membaik pasca adanya aktivitas penambangan batubara, tentu orang mengira itu berlaku bagi semua lapisan masyarakat. Tapi nyatanya sangat banyak masyarakat yang sama sekali tak tahu menahu dan tak terlibat ikut dalam kegiatan penambangan. Bahkan mereka itu justru ikut merasakan akibat buruk dengan adanya aktivitas penambangan. Kiranya hanya segelintir masyarakat daerah yang betul-betul ikut merasakan keuntungan dari adanya aktivitas penambangan; para karyawan/pekerja tambang, maupun para pemilik lahan yang tanahnya terkena lokasi KP.
Berpindahnya isi perut bumi berupa gunungan batubara yang dikirim yang menjadikan tumpukan uang, tidak mencerminkan kemakmuran masyarakat daerah. Yang justru menikmati keuntungan adalah mereka yang memiliki modal, ikut terlibat di berbagai kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas penambangan. Malahan para pemilik modal itu lebih banyak yang datang dari luar daerah, bila boleh disebut, mereka kebanyakan dari Jakarta dan kota-kota besar di pulau Jawa.
Gunung uang itu bukan ditumpuk di daerah, tapi di pulau Jawa terutama di Jakarta. Meski pengusaha lokal, setelah mereka berhasil, mereka lebih suka membelanjakan uangnya di luar daerah ; membangun rumah maupun membeli apartemen di beberapa kota besar di pulau Jawa. Wajah bumi Kalsel kini banyak dipenuhi oleh kawah-kawah tergenang air bekas galian tambang yang ditinggalkan begitu saja tanpa reklamasi.
Operasi penertiban tambang sering dilakukan oleh instansi dan lembaga terkait, namun sesudahnya kembali lagi seperti semula. Penertiban tampaknya hanya bersifat sporadis dan formalitas, yang mana dengan dalih demi perut orang banyak, akan dibiarkan sambil pura-pura merem.
Jika menyaksikan banyaknya kawah-kawah bekas galian tambang yang menganga lebar dan dengan kedalaman puluhan meter, saya seringkali suka berpikir, bagaimana seandainya semua itu dapat dipindahkan ke halaman kantor Departemen ESDM, ke Manggala Wana Bhakti, atau ke Mabes Polri, supaya mereka tak lagi susah menggali tanah untuk bikin kolam.

Comments
Add New

==============================

Wartawan dan Premanisme Jurnalistik

KOPI, Teman saya seorang pekerja pers, atau sebut saja wartawan. Ketika diajak oleh rekan-rekannya sesama profesi agar bergabung dalam sebuah kelompok profesi, ia menolak. Teman saya itu dikenal cukup kritis meskipun belum bisa dibilang idealis mengungkapkan kenapa ia menolak gabung.
Menurutnya, kelompok, perkumpulan, maupun organisasi sekalipun, tak jarang digunakan untuk tujuan-tujuan yang hanya lebih mengedepankan kepentingan mereka yang berkumpul di situ daripada kepentingan umum. Teman saya itu rupanya sudah sangat apriori dengan yang namanya kumpulan profesi.
“Bila bergerak sendiri itu dapat duitnya cuma bisa sedikit, karena powernya kecil. Tapi bila banyak otomatis powernya besar, dan cari duitnya juga bisa banyak dan besar,” katanya berasumsi.
Ia cerita panjang lebar tentang kondisi para pekerja pers di daerahnya kepada saya. Menurutnya beberapa tahun lalu puluhan wartawan membentuk semacam kelompok dengan tujuan agar sesama wartawan bisa kompak dalam menghadapi berbagai permasalahan menyangkut tugas dan profesi. Namun pada kenyataannya kelompok tersebut oleh beberapa pengurusnya digunakan untuk pressure ke Pemda, Pejabat, serta para pelaku usaha. Jadinya kelompok tersebut tak bedanya dengan kumpulan para preman yang memungut upeti.
Teman saya itu menyebutkan beberapa rekannya wartawan malah ada yang minta-minta proyek ke Pemda setempat, dan tentunya saja ini dilakukan dengan pressure juga bila tak mau disebut intimidasi. Biasanya mereka mengancam akan mencari-cari kesalahan dan memberitakan pejabat yang bersangkutan bila tak bersedia memberi proyek.
Ada pula, menurut teman saya itu beberapa rekannya yang memungut jatah dari tiap pengusaha yang nakal. Namun kebanyakan wartawan yang bertindak begitu adalah mereka yang tak memperoleh gaji dari perusahaan media tempatnya bekerja. Dan dari beberapa orang wartawan yang kebetulan saya kenal, mereka mengaku tak diberi gaji maupun fasilitas. Bahkan mereka itu untuk bergabung menjadi wartawan mesti merogoh kocek membayar untuk sebagai deposit jaminan agar bisa dikrimi Koran, yang nota bene dalam hal ini di Koran tersebut terdapat berita yang mereka cari dan kirim. Istilahnya mereka mencari dengan biaya dan tenaga sendiri, kemudian berita diterbitkan, mereka pula yang beli korannya.
Kondisi beginilah yang memicu para wartawan melakukan praktik premanisme jurnalistik. Kondisi seperti kebanyakan diciptakan oleh penerbitan media cetak yang mana wartawannya tak digaji. Dengan hanya diberi surat tugas dan ID Card (kartu pers), wartawan dilepas layaknya sukarelawan yang diberi senjata dan amunisi.
Nah, mereka yang seperti itulah di daerah saya yang kemudian berhimpun dalam salah satu kepengurusan daerah dari organisasi profesi wartawan tertua di Indonesia. Tujuan mereka itu apalagi kalau bukan ingin mempertahankan eksistensi dan supremasi, serta lahan yang selama ini sudah mereka dapatkan dan bina sekian lama. Lalu apa yang bisa diharapkan oleh publik dari mereka itu, para wartawan dengan praktik premanisme jurnalistik?

===========================

Spanduk Besar "Ini Tempat Pelacuran"

KOPI, Keberadaan lokasi pelacuran (bukan lokalisasi) di daerah saya sudah hampir 3 dekade. Sejak daerahku masih berstatus kecamatan hingga kabupaten, tempat pelacuran tetap eksis, bahkan semakin meningkat jumlah PSK yang mondok. Upaya dan usaha Pemda setempat sudah sangat sering agar para PSK itu meninggalkan lokasi. Tapi tetap saja setelah dipulangkan ke kampungnya, mereka kembali lagi.
Apalagi dengan makin ramainya aktivitas penambangan batubara dan bijih besi, daerah saya menjadi target dan daya tarik oleh para PSK. Para pekerja tambang banyak yang membelanjakan uang gajinya ke tempat pelacuran. Upaya dengan melakukan publikasi serta sosialisasi terkait para penghuni lokasi pelacuran yang jumlahnya puluhan positif terinveksi virus HIV, tak menyurutkan langkah para PSK yang datang mengadu nasib. Demikian juga para pemakai jasa PSK kian banyak.
Jarak lokasi pelacuran di daerah saya cukup jauh dari pemukiman warga, berada di lereng gunung. Puluhan tempat mondok para PSK itu berupa rumah tinggal yang diperlengkapi ruangan tempat praktik, serta tempat memutar musik berupa mini pub. Menurut catatan Dinas Sosial setempat, terdapat sekitar 400-an PSK yang kebanyakan berasal dari pulau Jawa. Lokasi mereka ini layaknya sebuah pemukiman tersendiri yang terasing dari pemukiman warga.
Mereka biasanya pulang istirahat ke kampungnya saat minggu terakhir bulan puasa, karena di bulan suci itupun mereka tetap menerima dan melayani tamu. Pemerintah Daerah setempat bukan tak pernah mengambil tindakan. Pernah lokasi ditutup, namun dampaknya malah para PSK itu berpraktik secara freelance di hotel, penginapan, maupun di rumah kos yang mereka kontrak yang berbaur dengan warga. Dan yang selalu terjadi mereka pun kembali berpraktik di lokasi semula bila situasi mulai mereka anggap kondusif.
Suatu kali saya sempat berbincang secara bergurau kepada salah seorang pejabat setempat yang tampaknya punya perhatian terhadap keberadaan lokasi pelacuran itu. Saya katakan ke pejabat tersebut, keberadaan lokasi pelacuran berikut para pengunjungnya itu salah satunya disebabkan oleh lokasi yang jauh dan tersembunyi, serta ilegal.
Menurut saya bila saja Pemda setempat melegalisasi, menyediakan lokasi di tengah-tengah kota, namun dengan memberikan tulisan besar “ini tempat pelacuran” di 4 penjuru lokasi, maka aku katakan ke pejabat itu para calon pengunjung pasti mikir berkali-kali sebelum mendatangi tempat mesum itu. Karena tentu saja setiap orang yang akan berkunjung kesitu terlihat oleh banyak orang. (Dan ini, bisa-bisanya saya yang mengarang alasan).

Comments
Add New

=================================

Kabinet dan Pendidikan

KOPI, Setahun sudah kabinet Indonesia bersatu Jilid II yang dipimpin oleh SBY-Budiono berjalan perubahan yang menunjukkan kemajuan dan masalah-masalah dasar yang terdapat dalam sistem pendidikan. Kemajuan lain adalah berdiri atau berkembangnya sekolah-sekolah elite di sejumlah kota besar yaitu: Bandung, Yogya, Semarang, Surabaya, Malang, Medan, dan kota-kota lainnya. Diantara sekolah-sekolah jenis ini, ada yang dinamakan Rintisan Sekolah Berbasis Internasional (RSBI) dan Sekolah Berbasis Internasional (SBI).
Disamping perubahan-perubahan mengembirakan terlihat juga perubahan yang menunjukkan kemunduran. Paling mendasar dari gejala ini adalah bertambah besarnya jumlah anak-anak miskin yang tak mampu bersekolah. Persentase penduduk miskin masih sangat tinggi dan karena itu persentase siswa-siswa yang tidak mampu menyelesaikan pendidikan menengah pertamanya, karena kemiskinan juga sangat tinggi. Jumlah sekolah terlantar dan memprihatinkan masih banyak di sejumlah daerah dan tidak ada tanda-tanda pemerintah turun tangan.
Kenyataan ini antara lain memicu munculnya lembaga-lembaga pendidikan non formal yang kemudian disebut lembaga pendidikan alternatif. Harapanya tentu sekolah mendapat fasilitas pembelajaraan memadai dan kualitas guru-guru terus ditingkatkan.
Salah satu masalah dasar pendidikan Indonesia ialah tidak ada adanya hubungan yang erat antara birokrasi pendidikan dan masyarakat pendidik di luar birokrasi. Keputusan- keputusan penting dalam pendidikan sampai sekarang lebih banyak dilakukan birokrasi, sementara masyarakat pendidikan tidak cukup memahami maksud kebijakan-kebijakan baru.
Masalah dasar lainya adalah kurikulum sekolah yang kelihatannya sukar sekali berubah. Dalam hal ini sekolah kita dan pendidik Indonesia berwatak konservatif. Konservatisme memang perlu untuk mengimbangi progresivisme yang tanpa arah. Akan tetapi, kalau kita terlampau konservatif, kita akan menjadi kaku dan akan menjadi manusia Indonesia yang kaku dalam belajar.
MENURUT PENDAPAT SAYA: Bahwa ada banyak kemajuan, kemunduran dan banyaknya masalah pendidikan tidak dapat dipandang sebagai hasil kerja sesuatu pihak saja. Yang bertanggung jawab semua itu adalah kita semua bukan hanya birokrasi pendidik saja.
Ilmu pengetahuan adalah eksplisitasi realitas yang diketahui manusia dimana mempunyai perangkat yang terdiri atas kemampuan-kemampuan, seperti indera (skill untuk menangkap kebenaran realita secara fisik dan bersifat parsial), naluri(skill survive), akal (skill memahami hubungan sebab akibat), rasa(skill menangkap harmoni dan keindahan realitas), karsa(pendorong tingkah laku ke yang lebih baik).
Pada umumnya, filsafat pada pendidikan merupakan kegiatan reflektif yang bertujan menapaki bagian/pembahasan lebih lanjut. Nilai sangat berpengaruh dalam penentuan tujuan ilmu pengetahuan dan kegiatan ilmiah. Beberapa pendapat tentang ilmu:
- Jacob bronowski: ilmu bertujuan mencari sesuatu yang benar di dunia.
- Victor reisskop: tujuan pokok ilmu bukan pada penerapan, melainkan mencapai pemahaman terhadap kaidah tentang proses ilmiah.
- Carl G. Hempel dan Paul Oppenhiem: sebagai penyelidikan rasional, khususnya penelitian ilmiah.
Para ilmuwan berpendapat sangat perlunya memasukkan nilai- nilai etik, kesusilaan dan kegunaan untuk melengkapi nilai kenenaran sebuah ilmu.
Berpikir merupakan ciri utama manusia. Hal ini yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Ada 2 macam cara berfikir, yakni ilmiah (berpikir dengan pola penalaran dengan sarana tertentu yang cermat dan akurat) dan alamiah (pola penalaran yang didasarkan atas pengalaman sehari-hari yang dipengaruhi oleh interaksinya dengan alam sekitar).
A. BAHASA
Bahasa digunakan dalam berkomunikasi, baik pengetahuan, perasaan, dan pemikiran lain yang konseptual. Bahasa ada 2, yakni bahasa alami (bahasa sehari- hari) dan bahasa buatan (bahasa yang disusun sedemikian rupa dengan pemikiran dan tujuan tertentu). Bahasa artificial mempunyai fungsi yaitu, fungsi emotik/ estetik, fungsi afektif/ menimbulkan efek psikologis, fungsi simbolik/ komunikasi ilmiah. Simpulannya, bahasa sangat penting dalam ilmu sebagai media komunikasi ilmiah.
B. LOGIKA
Logika dapat diartikan sebagai bentuk pengambilan keputusan dalam berpikir, yang terdiri dari logika deduktif (penarikan kesimpulan dari ummum ke khusus) dan induktif (menyimpulkan dari khusus ke umum). Logika menuntun dan menjaga proses berpikir terhindar dari kekeliruan sehingga pemikiran akan menjadi lebih cermat dan efektif.
C. MATEMATIKA
Matematika merupakan pengetahuan yang memberikan bahasa, proses dan teori sebagai bentuk kekuasaan. Ciri utama matematika adalah metode dalam penalaran yang secara induksi dan analogi yang dihasilkan dari pengamatan. Matematika juga merupakan bahasa yang simbolik, dimana terdiri atas lambang-lambang yang berbahasa. Jadi dapat disimpulkan bahwa matematika berkaitan erat dengan logika. Ini didapat sebagai metode berpikir logis.
D. STASTISTIKA
Adalah sebuah ilmu yang berhubungan dengan cara pengumpulan data, pengolahan dan penganalisisan yang akhirnya dipakai sebagai penarikan kesimpulan. Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari simpulan yang ditarik. Dua hal yang harus diperhatikan dalam penarikan kesimpulan melalui statistika adalah sample yang bersifat representative, dan cara penarikan yang shahih.