Jumat, 15 April 2011

Susah Payah demi 5 Liter Minyak Tanah

KOPI, KOTA LANGSA - Pemandangan seperti ini mungkin sangat asing atau jarang terjadi di kota-kota besar apalagi di Ibukota kita “Jakarta”. Program subsidi gas elpiji 3 kg yang digalakkan di Ibukota ternyata tidak berlaku di kota-kota lain di wilayah Propinsi Aceh. Dengan alasan banyak kasus gas meledak dan cenderung masih kurangnya sosialisasi penggunaan gas elpiji di masyarakat.
Hal tersebut dapat dilihat saat antrian panjang jiregen-jiregen berukuran 5 liter yang sudah dekil dan lusuh karena warnanya sudah memudar terkena panasnya terik matahari, namun masyarakat Gang Keluarga, Gampong Jawa, Kota Langsa tetap setia menunggu jerigen-jerigen mereka.

Perjuangan masyarakat Gampong Jawa cukup panjang dan melelahkan demi mendapatkan 5 liter minyak tanah. Sejak pukul 10.30 wib mereka harus menunggu dan menunggu sampai mobil tangki minyak tanah datang sekitar pukul 14.00 wib.
"Rasanya tidak sia-sia dan membuang waktu percuma asal mendapat minyak Mas. Jerigennya ditungguin saja kadang-kadang ngga kebagian Apalagi ngga ditungguin, apes dua kali dech,” ungkap Ibu Rina 42 th warga Gampong Jawa.
Dalam satu minggu tiga kali pengiriman minyak tanah ke agen-agen di Kota Langsa yaitu hari Senin, Rabu dan Jum’at.
Sekali pengiriman agen hanya mendapat jatah sekitar 2 ton – 3 ton, namun kadang-kadang tidak mencukupi untuk kebutuhan warga karena adanya oknum agen ”NAKAL”. Minyak tanah dijual ke warga dengan harga sekitar Rp 17.000,- / 5 liter. Kalau dijual ke tengkulak di daerah Medan harga bisa sampai Rp 30.000,- s/d Rp 40.000,- Kelakuan para agen nakal ini jelas merugikan warga miskin.

Tidak ada komentar: